Chapter 18
-Mei POV-
Saat ini aku sudah berada di taxi menuju bandara. Aku bangun jam 4 pagi sebelum Jason bangun tidur, aku menyiapkan pakaian untuknya bekerja, memasak makanan dan meletakkan surat untuknya diatas meja makan. Ini sudah jam 5.30 sebentar lagi ia akan bangun, ia selalu bangun jam 6 pagi tanpa aku bangunkan, ini sudah menjadi kebiasaannya.
Aku tahu hal ini tak adil untuknya, aku adalah istrinya sekarang dan pagi ini aku pergi tanpa berpamitan bahkan meminta ijin terlebih dahulu padanya. Aku memilih Jepang sebagai tempat untuk menenangkan diri, karena aku tak mungkin pulang ke Indonesia.
Kakek dan nenek pasti akan bertanya kenapa aku tidak dikorea dan berada disisi suamiku dan aku tak ingin menjelaskan penyebab aku pergi kepada mereka dan Jepang adalah tempat terbaik saat ini yang akan aku datangi mengingat kakakku bukanlah tipe pemaksa sebelum orang tersebut menceritakan masalahnya sendiri. Jadi, aku dapat sedikit bernapas lega.
Aku sudah duduk di pesawat, berat rasanya meninggalkan korea, tanah kelahiran halmeoni dan Jason. Apa aku begitu jahat tak memberitahunya tentang kehamilanku ini. Pasti ia akan sangat marah saat mengetahui kehamilanku nanti.
Aku tak ingin ia tahu sekarang karena aku ingin menenangkan diriku dan mencoba menerimanya sebagai suami dengan lapang dada tanpa harus terbelenggu dengan masa lalu. Aku pasti akan sangat merindukannya nanti. Aku harap ia akan baik-baik saja saat aku tak bersamanya.
***
-Jason Lee POV-
Aku bangun dari tidurku sambil meregangkan otot-ototku dan tidak menemukan Mei disampingku. Kulihat jam di dinding kamarku menunjukkan jam 6 pagi, pasti Mei sedang memasak sekarang segera kulangkahkan kakiku kekamar mandi.
Aku menuruni tangga rumahku menuju dapur dengan pakaian yang Mei siapkan untukku. Benar bukan Mei sudah menyiapkan sarapan kami tapi kemana ia, kenapa tidak menungguku seperti biasanya.
“Mei” panggilku.
Tak ada jawaban, aku mencari Mei ketaman belakang, pepustakaan, aku sudah berkeliling dirumah ini tapi tetap saja aku tak menemukannya. Terakhir aku mengecek bagasi kulihat mobil Mei masih ada dirumah.
Kemana ia pergi tak biasanya ia pergi tak memberitahuku terlebih dahulu. Aku kembali kemeja makan dan menarik kursi saat duduk kulihat sebuah kertas di antara makanan, aku tak melihatnya surat ini pasti dari Mei.
Untuk Jason
Maafkan aku Jason, aku pergi tanpa memberitahumu, aku hanya ingin menenangkan diriku dan belajar menerima kecelakaan yang terjadi antara dirimu dan kakekku. Aku sudah mengetahui semuanya. Kita jadikan perpisahan ini sebagai intropeksi pernikahan kita.
Aku tak mau kau menjalani pernikahan ini hanya karna menebus rasa bersalahmu atas kematian kakekku. Jangan mencariku sampai kamu yakin dengan hatimu. Jangan lupa jaga kesehatanmu Jason.
Mei
***
Aku mencarinya seperti orang gila, pertama aku mencarinya dipanti asuhan mengingat tak banyak tempat yang dapat Mei kunjungi di korea.
Aku tak menemukannya disana hanya raut wajah bingung yang aku dapat, mereka mengatakan mereka tidak melihat Mei lagi sejak ia pulang dari Jeju 2 hari lalu. Ibu kepala panti mengatakan Mei hanya menginap satu hari di Jeju dan pulang keesokan harinya.
Tunggu bukankah hari itu hari minggu, aku ingat aku sedang berbicara dengan Hyung saat itu dan kami sempat membahas masalah kecelakaan itu. Aku menyumpahi kebodohan diriku sendiri karena tak mengatakannya lebih dulu sebelum ia mengetahuinya sendiri.
Jadi, ia sudah mengetahuinya 2 hari lalu, kemana ia pergi saat tak pulang kerumah, pantas saja ia tak ingin aku menjemputnya. Berarti kemarin adalah salam perpisahan darinya. Saat aku menceritakan kepada eomma, ia sungguh terkejut dan menyuruhku untuk memberi waktu untuk Mei.
