Vitamins Blog

Selepas hujan

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

17 votes, average: 1.00 out of 1 (17 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Hujan adalah hal yang paling sederhana yang membuat orang merasa tenang dan damai. Menit yang sama seperti yang aku lalui sebelumnya, bersenderkan sebuah tiang ring di sebuah lapangan basket. Perlahan tiang itu seperti menjauh dariku.
“Kenapa?”

Menit itu berlalu menghasilkan detikan jam yang berjalan beriringan dengan keberadaanku saat ini. Jangan tanya aku, mengapa aku seperti ini? Yah, aku menikmati hujan turun mengguyur dengan indah nan derasnya. Detikan jam itu berubah menjadi hitungan hari, tetap sama seperti sebelumnya. Langit itu rupanya seperti kanvas bagiku dan hujan seperti cat warna yang melengkapi setiap goresan yang terlukis di atas kanvas yang mengubahnya menjadi lukisan yang tercipta dari dalam hatiku. Setahun lamanya terkubur dalam hujan yang indah ini, dan membuat aku lebih menghargai apa arti dari sendiri.

Burung burung berkicau dengan merdu membatu hujan itu berhenti mengguyur bumi yang berusia sangat tua ini, namun raja hujan tak mendengar kicauan yang menghasilkan nyanyian merdu dari burung-burung itu, ia terus menurunkan hujan Indah nan deras ini.
Hanyut seperti air yang mengalir dengan deras, begitu tenang membawaku ke dalam dasar dari sebuah bendungan itu. Tersadar sudah begitu jauh aku menikmati rasa sendiri yang indah nan menggiurkan ini, bak alkohol yang membuat orang lemas dan melayang. Terdengar mereka tertawa riang dengan topik yang selalu ada dalam setiap pembicaraan yang mereka lakukan. Bibirku terkunci, ingin ku membukanya, dengan kunci emas yang berkilau seperti pelangi, namun hati berkata “Jangan.”
“Kenapa? Bisakah? Bagaimanakah?” Seribu pertanyaan selalu terlontarkan di fikiranku, mengitari bak bintang-bintang kecil yang sedang mengejek betapa bodohnya aku. Iya bodoh, melakukan hal yang dibenci semua orang, yaitu menyatu dalam kesendirian. Setahun dunia ku terkunci, dengan rapat nan rapi. Mereka adalah alasan senyuman tipis yang kulontarkan ketika mereka bergurau bertindak konyol di setiap perkumpulan kami.

Tiang ring yang telah jauh dariku seakan berjalan menujuku, rupanya ia ingin kepala ini bersandar lagi padanya dan menunggu ceritaku selanjutnya, cerita rumit yang indah ditata oleh maha kuasa dengan skenario yang rapi, membuat para hambanya tak bisa berbuat apa apa. Terfikir olehku, ia tidak adil, namun mereka menyadarkanku bahwa skenario maha kuasa tak pernah salah sedikitpun. Ia menentukan setiap bait dari kehidupan hambanya. Senang, sedih, tawa, tangis sudah tergariskan di dalam buku skenarionya.

“Ra, kamu masih punya aku” ujar katanya, seorang pria yang telah menemaniku selama tiga tahun lamanya.
“Iya.”
Setidaknya tiang ring itu masih ada di dekatku menguatkan aku untuk tetap tegar, meskipun hanya sebatas senyuman tipis.
“Rara jangan sedih, masih ada aku, seorang sahabat yang tetap di sini sebagai tiang ring bagimu” ujarnya. Mata itu meyakinkanku bahwa aku tidak sendirian.
“Aku takut.”
“Takut kenapa? Takut mereka mengkhianatimu lagi?.”
“Iya.”
“Lupakan yang lalu, itu hanya sebuah kenangan dan seharusnya kamu jadikan pelajaran bukan malah semakin down dan berlarut dalam kesedihan. Gak baik kamu selalu mengurung diri kamu dalam kesepian, beradaptasilah, aku juga gak bisa terus jaga kamu.”
“Jangan pergi ky, aku hanya butuh waktu untuk menerimanya. Sesungguhnya hati ini sedikit pun gak punya rasa benci yang terlalu besar terhadap mereka bahkan aku sangat menyayanginya.”
“Maka dari itu, kamu harus bangkit dan lupakan semuanya. Melupakan pasti sulit setidaknya kamu bisa menerimanya, dengan begitu kamu bisa terbiasa hingga kamu melupakannya.”

