Vitamins Blog

My Bride Chapter 19

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

22 votes, average: 1.00 out of 1 (22 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Chapter 19

 

-Jason Lee POV-

Ini hampir 4 bulan sejak kepulanganku dari Jepang, aku seperti mayat hidup. aku bekerja sepanjang hari untuk menghilangkan Mei dari pikiranku.

Tapi  itu tak berhasil malah bertambah kuat dalam pikiranku. Bulan pertama tanpa Mei kuhabiskan dengan mabuk-mabukkan.

Pernah suatu hari aku mabuk dan berkelahi dengan seseorang di bar. Alhasil aku berada dirumah sakit karena mendapat bogem mentah dari seorang laki-laki karena tak terima dengan perkataanku.

Setelah 3 hari berada dirumah sakit ibuku tak berhenti menangis melihat keadaanku dan aku sadar bahwa aku harus melanjutkan hidupku tanpa Mei.

Disinilah aku sekarang bekerja dikantor sampai malam, aku tak berniat kembali kerumah sekarang meskipun waktu sudah menunjukkan jam 9 malam.

Ponselku berbunyi, aku mengernyit bingung melihat nama yang tertera dilayar.

 “Jason, Mei akan melahiran” ujar kakak Mei.

“terus hubungannya denganku?”

“aku tahu masalah kalian tapi bagaimanapun anak itu anak kalian berdua. Terserah kalian jika mau bercerai ketika anak itu sudah lahir”

“dia anakku hyung” tanyaku bodoh.

“apa kamu tak pernah merasa melakukannya dengan adikku, cepatlah datang kesini” bentaknya.

“iya hyung”

Aku bergegas mengambil kunci dan menelpon samchon untuk menyiapkan pesawat pribadi.

Akhh, kenapa aku begitu bodoh berpikir bahwa Mei mengandung anak laki-laki itu. Ya Tuhan tolong selamatkan Mei dan juga anakku.

Aku mengendarai mobil seperti orang gila sangat cepat aku tak peduli jika ada polisi yang akan menangkapku nanti. Mei bertahanlah demi diriku.

Sesampainya di Jepang aku langsung masuk kedalam taxi yang diberhentikan oleh seseorang. Aku hanya dapat meminta maaf. Supir taxi yang melihat kelakuanku hanya dapat geleng-geleng kepala.

Sesampainya dirumah sakit aku sedikit berlari setelah menanyakan ruang bersalin dimeja resepsionis. Aku melihat hyung, dan seorang lalaki jepang dan 2 orang wanita yang tidak aku kenal.

“hyung, dimana Mei sekarang?” tanyaku

“dia didalam baru saja ia masuk ke ruang bersalin, ia ingin melahirkan normal”

Seorang perawat hendak masuk ke ruang bersalin, aku menahan lengan perawat tersebut.

“bisakah aku masuk kedalam, aku suaminya” ujarku.

Perawat itu mengangguk mengerti dan memperbolehkanku masuk. Saat masuk kulihat Mei sedang kesakitan, ia menggigit bibirnya dan banyak peluh diwajahnya.

Aku menghampirinya dan menggenggam tangannya. Awalnya ia terkejut melihatku tapi itu tak berlangsung lama karena kemudian ia berteriak dan mencengkram tanganku kuat.

“maafkan aku  Mei, bertahanlah sayang” ujarku sambil menyeka peluh diwajahnya.

 “sekali lagi nyonya, dorong dengan kuat. satu, dua, tiga, dorong” perintah dokter.

Mei semakin kuat mencengkram tanganku, aku tak peduli jika tanganku luka akibat kuku Mei. Ia lebih kesakitan dari pada ini. Mei menarik napas dan menghebuskannya dan berteriak selang 2 detik kemudian tangisan seorang bayi pecah. Aku melihatnya ia begitu kecil dan masih berlumuran darah. Dokter memberikannya keseorang perawat untuk dibersihkan.

“sayang, anak kita. . .” ucapanku terhenti karena melihat Mei tak sadarkan diri.

 “dokter, istriku” seruku

Dokter melepas sarung tangannya dan mendekati ranjang, aku mundur untuk memberi ruang kepada dokter untuk memeriksa Mei.

“suster, siapkan darah sesuai darah pasien” perintah dokter, seorang perawat yang ada diruang ini keluar.

“bagaimana keadaan istri saya dokter kenapa ia tak sadarkan diri?” tanyaku.

“ia hanya kehilangan banyak darah, ia tak apa. Ia tetap memilih proses melahirkan normal. Ia dengan sabar menunggu proses pembukaan sejak 6 sore tadi, saya permisi dulu”.

Aku terus menggenggam tangan Mei yang tertidur, ia belum sadarkan diri. Hyung sudah pulang setelah melihat putriku bersama pacarnya dan namja Jepang yang bernama Riku Himura itu juga pamit pulang dengan istrinya.

