A Priori ch. 5 Pemikiran
“Kau!!” Ucap Zia habis pikir dengan kelakuan Azka yang sangat suka mempermainkannya. Walau ia tau memang sejak dulu ia sangat sering dipermainkan seperti ini.
Zia bangun dengan sedikit mengumpat marah kepada Azka. Dan berniat untuk kembali menuju kamarnya untuk beristirahat.
“Jangan pergi dulu, kurasa kita perlu bicara.” Ucap Azka yang membuat Zia menghentikan langkahnya.
~~~~
“Apa?!” Ucap Zia ketus.
“Kau kenal orang yang mengejar kita tadi?” Tanya Azka sambil berdiri.
“Itu bukan urusan mu.” Jawab Zia ketus lalu berbalik lagi meninggalkan Azka.
“Ini tidak akan mudah” ucap Azka sambil mengacak rambutnya gusar karena gagal mendapatkan informasi dari Zia. Azka lalu berbalik dan kembali mengelilingi penginapan untuk memastikan kembali keamanan di penginapan itu walau sebenarnya sejak malam tadi setelah ia mengantarkan Zia kekamar. Azka sudah memulai pekerjaaannya yang merupakan seorang pengawal Zia dengan memastikan dan menambah cctv untuk mempermudahnya memunitor seluruh gerak gerik Zia.
Azka memeriksa pintu masuk belakang untuk memastikan apakah in bisa digunakannya untuk jalan kabur yang aman jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi. “Kurasa ini cukup aman dan berguna.” Ucap Azkq sambil kembali mengunci pintu belakang itu.
Tatapanya kembali melihat kearah jendela tengah berwarna merah yang merupakan kamar milik Zia. “Apa aku harus bepura-pura baik agar mudah dekat denganya lalu mendapatkan informasi. Ah, tidak itu tak akan berhasil.” Ucap Azka ketika pandangannya melihat Zia yang tengah memandang keluar jendela termenung lalu segera menutup jendelanya lagi ketika mata mereka bertemu.
“Aisss ini sungguh merepotkan.” Ucap Azka sambil kembali menatap jendela merah itu. Dengan sedikit menampilkan senyumnya Azka kembali melangkahkan kakinya menuju jendela.
Zia terus saja marah-marah dengan sikap Azka padanya seharian ini. “Dia itu menyebalkan. Apa dia tidak bisa bersikap baik pada ku. Ahk aku membencinya.” Ucap Zia berulang-ulang.
Setelah mengganti bajunya Zia kembali teringat dengan kejadian tadi, debaran jantungnya kembali muncul. Bayangan mengerikan tentang penculikan yang hampir merenggut nyaeanya kembali ada dibenaknya.
Zia berjalan menuju jendela di ujung kamarnya, menatap keluar jendela dengan hampa. “Mengapa orang-orang itu mengejarnya, bukankah ia tidak pernah melakukan kesalahan selama ini.” Pikirnya sambil memgedarkan matanya tapi tatapannya berkenti ketika menemukan sosok Azka yang kembali membuatnya marah dan dengan cepat Zia menutup jendelanya.
Tapi tatapan Zia tidak bisa lepas dari sisi seberang jendela, hatinya menentang tindakannya untuk menutup jendela. Sedikit mengintip kearah luar untuk kembali melihat apakah Azka masih disana. “Apa dia sudah pergi.” Ucap Zia sambil membuka jendela merah itu lagi.
Azka sekarang tengah bersandar disisi kiri jendela itu. Mungkin karena keahliannya Zia tidak dapat merasakan kehadiran Azka yang didekatnya. Suasana sekarang sungguh mengingatkan Azka akan kenangan mereka dulu di smp.
Tidak berbeda dengan Azka sekarang Zia pun tengah menerawang keatas langit sambil memikirkan kenangannya dulu saat pertama kali mengenal Azka.
~~~
Seluruh kelas menjadi ribut karena perkelahian antara dua pemuda yang tengah saling adu tinju. Zia berdiri di ujung kelas sambil memantap perkelahian itu dengan ketakutan.
“Sudah ku katakan jangan kau sentuh dia!! Dia itu pesuruh ku!!” Teriak pemuda berambut hitam dengan angkuhnya sambil memukuli pemuda lain yang sudah tidak mampu berdiri.
