Vitamins Blog

PANDORA’S CURSED : PART 10

Bookmark
Please login to bookmark Close
37 votes, average: 1.00 out of 1 (37 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Pelayan membuka pintu kamar Charles. Ophelia melirik ke dalam kamar tersebut. Terasa sangat berbeda berada di tempat seperti ini. Semuanya terbuat dari emas, perak, dan juga permata-permata yang indah. Karpet yang berwarna cokelat susu itu terlihat sangat lembut dari ambang pintu.

 

Charles menyuruh untuk pelayan-pelayan itu keluar dari kamarnya. Pelayan-pelayan itu menganggukkan kepalanya dan keluar dengan rapi sambil menundukkan kepalanya. Ophelia masih terdiam disana sambil melirik kesekililing kamar.

 

“Apa yang kau lakukan disana?”

 

Ophelia tersentak saat Charles memanggilnya.

 

“Masuklah.”

Ophelia melangkahkan kakiknya memasuki ruangan tersebut. Ia masih melirik takjub saat melihat interior di sekeliling ruangan. Charles menyuruhnya untuk duduk di salah satu kursi.

 

Mengingat posisinya sebagai pelayan, Ophelia mengubah kepribadiannya seperti halnya pelayan yang melayani tuannya. Ia mengambil salah satu cangkir dan meletaknya di hadapan Charles. Lalu, ia meraih teko dan ingin menuangkan wine itu di cangkir Charles. Sebelum tetesan pertama jatuh di atas cangkir tersebut, Charles menahan gerakan Ophelia.

 

“Aku tidak memintamu untuk menuangkan wine ke cangkirku,” Charles kembali memberi isyarat ke di hadapannya. “Duduklah.”

 

Ophelia meletakkan teko tersebut lalu duduk di hadapan Charles. Charles menatap Ophelia sambil memainkan jarinya di atas meja. Mengetuk-ngetuknya dan membuat suara dalam kesunyiaan yang cukup tegang di ruangan ini.

 

“Kau adalah pelayan pribadiku saat ini, Ilana. Kau mempunyai hak khusus dariku,” Kata Charles.

 

Ophelia melirik kearah Charles. “Hak khusus?”

 

“Kau bebas pergi kemana saja yang kau inginkan dengan izin dariku. Kau bisa memakai baju yang kau inginkan setiap saat, aku tidak memberikanmu aturan mengenai pakaian pelayan yang kerajaan ini tetapkan. Dan juga kau bisa tidur di kamarku kapan pun yang kau mau.”

 

“Apa? Tidur di kamar, Yang Mulia?” Ophelia cukup terkejut dengan perkataan Charles yang bisa dibilang sangat vulgar di telinganya.

 

“Tentu saja. Setidaknya kau bisa memberikanku sedikit hiburan.”

 

Charles menuangkan sendiri wine ke dalam cangkirnya. Ophelia merasa gugup.

 

“Kau bisa bekerja hari ini,” Charles mengangkat cangkirnya dan meberi isyarat bersulang kepada Ophelia.

 

“Baiklah.”

 

–{—

 

Tugas pertama yang harus Ophelia hadapi adalah mempersiapkan pernikahan Aaron dengan Putri dari Jerman, Claudia. Saat pertama kali mendengarnya, Ophelia cukup terkejut. Aaron tidak pernah mengatakan hal apa pun mengenai pernikahan ini. Charles mengatakan bila ini adalah pernikahan politik yang dapat memberikan keuntungan yang cukup besar kepada Prancis. Mengingat Jerman mempunyai hutang yang sangat besar kepada Prancis.

 

“Kau dengar itu, Ophelia? Charles mengatakan bila Prancis dapat bantuan ekonomi saat pernikahan ini berlangsung,” Samuel tiba-tiba saja muncul saat Ophelia sedang merapikan bunga-bunga di balroom. “Kau mendapat sedikit informasi mengenai kerajaan ini.”

Ophelia hanya diam. Ia tidak menjawab atau pun menanggapi perkataan Samuel. Samuel mendengus kesal. Ia memutar ke kanan pundak Ophelia.

 

“Kau beruntung menjadi pelayan Charles. Charles sangat mempercayaimu.”