Kenapa aku bisa cemburu buta seperti ini. Ternyata ia sudah menikah dan bodohnya aku mengira Mei lebih memilih namja itu dibandingkan diriku. Aku merasakan pergerakan di genggamanku. Mei perlahan membuka matanya. Terima kasih Tuhan, Mei sudah sadar.

“dimana bayi kita?” tanya Mei

 “dia sedang tidur sebentar aku akan mengambilnya” ujarku

Aku mengambil putriku dari box bayi. Menggendongnya dan memberikannya kepada Mei. Mei mengusap kepala putri kami. kulihat ia meneteskan air matanya.

 “dia cantik sekali” ujarnya

 “ya, sama sepertimu sayang” ucapku

 “maafkan aku Mei karena telah menutupi kecelakaan itu” sesalku.

“sudahlah, itu sudah takdir. Aku bangga punya kakek seperti dia, selama disini aku menyadarinya bahwa ini bukanlah sepenuhnya kesalahanmu”

“terima kasih” aku memeluk Mei dan mencium kepalanya.

“sebenarnya kalung yang kamu pakai saat ini adalah kalung dari kakekmu. Aku menemukannya saat ia di bawa ke dalam ambulans dan halmeoni sudah tahu yang sebenarnya saat melihat kamu memakai kalung ini”

 “aku menikahimu bukan karena rasa bersalah atau balas budi atas kebaikan kakekmu. Aku mencintaimu Mei jadi buang semua pemikiranmu tentang aku menikahimu karena kakekmu”

“Asal kamu tahu aku sudah menyukaimu saat di Indonesia dulu bukankah aku sudah pernah mengatakannya. jadi, hiduplah bahagia bersamaku seperti keinginan Halmeoni” pintaku. Ia mengangguk, aku mengeratkan pelukanku padanya.

“Mei berjanjilah tidak akan meninggalkanku, aku sangat menderita jika tak ada kamu disisiku. Jangan pergi seperti itu lagi ya” ucapku dan ia mengiyakannya.

 “kamu sudah menyiapkan nama untuknya” tanyanya.

“nama putri kita kuserahkan padamu Mei karena kamu yang berusaha untuk melahirkannya” jawabku.

“bolehkah aku memberinya nama  Irene”

“nama yang bagus, pasti banyak sekali namja yang mendekatinya jika sudah besar nanti”

Mei mencubit lenganku mendengar ucapanku. Aku hanya meringis sambil mengusap lenganku yang dicubit olehnya dan ia hanya tertawa melihatku kesakitan.

Tapi aku bahagia melihatnya tertawa lagi dihadapanku. Ini sungguh kebahagian yang tak ternilai harganya.

Bisa bersama Mei lagi dan juga putri kami tentunya. Aku akan membahagiakan kalian berdua. Aku berjanji, tak akan ada air mata lagi yang akan jatuh dimatamu Mei selain air mata kebahagian.

Aku akan memberikan apapun agar kamu bisa tersenyum seperti ini Mei. Senyum yang selalu membuatku tenang dan damai saat melihatnya.

***

tbc

tinggal satu chapter lagi

di tunggu ya hari rabu

Makasih buat yg baca cerita My Bride

Vote My Bride

komen My Bride

 

12 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Vote dlu kk
    Huaaaa 1 part lgi ya menuju end :PATAHHATI

  2. Vote duluuuuu :LARIDEMIHIDUP

  3. :PATAHHATI

  4. waaaah…. akhir nya baekan pas lahiran….huhuhu heboh tuh….
    ending nya happy dong yaaa ???
    :inlovebabe :inlovebabe

    1. farahzamani5 menulis:

      Aminnn
      Mga happy ending ya mom

  5. Kasih vote dulu baru baca ya

  6. Akhirnya baikan​ jg, semoga jd happy end ya, hhe :BAAAAAA

  7. farahzamani5 menulis:

    Segalany jadi baik kembali, emang butuh bngt komunikasi biar segalany clear, nahh pelajaran ni buat Jason sma Mei kedepanny
    Kan sayang bngt itu Jason ga liat perkembangan bayi ny dri bulan awal sampai lahiran huaaaa
    Mga mereka berakhir bahagia
    Ditunggu part terakhir nya
    Semangat trs yak

  8. Pendukung happy ending di sini~~
    Yeayyy akhirnya mereka bersatu jugaaa, huwaaaa kesalahpahamannya terselesaikan legaaa…
    Ku kira bayinya bakal lahir cowok hihihi *ngarep*

  9. fitriartemisia menulis:

    yeayyyyyyyyyyyyyyy

  10. Akhirnya mereka baikan juga, yaa

  11. Wih,, udah ngelahirin aja,,
    ciee Jason udah jadi ayah,,