Aku pertama kali baca komik saat aku SD. Bacanya kudu pinjam dan bayar. Saat itu 1 komik dihargai 50 rupiah. Murah banget kan. Kalau sekarang mau pinjam komik di rentalan, harganya bermacam-macam, dari harga Rp.500,- s.d Rp.3000,- per buku. Kadang mikir juga, minjam aja kok mahal bingit. Cuma kalau mau beli, juga nggak ada uang. Selain itu, tar kalau udah baca dan tahu ceritanya, malas buat ngulang lagi. Tar numpuk dan akhirnya menuh-menuhin rak buku. Apalagi kalau berseri sampai puluhan dan belum tamat hehehehehehe. DILEMA……..
Komik yang aku baca pertama kali itu Pansy. Mungkin ada yang tau komik ini?? Aku terkesan banget sama komik ini, sampai-sampai waktu mau lulus SD dan kudu tandatangan Ijasah, aku pake kunci G untuk bentuk tandatanganku ini dan tandatangan ini aku pakai seumur hidup hahahahaha. Selain itu masih banyak komik-komik yang lain yang aku baca sampai aku SMU, kuliah bahkan sampai sekarang. Misalnya komik karangan Kimoko Uehara, Naoko Takeuchi (gara-gara Sailormoon, aku jadi gila. Semua yang berbau Sailormoon, aku punya. Bahkan aku jadi seneng gambar. Bahkan sampai kuliahpun, kebiasaan gambar komik nggak bisa ilang sampai-sampai temen-temen aku pada pesen buat gambarin diklat mereka supaya cover diklat mereka nggak membosankan. Cuma sekarang jari-jari udah kaku buat gambar orang komik. Bisanya gambar pemandangan yang nggak karu-karuan hahahahahaha. Sorry jadi curhat).
Lalu ada Suzue Miuchi (komik karangan dia sampai sekarang belum tamat, padahal udah 20 tahun lebih), Gosho Aoyama (ini juga sama aja. Nggak tamat-tamat sampai sekarang), Kyoko Hikawa (ini membuat aku berkhayal, suatu hari pingin punya cowok tinggi, perhatian, penyayang, dan hanya cinta sama aku hahahahaha), Yoshito Yamahara (dulu pas aku SMP, aku sampai buat game sama adekku, kapan komik ini bakal tamat. Waktu itu aku bilang, mungkin pas aku SMU. Tapi kenyataannya saudara-saudara, sampai sekarang komik ini masih gantung ceritanya karena pengarangnya ternyata sudah meninggal sebelum menyelesaikan komik ini. Sedih banget), Nabuhiro Watsuki (dari sini aku pertama kali kenal dunia samurai), Takehiko Ineoe ( suka ketama sendiri pas baca komik ini), Akimine Kamijyo (4 kali aku ngulang baca cerita ini dari awal sampai tamat. Kalau dipikir-pikir ternyata aku gila juga ya hahahahahaha), Yoshiki Nakamura (komik ini pernah dibuat film versi Taiwan. Cuma menurutku lebih keren komiknya dibanding filmnya) dan masih banyak komik-komik lain yang nggak bisa aku sebutkan satu persatu pengarangnya. Apakah dari antara kalian ada yang juga mengikuti hasil karya para komikus ini?
Dibeberapa komik yang aku baca, ada tips-tips yang dibagikan. Ada tips masak memasak, tips membuat souvenir, tips merawat tanaman, tips merawat hewan, tips otak atik mesin kendaraan, tips supaya tampil lebih modis, bahkan tips menyusun kejatan juga ada. Kalau si komikus lagi traveling, mereka akan berbagi cerita tentang perjalanan mereka. Jadi ada beberapa hal yang sebenernya bisa kita pelajari dari komik-komik yang beredar. Tapi ada juga komik yang nggak mendidik hahahahahaha.
Sampai sekarang aku masih suka baca komik. Entah komik Jepang, Taiwan, Korea, China. Memang sih tiap pengarang dan negara punya keistimewaan sendiri-sendiri dalam menciptakan kisah di komik yang mereka buat. Kalau komik Jepang – banyak percintaannya. Korea – banyak membahas kaya, miskin dan premanisme hahahahaha. China – kebanyakan ilmu beladiri dan spiritismenya. Taiwan – beberapa yang aku baca membahas dunia showbiz. Ini menurutku ya. Mungkin menurut kalian beda lagi hehehehehe.
