Chapter 19
-Jason Lee POV-
Ini hampir 4 bulan sejak kepulanganku dari Jepang, aku seperti mayat hidup. aku bekerja sepanjang hari untuk menghilangkan Mei dari pikiranku.
Tapi Ā itu tak berhasil malah bertambah kuat dalam pikiranku. Bulan pertama tanpa Mei kuhabiskan dengan mabuk-mabukkan.
Pernah suatu hari aku mabuk dan berkelahi dengan seseorang di bar. Alhasil aku berada dirumah sakit karena mendapat bogem mentah dari seorang laki-laki karena tak terima dengan perkataanku.
Setelah 3 hari berada dirumah sakit ibuku tak berhenti menangis melihat keadaanku dan aku sadar bahwa aku harus melanjutkan hidupku tanpa Mei.
Disinilah aku sekarang bekerja dikantor sampai malam, aku tak berniat kembali kerumah sekarang meskipun waktu sudah menunjukkan jam 9 malam.
Ponselku berbunyi, aku mengernyit bingung melihat nama yang tertera dilayar.
Ā āJason, Mei akan melahiranā ujar kakak Mei.
āterus hubungannya denganku?ā
āaku tahu masalah kalian tapi bagaimanapun anak itu anak kalian berdua. Terserah kalian jika mau bercerai ketika anak itu sudah lahirā
ādia anakku hyungā tanyaku bodoh.
āapa kamu tak pernah merasa melakukannya dengan adikku, cepatlah datang kesiniā bentaknya.
āiya hyungā
Aku bergegas mengambil kunci dan menelpon samchon untuk menyiapkan pesawat pribadi.
Akhh, kenapa aku begitu bodoh berpikir bahwa Mei mengandung anak laki-laki itu. Ya Tuhan tolong selamatkan Mei dan juga anakku.
Aku mengendarai mobil seperti orang gila sangat cepat aku tak peduli jika ada polisi yang akan menangkapku nanti. Mei bertahanlah demi diriku.
Sesampainya di Jepang aku langsung masuk kedalam taxi yang diberhentikan oleh seseorang. Aku hanya dapat meminta maaf. Supir taxi yang melihat kelakuanku hanya dapat geleng-geleng kepala.
Sesampainya dirumah sakit aku sedikit berlari setelah menanyakan ruang bersalin dimeja resepsionis. Aku melihat hyung, dan seorang lalaki jepang dan 2 orang wanita yang tidak aku kenal.
āhyung, dimana Mei sekarang?ā tanyaku
“dia didalam baru saja ia masuk ke ruang bersalin, ia ingin melahirkan normalā
Seorang perawat hendak masuk ke ruang bersalin, aku menahan lengan perawat tersebut.
ābisakah aku masuk kedalam, aku suaminyaā ujarku.
Perawat itu mengangguk mengerti dan memperbolehkanku masuk. Saat masuk kulihat Mei sedang kesakitan, ia menggigit bibirnya dan banyak peluh diwajahnya.
Aku menghampirinya dan menggenggam tangannya. Awalnya ia terkejut melihatku tapi itu tak berlangsung lama karena kemudian ia berteriak dan mencengkram tanganku kuat.
āmaafkan aku Ā Mei, bertahanlah sayangā ujarku sambil menyeka peluh diwajahnya.
Ā āsekali lagi nyonya, dorong dengan kuat. satu, dua, tiga, dorongā perintah dokter.
Mei semakin kuat mencengkram tanganku, aku tak peduli jika tanganku luka akibat kuku Mei. Ia lebih kesakitan dari pada ini. Mei menarik napas dan menghebuskannya dan berteriak selang 2 detik kemudian tangisan seorang bayi pecah. Aku melihatnya ia begitu kecil dan masih berlumuran darah. Dokter memberikannya keseorang perawat untuk dibersihkan.
āsayang, anak kita. . .ā ucapanku terhenti karena melihat Mei tak sadarkan diri.
Ā ādokter, istrikuā seruku
Dokter melepas sarung tangannya dan mendekati ranjang, aku mundur untuk memberi ruang kepada dokter untuk memeriksa Mei.
āsuster, siapkan darah sesuai darah pasienā perintah dokter, seorang perawat yang ada diruang ini keluar.
ābagaimana keadaan istri saya dokter kenapa ia tak sadarkan diri?ā tanyaku.
āia hanya kehilangan banyak darah, ia tak apa. Ia tetap memilih proses melahirkan normal. Ia dengan sabar menunggu proses pembukaan sejak 6 sore tadi, saya permisi duluā.
Aku terus menggenggam tangan Mei yang tertidur, ia belum sadarkan diri. Hyung sudah pulang setelah melihat putriku bersama pacarnya dan namja Jepang yang bernama Riku Himura itu juga pamit pulang dengan istrinya.
