Vitamins Blog

A PRIORI ch.4

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

33 votes, average: 1.00 out of 1 (33 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

A PRIORI Chapter 4.Pergerakan

“Apa yang terjadi?” Ucap Zia dengan suara ketakutan didalam pelukan Rina.

“Pejamkan saja matamu. Tenang dan percayalah padaku.” Ucap Azka memberikan sebuah pegangan kekuatan dalam kata-kata yang menenangkan.

Azka memilih berputar arah dan mobil-mobil itu berusaha menejarnya. Sebanyak 3 buah mobil hitam berada di belakang mengikuti laju mobil putih dalam kegelapan malam. Jalan sepi yang memberikan pertanda jauh dari hiruk pikuk kota.Ā 

Sekarang mobil hitam sesekali menghantam mobil putih yang dikemudikan Azka. Zia sesekali berteriak ketakutan ketika mobil mengalami goncangan yang mengejutkannya. Sedangkan Rina terus berusaha menengkan Zia.

Azka terus melajukan mobilnya dengan kecepatan lebih, untuk cara mengemudinya jangan ditanya karena dipastikan ia sendiri sudah lihai dalam mengendarai berbagai mobil karena pekerjaannya.

“Berpegangan lah erat-erat” ucap Azka sambil membelokan mobil dengan tajam di sebuah lereng perbukitan. Jalan lurus sekarang sudah berubah menjadi jalan terjal berbatu.Ā 

Mobil hitam masih saja di belakang mereka. “Kenapa keras kepala sekali.” Ucap Azka dengan sedikit marah saar melihat kaca yang menunjukan arah belakang.

“Aku tau jalan ini. Kita bisa melewati jalan pintas untuk kejalan tol utama.” Ucap Rina seketika melihat petunjuk jalan yang baru saja mereka lewati.

“Apa yang kau lakukan! Mengapa sampai ke jalan berbatu seperti ini!!.” Protes Zia pada Azka karena merasa Azka hanya memilih jalan secara acak dan itu bisa saja membuat mereka semua celaka.

“Arahkan jalannya. Dan kau kucing diamlah atau kau mau merasakan rasanya ku bungan dipinggiran jalan.” Ucap Azka sambil melirik kebelakang melewati kaca yang dapat dilihat Zia pantulan mata Azka yang menajam sambil terus melajukan mobil.

Rina memberikan arahan dengan cepat sesuai permintaan Azka. Jalan yang mereka laluipun kembali beraspal dan membentang lebih luas tanpa bebatuan terjal seperti sebelumnya tapi disisi jalan banyak terdapat gundukan batu-batu sisa pembuatan jalan. “Berpeganganlah lebih erat.” Ucap Azka terus meningkatkan laju mobil.

Mobil hitam itu akhirnya mendekati mobil putih Azka, sesekali mobil hitam menambrak secara sengaja mobil putih di depannya sampai membuat Azka sesekali terdorong kedepan.Ā 

“Akan ku balas kau!” Ancam Azka dalam desis suaranya. Dengan sengaja ia lamban untuk membelok pada sebuah gundukan batu lalu dengan cepat membanting serirnya hingga mobil hitam di belakangnya terkejut dan sempat bergesekan dengan gundukan batu itu sehingga menciptakan bunyi nyaring dan sed1kit percikan api.

“Cih dia menghindar.” Ucap Azka kurang puas. Rupanya para pemilik mobil hitam dibelakang marah sehingga mereka tiba-tiba saja dengan gegabah ingin menabrak mobil Azka kembali tapi hal tidak terduga terjadi, mobil polisi datang berbaris di belakang mobil hitam itu.

“Hei A, kami menemukan mu.” Ucap suara dari earphon milik Azka yang rupanya Ardi ketua devisinya.

Azka benar-benar ingin mengumpat dan marah karena merasa teman-temannya itu lamban. Ia hanya diam tanpa menyahut karena takut Zia ataupun Rina merasa curiga padanya.

“Pergilah kami akan mengurus sisanya.” Ucap Ardi mengulang perintahnya kepada Azka. “Sepertinya polisi akan mengurus semuanya.” Ucap Azka kepada Rina dan Zia yang sedang tampak memperhatikan mobil-mobil polisi di belakang mereka. Azka mengatakan itu juga sebagai balasan kepada timnya bahwa ia akan mempercayai mereka mengurus para penjahat itu.

Tapi sebelum Zia merasa lega tiba-tiba saja suara ledakan terdengar dibelakang mereka. “Kyaaaa!!” Teriak Zia bersaman dengan ledakan itu. Azka terkejut langsung membanting stir kekanan jalan yang menyebabkan mobilnya menabrak pembatas jalan untuk menghindari kepingan mobil yang terbakar.