Aku menuruti nasihat eomma untuk bersabar dan berakhir dengan hari-hariku yang terasa hampa dan merindukannnya setengah mati.
Ini sudah hampir 5 bulan Mei pergi dari rumah dan aku sudah tak mampu menunggu lebih lama lagi. Aku sudah berada di Jepang, aku sudah tidak peduli dia siap atau tidak melihatku dan mengajaknya kembali ke Korea dan jika ia menolak aku akan tetap menyeretnya pulang.
Aku sudah keluar dari bandara dan masuk kedalam taxi, aku sudah tak sabar ingin menemui Mei saat ini.
***
Aku sampai didekat rumah Mei, aku mengeluarkan dompetku untuk membayar supir taxi. setelah membayar uang aku membuka pintu tapi langkahku terhenti karena melihat orang yang sangat aku rindukan bersama pria lain keluar dari rumah.
Saat ini Mei dirangkul oleh seorang laki-laki berparas Jepang aku mengenali pria itu meskipun aku belum pernah bertemu dengannya. Foto laki-laki itu berada di kamar Mei, foto yang selama ini aku ingin membuangnya terlebih lagi saat tahu ia cinta pertama Mei.
Ada yang lebih menyakitkan dari pada itu, kenyataan bahwa Mei benar-benar sudah bukan milikku lagi karena sekarang ia sedang hamil.
Namja itu menuntun Mei masuk kedalam mobil dan memasangkan self belt ditubuh istriku. Bukan, Mei sudah bukan istriku lagi, ia sudah memilih untuk meninggalkanku dan bersama pria itu.
Aku menghapus air mataku yang terjatuh, ini hukumanmu untukku Mei atas segala kesalahanku terhadapmu. Mobil laki-laki itu melewati taxi yang ku gunakan, aku melihat Mei sedang berbicara dengan namja itu, ia tidak melihatku.
Mei aku disini ingin menjemputmu tapi kenapa kamu bersama laki-laki itu.
“maaf, apa anda jadi berhenti disini?” Tanya supir taxi.
“tidak, kita kembali ke bandara” ujarku
***
-Mei Pov-
Saat ini aku dan Riku himura berada dirumah sakit, ini waktu chek up rutinku, kandunganku sudah memasuki 5 bulan 2 minggu sekarang. Seharusnya Jason yang disampingku tapi itu tak mungkin karena ia tidak berada di Jepang sekarang.
Riku kembali ke Jepang 2 bulan lalu, ia kembali dari Jerman karena sebentar lagi ia akan menikah dengan temannya saat bersekolah di Jerman dulu dan mereka memutuskan untuk tinggal di Jepang.
“terima kasih telah mengantarku, maaf merepotkanmu mengingat kamu pasti sibuk menyiapkan pesta pernikahan kalian” sesalku.
“tak apa, kamu jangan sungkan Mei, bukankah aku pernah bilang bahwa kau sudah aku anggap sebagai adikku sendiri” ujarnya,
“ayo kita pulang” ajaknya
“bisakah antarkan aku ke kafe saja, aku bosan berada dirumah terus” keluhku.
“baiklah”
***
tbc
Mei salah paham, Jason juga salah paham
pasangan ini salah paham mulu :cry:
tapi bentar lagi My Bride the end kok
2 chapter lagi
Makasih buat yg baca My Bride
Vote My Bride
Komen My Bride
Ahhhh tuh kan klo ga komunikasi jdiny bgtu
Salah paham yg ada, Mei ngira bgni Jason ngira bgtu, ya ga bakal ketemu lahhh :PATAHHATI
2 part lagi yak, ga kerasa bntr lgi dah selesai yak hehe
Ditunggu kelanjutanny
Semangat trs ya
Masih salah paham :PATAHHATI
???
Komunitas tu memang paling penting :PATAHHATI :PATAHHATI
huaaaaaaa…..
jangan pediem diem dong….
tuh kan jadi salah sangka melulu….
huhuhu……
jadi dag dig dug nih gimana ending & penyelesaian salah faham mereka.
oiya….satu lagi…..
ternyata bilang : i love u itu penting yaaaaa……????
Elah, baru sadar kalo typo
Bukan komunitas maksudnya tp komunikasi
Huwaaaa kenapa jadi salah paham begini aishhh :PATAHHATI :PATAHHATI :PATAHHATI
Kapan sih orang 2 ini tak salah paham,,