Oya, baru-baru ini aku baca komik yang menurut aku bagus dan bermanfaat banget. Membahas tentang dunia memadupadankan pakaian. Cuma sayang aku cari yang bahasa Indonesia belum ada. Saking isengnya, beberapa hari ini aku coba terjemahkan komik ini ke bahasa Indonesia. Ya bentuknya bukan komik sih tapi berbentuk cerita seperti yang bertebaran di PAS. Aku tau dan menyadari keterbatasan tata bahasa dan keamburadulan bahasa Inggrisku. Mungkin kalau keisenganku udah nggak bisa aku kendalikan, aku bisa upload terjemahan komik ini di blog hehehehehe. Cuma semoga ketidaksempurnaan terjemah komik itu nggak bikin pusing orang yang kesasar untuk membacanya.
Pernah nggak kalian di protes orangtua kalian, khususnya mama, saat baca komik karena sudah saatnya dan seharusnya bacaan kalian bergeser ke novel? Aku ngalamin hal ini waktu awal kuliah. Pernah suatu ketika mamaku komentar tentang kegemaranku “Kamu ini apa nggak lihat umur. Udah setua ini masih baca komik. Kamu jadi nggak dewasa-dewasa kalau cuma baca kaya gituan. Baca tuh novel. Mama dulu itu seumuran kamu bacanya Danielle Steel sama Marga T”
Komentar mama ini sedikit membuatku berfikir, apa sih kerennya novel? Kalau komik kan nggak ngebosenin karena nggak Cuma tulisan doang. Trus banyak ceritanya yang lucu jadi menghibur. Trus rasanya bahagia banget bisa lihat cowok-cowok ganteng, walau hanya sebatas gambar.
Nah suatu hari, aku ngikutin mata Kuliah Public Relations. Dosenku nganjurin ke mahasiswinya (maklum aku kuliah dimana 100% mahasiswanya cewek), untuk membaca novel karangan Pearl S Buck. Kita diminta studi kasus dari salah satu novel yang dia sebutkan. Nggak hanya satu dosen yang nganjurin untuk baca novel. Dosen Sentence Structure, nganjurin kita buat baca novel karangan Barbara Cartland yang saat itu di perpustakaanku tersedia hampir 200 judul novel karangan BC ini, sebagian masih bahasa Inggris alias belum diterjemahkan. Lalu Dosen Spoken English-kupun nganjurkan yang sama. Yang terakhir nih, Dosen Etika Profesi malah lansung ngambilin novel-novel itu dari perpustakaan. Saat itu aku dan temen-temen hanya bisa bengong……..
Kesan pertama waktu disuguhi novel adalah……pusing. Satu buku hanya tulisan doang. Nggak ada gambarnya. Gimana bisa dinikmati kalau gini caranya. Selain itu, tuh novel terbitan 1950an, tulisannya kecil-kecil dan diketik pakai mesin ketik manual, bahas Inggrisnya masih pakem alias kuno, yang indonesia aja masih ejaan lama alias pake –dj- dan -oe-. Selain itu, aromanya …..wuih…..bikin bersin-bersin. Kertasnya udah menguning dan sebagian malah ada yang sudah dimakan rayap. Cuma masih bisa dibaca sih karena yang dimakan rayap itu bagian pinggirannya aja. Tapi karena ini tugas dari dosen, mau nggak mau harus dilakukan.
Mulai lah aku membaca buku karangan BC ini. Setiap kali aku selesai baca, komentar ku adalah….KEREN banget. Aku jadi tau sejarah Inggris, Irlandia, dan Skotlandia. Aku jadi tau kehidupan para bangsawan jaman dulu. Aku jadi tahu hirerki alias jenjang kebangsawanan di Eropa. Aku jadi tahu etika, tata krama dan sopan santun dalam pergaulan. Dan jangkauan khayalanku nggak sebatas sekolah aja (di komik kan kebakanyak bahas anak-anak sekolahan) tapi berkembang hahahahaha. Ratusan novel BC sudah aku baca dan aku masih suka membacanya sampai sekarang.
Tahun itu, novel karangan Marga T dan Mira W lagi booming untuk di buat film. Ini membuatku penasaran novel karangan mereka. Jadi aku mulai memburu novel-novel Marga T. Untuk Mira W, terus terang aku nggak begitu tertarik karena fillingku mengatakan kalau aku bakal nyesel baca cerita dia. Jadi aku cari siapa pengarang Indonesia yang lumayan untuk dibaca ceritanya dan aku nemu 1 nama Maria A Sardjono. Aku langsung jatuh cinta sama novel-novel karangan dia. Mungkinkah ada diantara kalian yang tahu bahkan juga baca novel-novel tua ini?