Ā 

“Sial mereka memilih meledakan diri.” Geram Azka tertahan sambil melihat dari kaca, mobil hitam yang tadinya mengejar mereka sekarang hangus dan diselimuti api.

“Mau bagaimana lagi. Tapi baguslah bom yang mereka gunakan tidak terlalu besar jadi kita masih bisa selamat.” Ucap Nadia selaku ahli bom yang berbicara dengan Azka melalui earphon.

“Cih.” Ucap Azka yang cukup nyaring membuat Zia melihat kerahnya. “Kenapa kau masih diam cepat antar aku kepenginapan.” Ucap Zia dengan nada sombongnya.

Azka membalikan badannya sehingga sekarang mereka bertatapan dan membuat keheningan yang mengerikan untuk Zia. Tangan Azka yang cukup panjang menarik rambut Zia sehingga mau tidak mau Zia juga mendekatkan kan wajahnya kearah Azka sambil berkata “Jangan tarik rambut ku seperti ini! Apa kau tidak tau perawatan rambutku sangat mahal!”.

“Bersikaplah yang manis.” Ucap Azka dengan sedikit tatapan mengancam kepada Zia. Dan jangan lupakan tarikan tangan Azka yang semakin menerat pada rambut Zia membuat suasana memanas.

“Lepaskan!!” Teriak Zia sambil berusaha melepaskan rambutnya dari tangan Azka. Dengan sedikit tersenyum Azka mendekat dan mebisikan “Tenanglah. Aku tidak akan bertindak kasar seperti dulu.” Ke telinga Zia yang membuatnya membulatkan matanya terkejut.

Dengan gerakan lamban Azka melepaskan genggamannya pada ujung rambut Zia dan memberikan kedipan mata kanannya kepada Rina yang sedari tadi memperhatikannya dalam diam.

“Tolong antarkan kami ke penginapan.” Ucap Rina sopan kearah Azka yang sudah membalikan badannya kearah depan.

“Tentu dengan senang hati.” Ucap Azka sambil berusaha menyalakan mobil. Tapi sebelum Azka ingin menjalankan mobil kembali beberapa polisi datang dan mengetuk kaca samping Ā dimana Azka duduk.

Azka menurunkan kaca mobil dengan cepat “Ada apa pak?” Tanya Azka kepada polisi itu.

“Bisa kau turun dan memberikan nomer yang bisa kami hubungi untuk penanganan lebih lanjut?” Ucap sang polisi.

“Tentu.” Ucap Azka sambil memberikan kartu namanya.

“Terimakasih. Apa ada yang terluka? Atau perlu kerumah sakit terdekat?” Ucap sang polisi sambil melihat kearah Azka dan menengok untuk melihat kursi penumpang.

“Kami baik-baik saja. Tapi kami harus segera kepenginapan dekat sini. Bapak bisa telpon saya untuk kedepannya.” Ucap Azka.

“Baiklah. Berhati-hatilah dan jika ada keanehan yang terjadi lagi silahkan hubungi kepolisian lagi.” Ucap sang polisi sambil permisi pergi.

Azka melihat kearah belakang dan mendapatkan Ardi tengan memberikan isyarat untuk cepat pergi. “Cepat antarkan Zia ke penginapan dia pasti sangat ketakutan.” Ucap Ardi yang dapat didengan Azka dari aerphonnya.

“Berhentilah menyuruh-nyuruhku dasar pedo.” Ucap Azka membalas ucapan Azdi dan mendapatkan teriakan tidak terima. Dengan cepat Azka mematikan alat komunikasi di telinganya itu dan memasuki mobil.

Selama diperjalanan tidak ada satupun yang memulai pembicaraan. Tapi selama perjalanan Zia terus saja menatap Azka sambil memainkan hpnya. Rina terus memberikan alasan keterlambatan mereka kepada staf drama. Sedangkan Azka masih merasa terganggu tentang para penculik yang berusaha membawa Zia.

“Aku sudah mengukutinya seharian ini dan menjaganya dengan baik tapi lihatlah tidak ada ucapan terimakasih.” Pikir Azka ketika merasakaan tatapan tajam oleh Zia sejak tadi.

“Apa kau aktor baru itu?” Ucap Zia setelah sekian lama diam.

Rina sempat mengalihkan pandangannya kearah lelaki yang sedang didepan itu. Rasa penasarannya kembali ada tapi ia harus menyelesaikan pekerjaannya dulu baru meminta penjelasan dari Zia nanti tentang hubungannya dengan lelaki ini.

