Chapter 3
-Jason Lee POV-
Kupandangi fotoku bersama Mei dibelakang panggung diponselku, selesai konser kemarin malam hyung memaksa kami berdua untuk foto bersama. “kenapa setelah pulang dari Indonesia, aku merasa ada yang berbeda dengan diriku”, apa karena Mei tak disisiku. “DISISIKU” Ayolah memang aku ini siapanya dia? Teman bukan, pacar apalagi. Kenapa seakan aku mengklaim ia milikku. Molla, ada apa dengan diriku.
“Jason” suara hyung memutuskan lamunanku dari Mei.
“nde, ada apa hyung?” tanyaku bodoh.
“kita sudah sampai, apa kamu tidak lihat kita sudah berada didepan rumahmu” jawab hyung dengan sabar.
“nde, aku masuk dulu hyung”. aku membuka knop pintu ingin segera turun.
“chakkaman” cegah hyung.
“ada apa lagi hyung?” tanyaku tak sabar.
“apa kamu memikirkannya?” Tanya hyung.
“siapa hyung?” tanyaku balik.
“penerjemah itu” jawabnya
“Apa maksudmu hyung?” tanyaku kesal sekaligus terkejut. Kenapa dia bisa tau aku sedang memikirkannya.
“aku tahu kau tertarik dengannya? Sudahlah mengaku saja” godanya.
“apa yang kau bicarakan hyung, kenapa berbicara aneh seperti ini. Pulanglah dan istirahat sepertinya hyung mengalami jetleg dan bisa bicara ngelantur seperti ini” ujarku. Bergegas keluar dari mobil dan masuk kerumah menghindari pertanyaan Hyung tentang perasaanku terhadap Mei.
***
-Mei POV-
Kupandangi foto yang dikirimkan oleh kakakku sebulan yang lalu, foto dirinya dan juga halmeoni, mereka berdiri didepan sebuah kafe yang dirintis oleh kakakku beberapa tahun lalu.
“aku merindukan kalian” ujarku lirih.
Kurebahkan diriku dikasur memandangi foto-foto lamaku saat berada di Jepang. Ya, setelah kematian kedua orang tuaku 6 tahun lalu, aku memutuskan untuk pindah dari jepang untuk tinggal dan jadi warga Negara Indonesia.
Ingin rasanya mengunjungi halmeoni dan kakak di jepang dan berkeliling dunia seperti impianku selama ini. Tapi rasanya itu mustahil, mengingat usia kakek dan nenek ku sekarang ini, bagaimana mungkin aku tega meninggalkan mereka.
Aku tinggal di Indonesia sejak lulus SMA sampai sekarang. Hanya 1 sampai 2 kali dalam setahun aku berkunjung ke Jepang.
Ku ambil buku yang sudah usang itu, buku peninggalan kedua orang tuaku. Buku yang berisi perjalanan mereka berdua selama ini yang menjelajah berbagai macam Negara.
Ku pandangi foto terakhir mereka yang berada di Eropa menyalurkan rasa rinduku melalui foto ini. Orang tuaku mengelilingi benua Asia saat masih muda dulu sebelum memiliki kakak juga diriku. Mereka kembali mengelilingi dunia setelah 2 tahun kematian kakek.
Saat aku kecil aku dulu pernah aku bertanya pada ibuku, bagaimana kisah hidup mereka. Ibuku mengatakan bahwa mereka berdua bertemu di Australia pada saat menuntut ilmu. Mereka memutuskan menikah setelah 2 tahun menjalin hubungan dan memutuskan untuk keliling Asia. Setelah mereka memiliki kakakku, mereka memutuskan untuk menetap di Indonesia. Setelah 6 tahun tinggal di Indonesia mereka pindah ke Jepang. Aku besar dan lahir di Jepang.
***
-Jason Lee POV-
Pagi-pagi sekali aku berangkat ke agency untuk menghadiri pertemuan dengan salah satu artis jepang, dia menginginkanku untuk menjadi model MV nya. Hal ini menjadi pengalaman pertamaku menjadi seoarang model MV orang lain.
Aku hanya seorang penyanyi memang tidak ku pungkiri bahwa aku pernah beberapa kali menjadi model, ayolah itu hanya model pakaian suatu majalah atau hanya sekedar bintang iklan. Aku tak pernah terlibat dalam pembuatan MV orang lain. Biasanya mereka yang terlibat dalam pembuatan MV ku. Tak hanya itu aku akan membawakan satu lagu jepang bersama penyanyi itu.
“kamu akan melakukan proses pembuatan MV nya mulai besok dan dilanjutkan di Jepang minggu depan” hyung mengintrupsi, aku memutar kursi kekiri kekanan malas, hyung duduk diseberang meja mempelajari kontrak.