Sekarang banyak sekali pengarang cerita tersebar dimana-mana. Mereka berkreasi di blog, web-site, dan media sosial lainnya. Tiap pengarang punya keistimewaan sendiri-sendiri. Ada yang spesialis action, petualangan, historical, horor, romance, fantasy, humor atau fanfiction (awalnya aku nggak ngerti novel fanfiction itu apa, kudu tanya ama mbah google baru tau maksudnya), dll.
Kalau dulu, orang bisa baca cerita hanya lewat novel cetakan ataupun majalah yang ada cerbung/cerpennya. Jadi butuh duit supaya bisa baca. Kalau sekarang, nggak perlu beli novel atau majalah supaya bisa menikmati cerita. Cukup buka peralatan elektronik yang kita punya, sambung internet, beres dah. Kita bisa baca novel dalam berbagai bahasa, tema dan genre.
Kadang kalau dipikir, novelis jaman dulu kalau hidup pada jaman sekarang sebenarnya bisa cepat kaya karena mereka bisa menjual tulisan dan jadi box office, contohnya aja pengarang Harry Potter, dll. Cuma sayang ketika dulu mereka menulis cerita, dunia tulis menulis belum modern dan berkembang. Jadi pendapatan mereka juga nggak banyak. Sekarang dunia tulis menulis sudah sangat berkembang dan modern, kira-kira daya beli masyarakat terhadap karya-karya para novelis, apakah masih sama dengan jaman dulu alias kalau mau baca, kudu beli dulu? Hanya kalian para penikmat novel yang bisa jawab.
Kalau aku secara pribadi, aku masih amat sangat suka menabung dan membeli novel paling nggak 2 atau 3 bulan 1 kali (terakhir kali beli, mamaku protes karena rak buku udah nambah lagi gara-gara nggak muat hehehehehe) ke toko buku untuk beli buku. Atau kalau nggak ada waktu, tinggal liat di wattpad atau toko buku online, cari apa ada yang jual novel yang menurut fillingku bagus, baru aku beli. Karena hanya ini yang bisa aku lakuin untuk menghargai upaya, perasan otak dan emosi mereka saat membuat novel hehehehehe.
Aku sebenernya rada kritis saat baca sebuah cerita. Cuma aku berusaha menahan diri supaya nggak mengeluarkan kalimat “wah cerita kamu ini sama ya alur dan plotnya sama cerita pengarang……” atau “apakah nggak ada ide yang lainnya nih. Kliatanne kok musiman banget. Pas musim utang piutang, banyak pengarang yang buat ide cerita ttg ini. Pas musim dijodohkan, banyak cerita yang keluar juga bab perjodohan, dll”.
TIDAK. Aku berusaha mengendalikan jari-jariku, nggak ngetik kata-kata seperti itu karena aku tahu para penulis cerita ini sudah berupaya menyuguhkan ide-ide mereka, memeras otak supaya yang mereka sajikan menarik dan yang utama mereka sudah berusaha untuk nggak terbawa arus musiman ini.
Ini hanya sebuah tulisan dari aku yang nggak ada kerjaan di kantor karena bos aku lagi sibuk nguji mahasiswa mereka dan sebentar lagi waktunya istirahat siang. Jadi nggak apa kan. Mohon maaf kalau keisenganku ini mungkin menyinggung perasaan yang kesasar membaca tulisan ini. Aku hanya berbagi keisengan. Juga typo bertebaran dimana-mana karena aku malas untuk mengkoreksi hehehehe. Ini nih yang membuat aku nggak cocok bikin cerita.