“Aktor baru?” Tanya Azka menanggapi ucapan Zia.

“Katakan saja itu kau atau bukan.” Balas Zia ketus.

“Iya itu aku.” Ucap Azka dengan sedikit menekankan kata terakhirnya.

“Apa kau mengikuti ku selama ini?” Tanya Zia lagi.

“Kita sampai.” Ucap Azka memutus pertanyaan Zia dan keluar terlebih dulu dari mobil meninggalkan dua penumpangnya.

“Hei, tunggu!!” Ucap Zia yang turun mengikuti langkah Azka yang memasuki penginapan.

Azka terus berjalan membiarkan Zia mengikutinya, sebenarnya Azka sengaja untuk membuat kondisi dimana hanya dia dan Zia yang akan berbicara. Ia harus mendapat seluruh informasi dari Zia tentang komplotan penjahat itu.

“Hei berhentilah!!” Teriak Zia sambil sedikit berlari mengejar Azka.

Dengan tiba-tiba Azka menghentikan langkahnya sehingga Zia yang memang berlari tidak bisa menghentikan larinya sehingga mereka bertabrakan ah tidak tepatnya Zia menabrak Azka sehingga Azka yang terdorong kedepan dengan sigap berpaling dan menangkap Zia dengan membiarkan Zia terjatuh didadanya.

“Aw, sakit. Hei kenapa kau tiba-tiba berhen..ti.” ucapan Zia terputus karena baru menyadari posisinya.

Azka sedikit meringis karena kepalangya sedikit terbentur lantai saat terjatuh. “Apa? Kau bilang apa?” Ucap Azka sambil melihat Zia yang berada diatasnya.

“Ti..tidak, aku akan bangun.” Ucap Zia sambil berusaha bangkit dari posisinya tapi Azka menahannya.

“Dengarkan, Aku tidak mengikuti mu. Tapi..” ucapan Azka terputus sambil kembali berbisik disamping telinga Zia melanjutkan kata-katanya “melindungi mu.”.

Zia merasakan detak jantungnya sungguh tidak dapat di normalkan kembali. Wajahnya memerah karena terus mendapatkan perlakuan seperri tokoh utama dalan drama. Sungguh ia sangat ingin menampar Azka yang suka bermain-main dengannya.

“Bangun.” Ucap Azka sambil tersenyum kearah Zia.

“Hah. Apa?” Tanya Zia ketika sadar dari lamunannya.

“Bangun cepat, kau berat.” Ucap Azka lagi dengan sedikit pemperjelas ucapannya.

“Kau!!” Ucal Zia habis pikir dengan kelakuan Azka yang sangan suka mempermainkannya. Walau ia tau memang sejak dulu ia sangat sering dipermainkan seperti ini.

Zia bangun dengan sedikit mengumpat marah kepada Azka. Dan berniat untuk kembali menuju kamarnya untuk beristirahat.

“Jangan pergi dulu, kurasa kita perlu bicara.” Ucap Azka yang membuat Zia menghentikan langkahnya.

SEE YOU ~~~

BY : RP

17 Komentar

  1. AriyaYumyum menulis:

    Hayoo mau bicara apa

    1. Hayoo coba tebakk

  2. Ciieyyy azka blm pengen berpisah :dragonhihihi

    1. Acieee cieee Azka :matamata :pingsan!

  3. farahzamani5 menulis:

    Vote dlu ya ka hihi

    1. farahzamani5 menulis:

      Ehhh kok vote sih, lope-lope mksdny hehe

    2. Ahaha sippp dehh

    3. Sama aja love atau vote wkwkwkw

  4. KhairaAlfia menulis:

    Aduh,, ngeri banget sih kejar”annya,,
    Azka dulu sering nyakitin Zia ya??
    kenapa??

    1. Hayook tebak aja ya wkwkw penulis nya juga masih menyusun teka teki itu ahaha

  5. kejar2an nya seru,,,, ayo kejar2an lagi ehhh :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP

    1. Wkwkw suka ya main kejar2an nya wkwkww :LOONCAT nannti kita main kejar2an lg

  6. Claupherin menulis:

    Azka masih kangen Zia hihi

    1. Azka kodenya terang2an bgt ya wkwkww :ngambeknih :kehilangan

  7. Asi kejar-kejaran aja nih, wkwkwk

  8. fitriartemisia menulis:

    ini mah Azka gak ngode lagi, nge-gasss wkwkk

  9. Wkwkwkwk kejar-kejaran bikin seru nih??