“ini akan menjadi kemunculan keduamu didepan publik setelah fansmeeting di Indonesia paska kepulanganmu dari wajib militer” lanjut hyung, aku hanya mengangguk menanggapinya.
“ini lirik lagu yang harus kau bawakan dengan penyanyi itu, pelajari dan latihanlah” perintah hyung.
“iya hyung, apa ada yang masih ingin dibicarakan?” tanyaku.
“tak ada, memangnya kamu mau kemana?” ujar hyung.
“aku ingin pergi ke makam appa, seharusnya pulang dari wamil aku sudah pergi kesana” jawabku
“pergilah temui appamu, kamu sudah lama tidak ke makamnya” perintah hyung.
“aku pergi hyung” ujarku.
***
-Mei POV-
Bangunan yang tidak terlalu tinggi bediri dengan kokohnya dengan nama “Radio Muda” didepan pintu masuk. Tempatku selama ini mengisi hari-hariku di Indonesia. setelah aku lulus kuliah 3 tahun yang lalu aku memutuskan untuk mengambil pekerjaan ini.
Alasanku hanya ingin lebih meluangkan waktuku menemani kakek dan nenekku. Tidak hanya itu saja, aku bisa pergi ke tempat-tempat di seluruh Indonesia untuk memenuhi impianku. Saat aku menceritakan keinginanku keliling Indonesia pada mba sofi saat itu, ia tidak keberatan bahkan mba sofi memintaku untuk menceritakan pengalamanku itu untuk bahan siaran. Aku pergi tidak pernah lama, maksimal 3 hari.
Kulangkahkan kakiku memasuki gedung “Radio Muda” mencari ruang mba sofi. Ya, aku ingin menemuinya bukannya untuk bekerja tapi untuk berhenti bekerja. Aku ingin memberikan surat pengunduran diriku padanya yang sudah kuanggap sebagai kakak, sahabat, dan juga bosku itu.
Aku akan pergi ke jepang menemui kakak dan nenekku setelah itu aku akan pergi ke Eropa, melanjutkan perjalanan kedua orang tuaku. Ya, seminggu yang lalu kakekku memberikanku ijin pergi setelah melihatku ketiduran sambil memeluk buku peninggalan kedua orang tuaku. Ya, kakekku tahu keinginanku itu meskipun aku tak pernah memberitahunya.
Sebenarnya saat kakek mengutarakan bahwa aku boleh pergi, aku menolaknya. Tapi kakek bersikeras agar aku tetap pergi, dia mengatakan untuk tidak menjadikan ia sebagai bebanku. Tapi aku tak pernah menganggapnya seperti itu. Setelah berhari-hari kami saling tak bebicara satu sama lain. Aku menyerah dan memutuskan untuk pergi ke Eropa dan pulang secepatnya. Setelah keluar dari ruang kerja mba sofi, aku menemui rekan-rekan kerjaku yang lain. Meminta maaf, berterima kasih, mengucapkan salam perpisahan kepada mereka semua. Karena 5 hari lagi aku akan berangkat ke Jepang, ketanah kelahiranku.
***
-Jason Lee POV-
Akhirnya selesai juga proses pembuatan MV dengan penyanyi jepang yang bernama Yumi Takada itu. Pembuatan MV di Jepang hanya 4 hari saja. Jam 10 tadi aku pergi ke agency Ayumi untuk melihat MV nya. MV ini menceritakan kisah sepasang kekasih dari 2 negara yang berbeda. Ayumi dari Jepang dan aku dari Korea. Untung saja proses rekaman sudah diselesaikan saat aku di Korea.
Hari ini aku bebas untuk pergi kemana aja, aku memutar stir mobil mencari tempat untuk makan siang. Aku memutuskan untuk berhenti didepan sebuah kafe yang bernuansa jepang dan juga korea.
Ya tempat yang unik menurutku. kulangkahkan kakiku memasuki kafe ini dengan penyamaran tentunya, aku memilih tempat duduk yang berada di pojok yang mengarah ke pintu masuk lalu memesan makanan jepang, sudah lama sekali aku tidak ke Negara ini.
Saat aku menunggu pesanan, aku melihat yeoja itu didepan pintu masuk, yeoja yang hampir 2 minggu ini ada dalam pikiranku. Apa aku berimajinasi, apa aku begitu merindukannya sampai-sampai melihatnya berada di jepang. Penglihatanku teralihkan karena pelayan mengantar makanan pesananku. Mungkin itu hanya imajinasiku saja, tapi dugaanku salah saat pelayan itu pergi yeoja itu masih ada, Ya Tuhan dia nyata dia bukan imajinasiku saja, sekarang Mei berdiri didepan meja kasir dan berbicara dengan karyawan yang berjaga disana, kasir tersebut mengangguk dan menyuruh temannya.