 

Ophelia tetap menutup mulutnya. Ia lebih memilih merapikan kain yang berada di meja panjang di samping ruangan dekat kaca jendela besar. Samuel memangku kedua tangannya di dada. Baru kali ini Ophelia menghiraukannya. Biasanya gadis itu selalu menanggapi sedikit pun perkataan Samuel yang keluar dari mulutnya. Bila seperti ini, Samuel akan merasa bosan.

 

Ia berjalan menuju meja panjang itu. Lalu memutar ke sisi lainnya dan menarik kain panjang itu dan cukup kuat sehingga terlepas dari ujung-ujung meja. Ophelia terkesiap saat kain meja itu melayang dan jatuh di lantai. Di ujung meja Ophelia bisa melihat Samuel yang tengah terkekeh senang.

 

“Samuel!”

 

“Ilana? Ada apa?”

 

Ophelia spontan menoleh kearah Charles yang tiba-tiba saja telah berada di sampingnya.

 

“Ahh… Itu…”

Ophelia memungut seprei meja itu di lantai. Sambil menunduk ia meminta maaf kepada Charles.

 

“Maafkan aku, Pangeran Charles. Aku ceroboh. Kain ini tidak sengaja tersangkut di bajuku dan melepaskannya dari meja.”

 

Ophelia kembali meletakkan kain itu di atas meja, merapikannya dan mencoba untuk menghindari tatapan menyelidik dari Charles.

 

“Baiklah. Lanjutkan pekerjaanmu.”

 

Charles meninggalkan Ophelia. Ophelia menghela nafas lega. Setidaknya hal itu tidak terlihat ganjal di mata Charles. Ophelia melirik kesal kearah Samuel yang berada di sebrangnya.

 

“Sebaiknya kau tidak mengajakku berbicara pada saat seperti ini bila kau tidak ingin aku mati sekarang juga,” Desis Ophelia.

 

“Baiklah,” Jawab Samuel sambil terkekeh.

 

–{—

 

Charles melirik keseluruh ruangan. Semuanya harus tampak mewah dan indah di acara pernikahan kerajaan ini. Ini adalah investasi yang cukup bagus untuk kerajaan ini. Kerajaan Jerman akan memberikan putrinya dan juga sumber daya yang ada disana. Kerajaan Prancis akan menjadi kerajaan yang kaya di Eropa.

 

“Pangeran Charles.”

 

Charles menoleh kearah Alexandre yang berada di sebrang ruangan. Ia menyebrangi ruangan menuju Charles. Charles membungkuk hormat kepada Alexandre.

 

“Yang Mulia Alexandre,” Sapanya.

 

Alexandre tersenyum. “Terlihat sangat indah.”

 

“Bukankah ini pernikahan kerajaan? Pernikahan yang mewah akan menunjukkan identitas sebenarnya dari suatu kerajaan.”

 

“Kau benar,” Alexandre tersenyum. “Kami akan membayar setengah dari pernikahan ini.”

 

“Ide yang bagus. Aku yakin kalian masih mempunyai banyak permata di pertambangan.”

 

Alexandre hanya diam sambil mengerutkan ujung bibirnya.

 

Aaron datang memasuki balroom istana. Jalannya sedikit tergesa-gesa dan dari kejauhan ini ia tampak sangat kacau. Aaron mengamati  seluruh ruangan, tampak mencari-cari sesuatu. Charles menghampiri Aaron lalu memegang pundaknya.

 

“Ada apa, Aaron?” Tanyanya.

 

Aaron memutar tubuhnya. “Charles, dimana gadis itu?”

 

“Gadis?”

 

Charles melirik sekilas kearah Ophelia yang tengah berada di sudut ruangan yang tengah menghiasi dan menata balroom ini. Aaron mengatakan “gadis itu”, Charles tahu siapa yang dimaksudnya.

 

“Ilana maksudmu?”

 

“Ilana?” Aaron mengangkat alisnya bingung.

 

Charles memutar tubuh Aaron menghadap kepada Ophelia. “Dia disana.”

 

Charles menunjuk kearah Ophelia. Aaron membelalakkan matanya. Ophelia berada di istana ini, dan sebagai pelayan. Aaron bisa melihatnya dengan pakaian yang ia pakai. Charles berbisik di telinga Aaron.