;-) Sekali lagi ini hanya iseng ;-)
Dulu 50 rupiah itu termasuk mahal apa murah ka untuk minjem komik?? Iyaya banyak bgy komik yg jaman aku msh didlm perut sampe skrng udh gede bgt itu komik kagak tamat2 wkwk.. penulisnya terlalu kreatif sampe bertahun2 kagak tamat2 tp sih aku gk bosen walaupun semakin banyak chapter semakin seru kl komik haha
Pas aku SD, rata2 anak2 dikasi uang jajan sama orangtuanya sekitar 100 atau 200 rupiah. Jamanku dulu harga segelas es teh masih 50 rupiah. Jadi harga sewa 1 komik sama aja dg harga 1 gelas es teh. Kalau jaman sekarang beli es teh harganya 2000(ini di jogja ya. Kalau dikota lain, nggak tau :KETAWAJAHADD ), sewa komik yg baru juga antara 2000-3000 rupiah. Jadi ya klo mo dikatakan mahal…..nggak juga…….mo dibilang murah…..ya rata2 :dragonhihihi :dragonhihihi
Semangat nungguin kelanjutan dan tamatnya komik2 :wowkerensekali :HULAHULA
Wahhhh iseng2 aja bsa nulis segini bnyk ka
Kk yg kmrn nulis ttng nikah2 kan ehhh ttng jodoh mksd aq hihi
Justru klo aq kebalikan dri kk, aq lbh suka bca novel dri pada komik, bingung aq ka bca komik tuh, bca ny dri mana dlu yak ini hahaha
Pas mulai bca komik tuh kelas X krna novel2 remaja di perpus skul dah dibabat abis jdi nyari bacaan laen, tertuju lah mata ke lemari kaca gede bngt di deket pintu, beuhhh semua komik euyyyy, ga tau gmn dah komik ny bnyk bngt, beli ny sepaket2 apa yak haha, komik pertama yg aq bca sailor moon, telat bngt ya bca komik itu klas X haha, mulai dah baca atu2 ampe abis tu komik dibaca haha
Klo sknrg bca komik ny di webtoon aja aq mah ga bca komik di bentuk nyata lgi eaaa, novel jg dah jarang bca semenjak kenal watty
Mksh share pengalaman nya ka hihi
Ditunggu ‘iseng2’ lainnya ???
:PELUKRINDU :sangatterpesona
beberapa tahun terakhir ini cara baca komik udah berubah. Awalnya aku juga bingung tapi lama-lama jadi biasa…… :HULAHULA
iya tar aku cari keisengan lainnya ya……udah ada beberapa ke-iseng-an yang ada di otakku….
:memikirkanrencana
Supp dah
Ditunggu ka hihi
Aku juga suka baca komik dari SMP sampai sekarang meski sudah kerja. awal baca komik karena dipinjemin temen saat jam pelajaran kosong. komik karangannya waki yamato judulnya Yokohama. dari situ mulai kecanduan baca komik. pinjem sama temen2 yang punya koleksi komik. saat deket rumah buka penyewaan komik senengnya minta ampun. uang jajan ga aku pake buat jajan tapi buat nyewa komik. hampir semua komik di tempat penyewaan itu sdh aku baca, baik serial cantik maupun serial berseri (kecuali serial misteri, aku ga suka). komik dulu bagus2 dari pada komik sekarang. aku suka banget serial Mari-chan & Swan yang tentang balet2 itu. serial Yokohama juga, masih keingetan sama Ryusuke Kai & Mariko. tapi yang paling bikin penasaran itu serial topeng kaca-nya Suzue Miuchi ntah kapan akan tamat. terakhir aku baca topeng kaca : bersatunya dua jiwa vol 3, dan sepertinya belum ada terbit lagi. penasaran sama akhir kisahnya Masumi Hayami & Maya Kitajima…..Masumi itu satu2 nya tokoh komik yang bikin aku susah move on. hahahaha…(lebay).
Waki Yamato yg Yokohama itu yg critanya cewek dijodohin tp dia awalnya g suka ya?? Yg tamatnya tragis bngt kah dimana suaminya meninggal dimedan perang pdhal dia janji mau bawain ayunan bayi unt anaknya yg baru lahir :ragunih :ragunih
Aku sempet trauma lho baca komik gara2 Waki Yamato…..
Klo Maya Kitajima nih serinya edan bny banget….dari topeng kaca-syair lidah api-sejutan pelangi-bersatunya 2 jiwa-bidadari merah…..bener nggak ya urutannya kaya gini :dragonmikirdulu
dulu aku lebih suka baca majalah dibanding komik haha
dan sekarang pun kalo diminta milih novel atau komik pun aku pilih novel haha
komik aku belum pernah benar-benar beli, paling pinjam atau dikasih sama teman hehe
selera orang beda-beda kan yaa hehe
apalagi sekarang baca komik online gampang nyarinya huhuyyy, masih suka baca tapi kalo lagi mood aja, dan itu biasanya gak berhenti hehe soalnya aku gak bisa baca komik cuma 1 volume, harus sampe tamat hahaha