Aku rara, mempunyai lima kupu-kupu (sahabat) yang menghiasi setiap hariku setahun terakhir ini, hingga pada ujung tahun salah satu dari mereka menyebabkan hati ini patah. Pengkhianatan atau aku yang terlalu bodoh?. Menceritakan tentang rizky kepada salah satu sahabatku yang kebetulan juga sahabat kekasihku. Kesalah pahaman terjadi, hingga mereka membuat sebuah hal Indah yang membuat air mata membanjiri pipi ini. Terlalu sakit untuk di kenang, hingga hati tak bisa berkata untuk memaafkannya.

“Dia membuat pria itu pergi ky, apa salahku ke mereka? Apa aku ini terlalu bodoh? Atau apa?”
“Sekarang gak ada yang harus disesali, semuanya udah berlalu, kamu harus melanjutkan hidup kamu, aku gak mau pipi chaby ini jadi tirus gara gara kebanyakan nangis, air matamu gak pantes buat dia.”
“Kamu ini goda aku mulu.”
“Ih makin jelek tau kalo manyun.”
“Arhhh rizky loh, sudah jangan goda aku.”
“Biarin.”
“Aku sayang kamu ky.”
“Iya, aku juga sayang kamu.”
“Persahabatan ini jangan sampai putus ya.”
“Pasti.”
“Janji.”
“Janji.” kedua kelingking itu bertemu mengikat kan sebuah janji persahabatan kami. Tiang ring itu tetap kokoh di sampingku, memberikan senyuman di tiap waktuku. Kupu-kupu itu pun berkurang, awalnya berenam hingga menjadi berlima saja. Dengan kepergian dia, setidaknya aku lebih lega. Lambat laun berlalu melewati banyak peristiwa. Waktu yang memperkenalkanku arti sendiri, sakit hati hingga waktu membawaku ke dalam kebahagiaan.

Entah mulai dari mana, berlima pun menjadi lebih indah meskipun aku sedikit merindukan berenam seperti dulu.
Kupu-kupu itu mulai melukiskan sebuah peristiwa yang tak akan bisa terlupa semasa hidupku, senyuman telah hadir di setiap waktuku bersama mereka. Sendiri terlalu lama itu pun tidak baik dan aku memutuskan untuk menerimanya dan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Semua usahaku tak sia sia dan menghasilkan hal yang terindah.

Waktu berlalu lebih cepat hingga semuanya menjadi sejarah dalam hidupku, perlahan tapi pasti.
“Ra, mungkin ini terakhir kita bertemu”
“Masa, gak percaya, ya biar aja kita gak ketemu”

Hari itu berlalu, tiang itu menjauhi ku entah apa alasannya. Kukira ucapannya hanya sekedar gurauan semata, namun itu adalah hal yang serius yang harus aku terima dengan rasa pedih menusuk relungku.
“Dia pergi tuhan.” tangisku mengalir lebih kencang ketika teringat hal manis yang selalu kami lakukan. Dia bukan hanya sekedar sahabat atau teman, namun ia melebihi semuanya. Waktu membawaku kembali ke dalam rasa sakit. Rupanya sang maha Agung sangat mencintaiku, hingga ia ingin melihat seberapa kuat aku melewatinya.
Tuhan skenariomu yang terindah dari ribuan penulis di seluruh penjuru ini dan skenariomu lah yang nyata dan benar adanya dengan itulah aku percaya bahagia itu akan kembali.

lovesela

Just close your eyes and enjoy the rollercoaster that is life.

8 Komentar

  1. Sedih tp terharu jugaaaa :PATAHHATI :PATAHHATI :PATAHHATI

    1. Ehehehehe. Makasih sudah koment :KISSYOU

  2. berasa aku yang ngerasain jadi dia :ASAHPISAU2 :RENCANAJAHARAA

    1. Wah benarkah? Hihi kalau gitu kita sama :PATAHHATI waktu dulu pernah di posisiny :PATAHHATI

  3. Sedih nih ceritanya :PATAHHATI

    1. Huhuhu :PATAHHATI

  4. fitriartemisia menulis:

    eyyy kok sedih :PATAHHATI

  5. farahzamani5 menulis:

    Sesuai janji aq kmrn, mau bca blog dikau lgi ni hehe
    Kok jleb yak, ni pengkhianatan sahabat tuh rasanya……. Aduhhhh ga bsa diungkapin dah
    Sakit bngt pastinya huhu