 

“Aku ingin mengambil alih wanita simpananmu,” Ucapnya.

 

Aaron mendelik kepada Charles. “Apa?”

 

“Bukankah sebentar lagi kau akan menikah? Wanita itu menjadi sangat menderita melihatmu bersama Claudia bersama. Apalagi saat ia mengetahui bila kalian berbagi ranjang setiap malam. Karena itu aku menjadikannya pelayan pribadiku untuk mengobati perasaannya nanti.”

 

“Dia bukan wanita seperti itu, Charles!”

 

“Benarkah?” Charles mengangkat sebelah alisnya dengan raut yang menantang. “Aku tidak peduli bagaimana latar belakangnya. Dia benar-benar sangat menawan, Aaron. Saat melihatnya aku seperti mengalami deja vu yang cukup menarik. Aku mengambil alih atasnya.”

 

Aaron mendecakkan kesal. Ia mengabaikan perkataan Charles dan berjalan menyebrangi ruangan dengan langkah besar. Semua pelayan menunduk hormat saat melihatnya, tapi ia menghiraukannya.

 

Merasakan seseorang yang tengah menghampirinya membuat Ophelia mengalihkan perhatiannya dari pekerjaannya. Ia membalikkan badannya dan terkejut melihat Aaron yang tengah berjalan menghampirinya dengan raut kesal.

 

“Aaron?”

 

Aaron segera menarik tangan Ophelia dan menyeretnya keluar dari balroom. Charles hanya memandangi mereka sambil menopang dagunya. Ia terkekeh dan menghela nafasnya melihat tingkah Aaron yang sangat protektif kepada wanitanya.

 

“Tontonan yang sangat menyenangkan dari adikku tersayang.”

 

–{—

 

Aaron menarik Ophelia melewati lorong-lorong istana. Ophelia tergopoh-gopoh mengikuti langkah Aaron yang besar dan juga cepat. Ia sulit mengikuti langkahnya.

 

Hingga mereka tiba di lorong yang sepi di belokan yang mengarah ke labirin di taman. Aaron melepaskan cengkraman tangannya dari Ophelia. Ophelia mengaduh kesakitan dan mengusap tangannya. Cengkraman Aaron benar-benar kuat.

 

Aaron meletakkan tangannya di dinding, memposisikannya di sisi samping kepala Ophelia seolah-olah memagarinya. Ophelia bersandar di dinding, merasa menciut melihat tatapan intimidasi Aaron. Mata Aaron tampak menyala-nyala murka, dan Ophelia bisa merasakannya dari aura yang keluar dari tubuh Aaron.

 

“Kau pergi,” Ucapnya.

 

“A-aku…”

 

“Kau pergi dari rumah tanpa seizinku!” Bentak Aaron. “Kau langsung menerima tawaran Charles dan pergi dari rumahku begitu saja. Apa yang kau rencanakan?”

 

“Aku tidak merencanakan apa pun,” Ophelia mencoba untuk menyangkal.

 

“Apa kau tidak takut bila Charles melakukan sesuatu untuk mencelakaimu?!”

 

“Aku lebih takut bila aku menolaknya.”

 

“Apa yang kau takutkan, ha? Charles bukanlah raja, dia hanya pangeran yang belum disahkan menjadi raja dan kau dengan mudahnya menerima perintah darinya?”

 

“Aku hanyalah wanita biasa, wanita penghiburmu seperti yang dikatakan Charles.”

 

“Ophelia—.”

 

“Diam! Namaku Ilana,” Ucap Ophelia tegas.

 

Aaron menutup mulutnya. Ia memandang Ophelia sejenak. Matanya berubah tidak sekejam tadi. Apa benar yang dikatakan Ophelia bila Charles menganggap bila adiknya itu wanita simpanannya?

 

“Aku akan menyusahkanmu nantinya. Kau akan menikah dengan seorang tuan putri,” Ophelia berkata sambil memalingkan wajahnya dari Aaron. “Aku tidak ingin merusak hubungan kalian.”

 

“Ophe—.”

 

“Ilana,” Ophelia memotong perkataan Aaron. “Jangan menyebutku dengan nama itu lagi.”