Azka sudah dikenal sebagai anak berandalan nakal sang penguasa mulai dari kelas 2. Kemampuan berkelahinya sudah berada diatas rata-rata anak seumurannya. Dengan cepat Azka menarik kerah pemuda lain dihadapannya itu sambil mengancam “Dengar jangan sampai ku tau kau kembali memintanya melakukan perintah mu tanpa izin dari ku. Apa kau dengar!” Teriak Azka nyaring.
Pemuda lain yang sudah kalah hanya bisa menunduk dan mengiyakan akan kekalahannya. Azka berjalan sambil membenarkan bajunya yang sudah lusuh karena berkelahi dan mendekati Zia dengan senyum menyeringainya. “Kau! Sudah kukatakan bukan, jika aku ingin maka aku akan mendapatkannya.” Ucap Azka lalu mengambil tasnya yang berada ditangan Zia.
Sambil berjalan melewati beberapa orang yang bergerombol Azka meninggalkan ruang kelas sambil membersihkan sedikit darah yang berada di ujung bibirnya. Zia mengikuti langkah Azkq di belangnya sedikit takut “Apa tidak ke uks?” Ucap Zia takut-takut.
Azka berbalik melihat kearah Zia dengan sedikit senyum meremehkanya. “Aka kau sedang memerintah ku?” Ucap Azka dengan mencubit pipi Zia yang gendut.
~~~
“Kenapa aku jadi mengingat kejadian itu. Sungguh menyebalkan.” Ucap Zia sambil kembali ingin menutup jendelanya. Tapi jendela itu tidak bisa tertutup karena ada tangan orang lain disana.
“Apa yang kau ingat?” Ucap Azka seketika berada didepan Azka sambil menahan jendela agar tidak tertutup.
“Apa yang kau lakukan di sini.” Ucap Zia terkejut karena baru menyadari Azkalah yang menahan jendelanya.
Azka dan Zia sekarang kembali bertatapan dengan sejajar sehingga mata mereka kembali bertemu. “Dengarkan aku sekarang.” Ucap Azka dengan serius.
Zia terdiam ketika mendengar suara Azka yang serius itu dan menunggu lanjutan ucapan Azka. “Aku harus menemui polisi karena kau jadi bersikaplah lebih baik.” Ucap Azka dengan sedikit senyum jahilnya.
Zia memutar matanya malas “Itu bukan urusan ku.” Ucap Zia sambil kembali mau menutup jendelanya tapi malah kembali ditahan oleh Azka. Sekarang mereka saling berkelahi dengan tarik menarik jendela tapi Azka dengan santai melepas tanganya dari jendela dengan tiba-tiba sehingga membuat Zia hampir jatuh terjungkal.
“Ahahahha.” Tawa Azka tidak bisa ditahanya karena telah berhasil menjahili Zia dan berjalan menjauh dari jendela yang sudah ditutup jua dengan marah.
Tapi tiba-tiba saja ada tembakan yang melesat menuju Azka yang hampir mengenainya jika tidak segera menundul. Dengan cepat Azka melihat kearah sebuah pohon yang tampak sosok bertopi hitam dengan senjata laras panjangnya segera berlari meninggalkan tempatnya itu.
“Aku tidak boleh tergesa-gesa.” Ucap Azka memalingkan pandanganya dari sosok yang sudah tidak ada itu.
Sekarang seluruh staf sudah berkumpul kembali dan memulai perwkaman untuk episode konflik yang menampilkan Azka sebagai aktor tambahan. Dalam perannya Azka memerankan sebagai pihak ke 3 dalah hubungan Zia dan tokoh utama pria.
“Cepat sana lakukan dengan benar.” Ucao Ardi semangat ketika melihat produksi drama yang ia suka.
“Diam saja, aku akan melakukan yang terbaik tapi laporkan apa yang sudah kau dapat dari pemeriksaan mobil yang terbakar.” Ucap Azka sebelum kembali melakukan perannya sebagai aktor.
Semua berjalan dengan baik, seluruh perekaman drama berjalan baik. Azka mendapatkan pujian dari produser dan para staf lainnya karena ia sudah melakukan perekaman tanpa sedikit kendala sedikitpun.
Selama perekaman Zia tidak bisa sepenuhnya berfokus menghafal dialognya secara lancar karena ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Azka yang juga berada disana. “Zia fokuslah.” Ucap Rina sambil memberikan minuman pada Zia.
Tatapan Azka mengawasi seluruh kegiatan Zia tanpa diketahui sedikitpun. Kadamg ia sengaja beralasan untuk membantu beberapa staf agar terus berada di sekita Zia.