Kenapa aku bisa cemburu buta seperti ini. Ternyata ia sudah menikah dan bodohnya aku mengira Mei lebih memilih namja itu dibandingkan diriku. Aku merasakan pergerakan di genggamanku. Mei perlahan membuka matanya. Terima kasih Tuhan, Mei sudah sadar.
ādimana bayi kita?ā tanya Mei
Ā ādia sedang tidur sebentar aku akan mengambilnyaā ujarku
Aku mengambil putriku dari box bayi. Menggendongnya dan memberikannya kepada Mei. Mei mengusap kepala putri kami. kulihat ia meneteskan air matanya.
Ā ādia cantik sekaliā ujarnya
Ā āya, sama sepertimu sayangā ucapku
Ā āmaafkan aku Mei karena telah menutupi kecelakaan ituā sesalku.
āsudahlah, itu sudah takdir. Aku bangga punya kakek seperti dia, selama disini aku menyadarinya bahwa ini bukanlah sepenuhnya kesalahanmuā
āterima kasihā aku memeluk Mei dan mencium kepalanya.
āsebenarnya kalung yang kamu pakai saat ini adalah kalung dari kakekmu. Aku menemukannya saat ia di bawa ke dalam ambulans dan halmeoni sudah tahu yang sebenarnya saat melihat kamu memakai kalung iniā
Ā āaku menikahimu bukan karena rasa bersalah atau balas budi atas kebaikan kakekmu. Aku mencintaimu Mei jadi buang semua pemikiranmu tentang aku menikahimu karena kakekmu”
“Asal kamu tahu aku sudah menyukaimu saat di Indonesia dulu bukankah aku sudah pernah mengatakannya. jadi, hiduplah bahagia bersamaku seperti keinginan Halmeoniā pintaku. Ia mengangguk, aku mengeratkan pelukanku padanya.
āMei berjanjilah tidak akan meninggalkanku, aku sangat menderita jika tak ada kamu disisiku. Jangan pergi seperti itu lagi yaā ucapku dan ia mengiyakannya.
Ā ākamu sudah menyiapkan nama untuknyaā tanyanya.
ānama putri kita kuserahkan padamu Mei karena kamu yang berusaha untuk melahirkannyaā jawabku.
ābolehkah aku memberinya nama Ā Ireneā
ānama yang bagus, pasti banyak sekali namja yang mendekatinya jika sudah besar nantiā
Mei mencubit lenganku mendengar ucapanku. Aku hanya meringis sambil mengusap lenganku yang dicubit olehnya dan ia hanya tertawa melihatku kesakitan.
Tapi aku bahagia melihatnya tertawa lagi dihadapanku. Ini sungguh kebahagian yang tak ternilai harganya.
Bisa bersama Mei lagi dan juga putri kami tentunya. Aku akan membahagiakan kalian berdua. Aku berjanji, tak akan ada air mata lagi yang akan jatuh dimatamu Mei selain air mata kebahagian.
Aku akan memberikan apapun agar kamu bisa tersenyum seperti ini Mei. Senyum yang selalu membuatku tenang dan damai saat melihatnya.
***
tbc
tinggal satu chapter lagi
di tunggu ya hari rabu
Makasih buat yg baca cerita My Bride
Vote My Bride
komen My Bride
Vote dlu kk
Huaaaa 1 part lgi ya menuju end :PATAHHATI
Vote duluuuuu :LARIDEMIHIDUP
:PATAHHATI
waaaah…. akhir nya baekan pas lahiran….huhuhu heboh tuh….
ending nya happy dong yaaa ???
:inlovebabe :inlovebabe
Aminnn
Mga happy ending ya mom
Kasih vote dulu baru baca ya
Akhirnya baikanā jg, semoga jd happy end ya, hhe :BAAAAAA
Segalany jadi baik kembali, emang butuh bngt komunikasi biar segalany clear, nahh pelajaran ni buat Jason sma Mei kedepanny
Kan sayang bngt itu Jason ga liat perkembangan bayi ny dri bulan awal sampai lahiran huaaaa
Mga mereka berakhir bahagia
Ditunggu part terakhir nya
Semangat trs yak
Pendukung happy ending di sini~~
Yeayyy akhirnya mereka bersatu jugaaa, huwaaaa kesalahpahamannya terselesaikan legaaa…
Ku kira bayinya bakal lahir cowok hihihi *ngarep*
yeayyyyyyyyyyyyyyy
Akhirnya mereka baikan juga, yaa
Wih,, udah ngelahirin aja,,
ciee Jason udah jadi ayah,,