 

“Ilana, kumohon berhenti menjadi pelayan Charles,” Aaron menghela nafasnya. Ia tidak memenjarakan Ophelia lagi dengan tubuh dan tangannya. “Aku akan membawamu ke suatu tempat yang jauh…”

 

“Ada urusan yang harus aku urusi,”

 

Untuk kesekian kalinya Ophelia memotong perkataan Aaron. Ia berusaha untuk tidak menatap mata biru Aaron. Sambil membungkuk ia memberikan ucapan selamat tinggal dan segera pergi dari lorong itu.

 

–{—

 

“Kau tampak cantik.”

 

Samuel berucap sambil memakan apel yang berada di meja samping ranjang Ophelia. Samuel menatap Ophelia yang tengah memakai gaunnya.Gaun itu sangat indah di tubuh Ophelia. Berwarna hijau tosca dengan kerah sabrina berwarna putih yang dihiasi oleh batu-batu pertama kecil. Rambut Ophelia sengaja di sanggul keatas, sedikit bagian yang di biarkan tergerai kebawah.

 

Ophelia memutar tubuhnya membalik dari cermin yang berukur sama dengan dirinya. Ia mengulurkan tangannya ke bagian belakang gaunnya. Samuel beranjak dari ranjang dan menghampiri Ophelia.

 

“Perlu bantuan?”

 

Ophelia mengangguk dan berbalik menghadap cermin. Samuel mengaitkan semua kancing baju di bagian punggung Ophelia. Ophelia menatap lurus ke bayangan Samuel di cermin. Tampak jelas dan nyata, bagian seorang manusia.

 

“Kau sangat tampan,” Ophelia bergumam tanpa sadar.

 

Samuel melirik ke cermin dan tersenyum. “Kau baru menyadarinya?”

 

“Sama seperti sepuluh tahun yang lalu,” Samuel telah selesai mengaitkan semua kancingnya. “Aku ingin berdansa denganmu.”

 

Samuel terkekeh. “Aku yakin kau tidak tahu caranya berdansa.”

 

“Kau akan mengajariku.”

 

“Tentu saja.”

 

Samuel merapikan helaian rambut di bagian telinga Ophelia. Ia beralih ke leher dan mengelus kalung empat pertama zamrud itu di sana.

 

“Charles sangat pandai memlih gaun. Kau tampak menawan.”

 

Ophelia tersenyum mendengar pujian Samuel. Samuel mengecup puncak kepala Ophelia dan bergumam kepadanya.

 

“Pergilah. Charles telah menunggumu di lorong.”

 

–{—

 

Charles berdiri di depan lorong. Ophelia baru saja keluar dari kamarnya yang hanya berjarak satu kamar dari Charles. Charles menoleh dan tersenyum melihat Ophelia. Ia menawarkan lengannya kepada Ophelia, tapi Ophelia menolak dengan sopan.

 

“Aku tidak pantas menerima tawaranmu, My Lord,” Ucapny sambil membungkuk anggun.

 

“Tidak, ini perintah.”

 

Charles memberikan isyarat untuk merangkul lengannya. Dengan enggan, Ophelia menerima tawaran Charles. Mereka berjalan menuju balroom istana. Disana, telah banyak tamu yang datang. Anggota Kerajaan, Bangsawan, dan beberapa orang-orang suci semuanya menghadiri acara pernikahan.

 

“Bersikaplah seperti wanitaku,” Charles berbisik kepada Ophelia.

 

“Kenapa kau melakukan ini? Aku merasa…” Ophelia jeda sejenak, memikirkan kata-kata yang dapat mendeskripsikan perasannya. “Canggung.”

 

“Bukankah sudah aku katakan? Kau adalah pelayan istimewaku. Bersikaplah seperti yang aku perintahkan.”

 

Ophelia hanya mengangguk. Charles membawanya ke seseorang wanita yang tengah berbicara dengan bangsawan lain di tengah ruangan. Pakaiannya sangat berkelas. Rambutnya yang pirang madu di tata rapi keatas dengan hiasan pernak-pernik yang indah. Kerah emasnya sangat lebar menyembunyikan lehernya yang jenjang dan warna biru bajunya di padukan dengan sulama emas tampak membuatnya sangat berwibawa diantara semua tamu.