Kadang tatapan Zia buyar karena melihat Azka yang terus berada disekitarnya. Setelah seluuh rangkaian rekaman hari ini selesai Zia masih melihat Azka yang tengah membantu membereska beberapa peralatan milik staf.
“Apa yangkau lakukan.” Ucao Zia yang sudah berada didekat Azka.
“Apa kau tidak bisa melihat?” Jawab Azka sambil terus melakukan kegiatannya.
“Lupakan. Apa ada laporan dari kepolisian tentang kejadian tadi siang?” Tanya Zia dengan sedikit acuh.
“Lupakan lah itu juga.” Balas Azka tidak kalah acuh dan berjalan meninggalkan Zia.
“Hei, tunggu.” Ucap Zia mengikuti langkah Azka.
Azka berpaling sambil berkata “bagaimana jika bertukar?” sambil memberikan penawaran pada Zia.
“Apa yang kau inginkan?” Ucap Zia sambil melipat tangannya didepan.
“Wah kau sangat sombong seperti kata orang-orang.” Ucap Azka sambil menggerakan alisnya.
“Diam kau! Cepat katakan saja apa kata polisi yang menghubungi mu.” Ucap Zia dengan sedikit marah ketika mendengar ucapan Azka tentang sikapnya.
Azka memperhatikan Zia yang tengah marah, mengamati perubahan sikap dari wanita didepannya ini. “Sejak kapan kau dikejar mereka.” Ucap Azka setelah sekian lama diam.
“Mungkin 3 bulan yang lalu, aku pernah menjadi salah satu saksi dalam sebuah perampokan. Tapi itu sudah lama dan aku bahkan tidak mengingat wajah para penjahat itu.” Ucap Zia dengan badannya sedikit bergetar karena takut ketika mengingat kejadian penculikan dan perampokan yang tidak sengaja ia juga menjadi korban.
Mata Azka menajam mendengarkan seluruh penjeladan Zia memastikan tidak ada satupun kata kebohongan yang duberikan Zia untuknya. “Lalu ciri seperti apa yang kau ingat dari penjahat itu?” Tanya Azka lagi.
“Mawar hitam dilengan. Kumohon jangan minta aku mengingat lebih jauh.” Ucap Zia yang sekarang tertunduk menahan ketakutan ketika mengingat kejadian mengerikan itu.
“Tenanglah aku ada disini.” Ucap Azka yang membuat Zia kembali mengangkat wajahnya dan membuarkan mata mereka saling bertatapan. Ada rasa lega dan aman yang menyelimuti Zia kembali ketika menyadari Azka berada didekatnya sekarang.
“Aku sudah memberitahu mu . Bagaimana hasil penyelidikan polisi?” Tanya Zia dengan tidak sabar.
Tapi sebelum Azka menjawab tiba-tiba saja suara tembakan terdengar dan beberapa tembakan mengarah ke arah Zia dengan cepat Azka menarik tangan Zia dan berlari bersama. Azka memeluk Zia sambil berlindung dibelakang pohon untuk memghindari peluru.
SEE YOU ~~~
BY : RP
Pertamaaaaa
Hehe
Hehehe :cintakamumuach makasih dah mampir
Wihh diup jg, br baca nih gara2 webnya yg rada lemot..
Btw nih, itu adegan flashbacknya napa kaga dijadiin miring aja tulisannya biar dibedain gitu..
Teruss lanjutin yaa, pnasaran nih apa yg diliat Zia sampe diincer ma geng Mawar hitam :LARIDEMIHIDUP
Makasih dah baca :HULAHULA iya lagi diperbesar servernya
Oh ia lupa di miringkan tulisannha ahahha
Sip bakal lanjut terus :PANDAELUS
sekarang dor2an,,, aku penasaran sapa di balik semua nya :tidakks!
hayooo loh semakin penasaran :tepuk2tangan
ayooo baca part selanjutnya aja :cubitnakal
makin kepoooo
Hayoooo kepooo nya yang sabar ya ahahha :KAGEET
Zia kok diteror terus :DOR! :DOR! :DOR! :DOR!
Kasihan zia di teror mulu ???
Kasian si Zia kena teror :LARIDEMIHIDUP
Penasaraannn
ini serangan terornya bertubi-tubi banget ya :LARIDEMIHIDUP
Serem juga diteror gituuu