Yeoja itu terlihat sangat berbeda saat ini, ia terlihat sangat cantik saat mengenakan pakaian casualnya yang dipadukan dengan celana jins dengan rambut yang dibiarkan tergerai berbeda sekali saat ia jadi penerjamah dengan pakaian formalnya.
Aku melihat yeoja itu tersenyum dengan pandangan bahagia, seperti seorang yeoja saat ingin menemui kekasihnya. Ya Tuhan yang benar saja, sekarang matanya semakin berbinar-binar saat melihat seorang namja yang turun dari tangga yang diikuti karyawan tadi dibelakangnya.
Saat namja itu berdiri dihadapannya sambil merentangkan tangan, Mei langsung menghambur kedalam pelukannya, aku mengeraskan rahang saat melihatnya. Terlebih lagi ketika namja itu meletakkan kedua tangannya diwajah Mei dan mengelusnya, Mei masih melingkarkan tangannya dipinggang namja itu, menyisahkan sedikit jarak diantara mereka.
Aku mengepalkan tangan menahan kesal saat Namja itu mencium Mei dikeningnya setelah itu namja tersebut mengambil koper yang mei letakkan didekat pintu masuk dan mereka berdua pergi. Aku hanya berdecak kesal, seleraku makanku hilang seketika dan ku putuskan lebih baik pergi dari kafe ini.
Aku pulang ke apartemen yang disediakan oleh agency Yumi selama aku di Jepang dan mempromosikan lagu duetnya denganku. kurebahkan tubuhku keatas kasur, kekesalanku masih kurasakan sampai saat ini.
“Akkkh, kenapa aku bisa lupa, aku bahkan belum menemui keluarga orang yang menolongku 10 tahun lalu”
Ketika umurku 15 tahun aku hampir saja ditabrak mobil tapi seorang kakek menyelamatkanku.
Aku bersamanya dibawa ke rumah sakit, aku hanya mengalami luka-luka ringan. Setelah lukaku diobati, aku pergi keruangan kakek itu di operasi. Aku melihat seorang nenek sedang menunggu sambil menangis, aku hanya mengawasi dari jauh.
Aku takut untuk mendekat. Saat dokter keluar dari ruang operasi, dokter mengatakan bahwa kakek itu tidak bisa diselamatkan. Aku menggenggam erat kalung dan foto milik kakek itu yang terjatuh saat menolongku. Aku mengambilnya saat kakek itu dibawa masuk kedalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit.
Mengingat kecelakaan itu, aku teringat akan janjiku pada appa 2 tahun lalu sebelum ia meninggal. Ia berpesan agar aku menemui keluarga kakek yang telah menolongku di Jepang. Appa memberitahuku bahwa ia telah menemukan alamat keluarga itu. Seharusnya setelah pulang dari wajib militer aku menemui mereka mengucapkan terima kasih sekaligus meminta maaf karena diriku mereka harus kehilangan orang yang mereka sayangi.
Kurogoh saku celana belakangku untuk mengambil kertas berisikan alamat rumah kakek itu di Jepang untuk mengingat alamat rumahnya.
Pandangan mataku terallihkan pada foto yang ada didompet ini. Foto seorang anak perempuan yang sedang tersenyum. Foto yang aku temukan bersama kalung dengan inisial nama Mei.
“aku harus kesana besok” gumamku.
terima kasih yg sebanyak-banyak untuk yang udh baca cerita my bride, vote dan komen nya terima kasih.
keep reading My Bride ya :)
Omg dah part 3 ajahhh ini
Vote dlu yak
Bca ny maraton nnt mlm hehe
Semangat
wah,,, takdir ini :BAAAAAA
wah makin seru nih…..
jalinan takdir dan cerita nya sudah terlihat…..??
Nahh loh dah niat mau bca dri kapan tau ehh bru bca skrng
Kok gmn gtu ya bca part ini, merinding2 gmn gtu haha
takdir menemukan mereka,aihh so sweet bngt sih, ini jngn2 mau konflik yak abis manis2 bgni huaaaaa :PATAHHATI
Cieee Jason, blom apa2 dah cemburu aja ehh hihi
Cuzz ke part berikutnya
Semangat
Makin seru kisahnya…
:YUHUIII
Ternyata ortunya si Mei suka mengelilingi dunia, aihh aku jadi pengen…..
Jason ternyata udah Wamil?? Wahhh kereeennnn~
Jason belom apa-apa udah cemburu ajaa ahay deee hihihi~
Firasatku sepertinya benar, Jason ada hubungannha dengan keluarga Mei yanh sepertinya kakeknya Mei…
Vote dulu yaaaa
Ditunggu kelanjutannyaa
Siap itu yg dipeluk peluk Mei??
Gatau apa ya Jasonnya cemburu,,