 

Wanita itu menoleh kepada Charles. Ia setengah baya, sekitar umur empat puluhan. Walaupun begitu ia masih tampak cantik dengan garis-garis halus disekitar dahi dan pipinya.

 

“Dia Ratu Theresa,” Samuel membisikkannya di telinga Ophelia.

 

Seketika Ophelia membelalakkan mata.

 

“Dia hanya mencampakkanmu ke India, apabila kau ingat akan hal itu.”

 

Tentu saja Ophelia mengingatnya. Ratu Theresa selalu menjauhkannya dari ayahnya. Terkadang beliau menindasnya. Memberikan diskriminasi yang berlebihan saat ia masih kecil.

 

Sayangnya, Ophelia hanya bisa mengingatnya samar-samar mengenai kenangan masa kecilnya.  Hal terakhir yang ia ingat adalah saat Ratu Theresa memukulnya dan mendorongnya ke halaman saat hujan, melarangnya untuk masuk ke istana dan membiarkannya membeku kedinginan disana.

 

“Charles,” Panggilnya sambil tersenyum.

 

Charles membawa Ophelia menuju ibunya. Ia membungkuk hormat dan mencium tangan beliau.

 

“Ibu,” Gumamnya.

 

Ratu Theresa hanya tersenyum. Lalu, pandangannya beralih ke Ophelia. Ophelia berusaha untuk memberikan senyum terbaiknya, walaupun di dalam hatinya ia sedikit takut.

 

“Wanita barumu?” Ucapnya sambil menunjuk Ophelia.

 

Ophelia tersenyum kecut. Tampaknya ia sangat terlihat sebagai wanita simpanan Charles. Ophelia telah mengira bila kakak tertuanya ini selalu memperkenalkan wanita-wanita mainannya kepada ibunya.

 

“Jangan mengatakan hal itu, ibu. Aku takut gadis ini tersinggung,” Kata Charles sambil melirik kepada Ophelia. “Perkenalkan, namanya Ilana.”

 

“Ilana?”

 

Ophelia membungkuk hormat kepada Ratu Theresa. “Yang Mulia.”

 

Ratu Theresa bergeming. Ia mengamati Ophelia lekat-lekat. Ophelia merasakan bulunya meremang. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman dari tatapan Ratu Theresa. Sesuatu yang mengungkapkan— bahaya.

 

“Kau—,” Ratu Theresa berhenti sejenak. Dari raut wajahnya ia tampak kaget dan takut. “Ophelia?”

 

Dan seketika Ophelia merasakan oksigen telah habis disekitarnya.

Bersambung…

9 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Samuel mana Samuel ehhhh kok malah nyari Samuel haha
    Cuzz bca dlu
    Mksh dah update yak

  2. farahzamani5 menulis:

    Nahhhh loh ketauan dah ketauan Aihhhhhh
    Gaswat dah klo ketauan gaswat
    Aduhhh gmn dongs
    Samuel cpt tlngin ophelia ituuuuuu
    Aduhh gmn dah nasib ophelia nnt
    Sukaaa deh liat Samuel ngambek pas dicuekin ophelia hihi bikin emesh ehh haha
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ya

  3. Samuel cepetan tolongin Opheliaaa :TERHARUBIRU

  4. wah ketahuan :LARIDEMIHIDUP

  5. Waduhhh, gawat nih gawat
    Ketahuan nih gmna
    Sam tolongin dong Sam :LARIDEMIHIDUP

  6. fitriartemisia menulis:

    Ophelia ketahuaaaaaaaaan

  7. nananafisah184 menulis:

    Wwweehh ketahuaaann.. Cepet bgt ngeh nih ratu theresa :LARIDEMIHIDUP
    Samuueelll help me!!! *ehh ophelia maksudnyaa :KETAWAJAHADD

  8. nananafisah184 menulis:

    Wweehhh ketahuaaaannn.. Ceet bgt ngeh nihh ratu teresaa :LARIDEMIHIDUP
    Samuueell help me!! *eh ophelia maksudnya

    1. nananafisah184 menulis:

      *cepet