Vitamins Blog

Dear Diary for You Chapter 6

Bookmark
Please login to bookmark Close
18 votes, average: 1.00 out of 1 (18 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...
[ratings]
 -sebelumnya maaf aku menggunakan tata bahasa yang mungkin aneh,tidak beraturan-

Malam ini jam 19.58 aku memulai untuk bercerita seperti biasa pasti kalian tahu aku mau cerita apa wkwk.

Aku berusaha mulai pukul 07.00-19.30 untuk tidak membuka akun sosial media, ternyata rasanya cukup sulit karena aku tidak terbiasa tanpa ponsel ini.

Saat pertamakali membuka media sosial yang kupilih adalah LINE.
Tidak ada sesuatu yang spesial, isi chatting ku hanya berasal dari OA,grup kelas,teman kelas yang salah chat,grup sahabat SMA, salah satu sahabatku dan satu orang   yang akhir2 ini sering chatting denganku tapi dia hanya sekedar teman untukku.

Saat aku memutuskan untuk membuka grup sahabat SMA, disana aku menemukan dia. Dia cukup aktif berbincang-bincang bersama yang lain. Lalu, dia juga sudah janjian dengan salah satu sahabat ku ( sahabatku yang perempuan ) untuk bertemu disekolah untuk mengurus sesuatu perihal kelulusan.
Bagaimana dengan ku? aku belum mengurus itu, dari enam sahabatku hanya satu orang saja yang peduli denganku. Mereka tidak jahat, tetapi entah mengapa aku merasa kehilangan.

Dia bahkan tidak pernah sekalipun menyinggung tentang ku di grup, yang dia bincangkan hanya tentang salah satu sahabatku ( sahabatku yang perempuan, yg sudah membuat janji dengannya) entah saling melemparkan guyonan atau membahas mengenai janji mereka.

Aku hanya merasa sedikit… Panas. Iya aku tahu, aku tidak boleh seperti itu tetapi wajar saja bukan jika aku merasa seperti itu?

Sudah lama sekali aku tidak ikut numbrung didalam grup chat tersebut, karena aku terlalu segan.
Jika aku muncul, dia pun tidak akan merespon malah dia hanya merespon dari percakapan sahabat perempuan ku (yg sudah membuat janji dengannya) lalu sahabatku yang lain hanya menjadi pembaca gelap.

Kalian pasti tahu bagaimana rasanya jika berada di posisiku kan?

Jujur, aku merasa cemburu walaupun aku tahu itu tidak boleh cemburu dengan sahabat sendiri tetapi aku menutupinya dengan baik.
Aku sempat marah dan kesal yang tentu nya hanya bisa ku pendam sendiri, karena sahabat perempuanku itu seperti tidak peka dengan keadaanku. Sahabat perempuanku sangat perhatian dengannya, membuat dirinya senang, bahkan yang ‘katanya’ ingin membantuku menjelaskan hubunganku dengan dia sampai sekarang tidak ada kabar.
Lagi… Aku tidak menunjukkan itu kepada siapapun, hanya kepada kalian saja yang membaca.

Bolehkan aku merasakan hal seperti itu kepada sahabat perempuanku itu?

Kini aku semakin sadar, bahwa DIA tidak mengaggapku ‘ADA’.

Perjuanganku kini hanya tersisa 30% untukmu, lalu sisanya aku pakai untuk menyembukan hati ini.

Hari Jumat besok adalah hari dia dengan sahabatku mempunyai ‘janji’ ya tanpaku. Tak apa, walaupun mereka sudah berjanji dan aku pasti akan bertemu dengan mereka disana (karena aku juga harus mengurus hal yang sama), akan aku usahakan untuk menghindar dari mereka. Aku tak berjanji bisa bersikap ceria seperti biasanya, karena aku termasuk orang yang tidak bisa menahan air mata. Jika sudah tak tahan atau mau tak malu menangis di hadapan mereka, aku akan memasang wajah datar nan dingin ditambah irit bicara. Lalu begitu urusanku selesai, aku akan pulang tanpa pamit. Biarkan aku bersikap jahat untuk hari itu saja, sungguh aku tidak sanggup untuk tersenyum lagi jika melihat mereka. Tetapi jika dihadapan sahabatku yang lain, aku bisa menebarkan keceriaanku agar mereka tidak banyak bertanya mengenai diriku.

Andai kamu membaca diary ku ini, apa yang akan kamu lakukan wahai sayangku?

3 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Hri ini mau ketemuannya yak
    Semangatttt yak
    Dikau bsa kok lalui hri ini dngn okehh

    1. Iya hari ini :ngambeknih :blackpompom

  2. fitriartemisia menulis:

    aaaaakkk kok aku kesel ya sama “DIA” :ASAHPISAU2