“Cari tahu tentang Frans. Kenapa dia menyelidiki kasus Anggrit. Pastikan jangan sampai ada yang tahu tentang kejadian yang sebenarnya.” cowok itu duduk dengan santai. Kakinya dinaikkan ke atas meja dengan gaya bossynya.
“Baik, bos. Saya mengerti.” pria itu menunduk patuh.
“Oh ya, satu lagi. Kamu juga harus mencari tahu tentang hubungan Frans dengan gadis yang selalu bersamanya. Aku tertarik padanya.”
“Bos mencintai gadis itu?” tanya anak buah cowok itu ingin tahu. Bosnya ini terkenal kejam dan tidak punya hati walaupun di sekolah dia dikenal sebagai anak baik. Sebagai orang yang bekerja lama dengan bosnya, ia ingin tahu, apa bosnya masih memiliki perasaan.
“Cinta? Kata itu tidak ada dalam kamusku. Aku hanya ingin menjadikannya mainanku. Siapa tahu, aku bisa menggunakannya sebagai umpan umtuk Frans jika dia berani macam – macam denganku.” Cowok itu tersenyum licik. “Seperti Anggrit.” timpal anak buah cowok itu dengan pernyataan, bukan pertanyaan.
==
“Kamu mau kemana?” Tanya Reza sambil mengamati gaun cantik yang dipakai oleh Bella. Bella tersenyum. “Kakak sudah pulang! Bagaimana dengan penampilanku? Apa make-up ku terlihat berlebihan?” tanya Bella. Reza duduk di sofa.
“Kamu mau kemana?” ulang Reza.
“Aku akan pergi ke pesta ulang tahun temanku. Aku akan pergi sendiri naik taxi.” Reza menghela nafas berat.
“Untuk apa kamu datang ke pesta itu? Kalau terjadi apa-apa denganmu bagaimana? Kamu ini penyusup. Ingat tugas yang diberikan Pak Arif padamu. Kamu menjadi anak SMA bukan untuk bersenang senang atau mencari pacar. Tidak seharusnya kamu dekat-dekat dengan anak-anak itu. Bisa saja mereka mencelakakanmu.” Omel Reza. Bella tertunduk.
“Aku tahu, kak. Tapi tidak bisakah aku walau sebentar saja, mencoba merasakan bagaimana jadi anak SMA yang sesungguhnya. Mempunyai banyak teman, bersenang-senang dengan mereka, bermain dan bercanda. Aku belum pernah merasakan hal seperti itu. Aku ingin punya banyak teman. Aku tidak akan melupakan tugasku itu. Aku akan menyelidiki penyulundupan narkotika itu. Tapi setidaknya biarkan aku merasakan bagaimana rasanya jadi anak SMA yang sesungguhnya. Yang tidak hanya memikirkan pelajaran. Yang hanya belajar dan belajar saja.” Bella ingat sekali saat-saat SMAnya dulu. Ya, menuntut ilmu adalah yang terpenting dari segalanya. Namun saat itu Bella tidak pernah memikirkan hal lain selain belajar. Ia hampir tidak memiliki teman sedikitpun. Begitu memiliki teman, ia malah dikhianati oleh temannya itu. Ia bahkan tidak sempat pergi jalan-jalan bersama temannya atau bersenang-senang di pesta sweet seventeen temannya. Sekolah ia lalui dengan begitu cepat. Sampai-sampai ia seakan tak punya waktu untuk berteman. Semua anak mengejeknya. Sepertinya, tidak ada yang menyukainya.
“Mana ponselmu?” Tanya Reza. Bella mengangkat kepalanya. “A-apa?” Reza mengambil ponsel dari tangan Bella.
“Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kamu tinggal menekan tombol ini maka ponselmu akan langsung terhubung ke nomorku sebagai keadaan darurat. Dan aku akan segera menolongmu. Aku akan tetap mengawasimu.” Jelas Reza lalu mengembalikan ponsel Bella. Bella tersenyum.
“Jadi kakak mengizinkan aku pergi?” Tanya bella masih tak percaya.
“Tentu saja. Apa kamu mau aku mengubah pemikiranku? Lagipula, penampilanmu saat ini sudah sangat cantik, jadi akan sangat sayang sekali jika aku tidak….” Kata-kata Reza terhenti begitu Bella memeluknya.
“Terimakasih, kak. Kak Reza memang yang terbaik. Aku janji, tidak akan mengecewakan kakak. Aku akan pulang dengan selamat. Aku pasti akan baik-baik saja. Lagipula, aku ini kan pintar karate. Kakak lupa ya?” Tawa Bella. Reza berusaha melepaskan pelukan Bella.
“Iya-iya. Aku tahu. Sekarang, bisa kamu lepaskan pelukanmu ini?” Bella tersenyum. Otaknya tak bisa berpikir begitu melihat senyum manis Bella. Reza terdiam sesaat. Ku mohon, jangan tersenyum semanis itu padaku. Kau tahu? Pelukanmu dan senyumanmu itu benar-benar membuat jantungku berdetak makin cepat. Saat ini kamu benar-benar kelihatan sangat cantik.
“Baiklah. Aku pergi dulu. Bye kak!” Bunyi dentuman pintu membuat Reza tersadar. Otaknya mulai bekerja normal kembali.
“Bella! Tunggu! Aku akan mengantarmu kesana!” Teriak Reza sambil mengejar Bella.
Bella bisa merasakan jantungnya berdebar dan wajahnya seakan memanas. Ah, kenapa aku memeluk kak Reza? Seharusnya aku tidak usah berlebihan seperti itu. Kenapa juga jantungku berdebar begitu kencang saat aku memeluknya tadi? Sadar Bella! Dia itu kakakmu. Seharusnya kamu menyayanginya seperti seorang adik yang menyayangi kakaknya. Tidak kurang dan tidak lebih.
==
Ana memakai topengnya dan melangkah memasuki tempat pesta. Tiba-tiba seseorang meraih tangannya dan menggandengnya. “Siapa? Frans?” Cowok bertopeng itu tersenyum sambil terus menggandeng Ana. “Hei. Kita mau kemana?” Tanya Ana bingung. “Kamu tunggu disini.” Ujarnya. Tak lama kemudian ia kembali dengan dua gelas minuman di tangannya. “Thanks.” Ujar Ana. Ia mengambil minuman yang disodorkan oleh Frans. Frans meminum minumannya. “Minumlah!” Ujar Frans. Ana memperhatikan wajah Frans lekat-lekat. Ana ingin melepas topeng Frans tapi Frans mundur ke belakang dan menarik tangan Ana. “Ini pesta topeng. Jadi topeng ini jangan dilepas.” Ujar Frans. Diam-diam Ana merasa ada yang aneh dari sikap Frans. Penampilannya memang mirip Frans tapi gaya bicaranya dan suaranya sedikit berbeda.
“Kamu tidak haus? Kenapa tidak diminum? Percuma aku mengambilkan minuman untukmu.” Ujar Frans lagi.
“Apa kamu benar-benar Frans? Aku hanya ingin memastikan kalau kamu memang benar-benar Frans.” Ucap Ana sambil terus memperhatikan cowok di depannya itu. Cowok di depannya itu tampak sedang berpikir. Sebelum akhirnya seseorang memanggil Ana.
“Ana! Apa itu kau?” Tanya seorang gadis dengan gaun yang terlihat sangat mencolok diantara yang lainnya. Ana bisa menebaknya.
“Sandra?” Tanya Ana.
“Ya. Ini aku. Ternyata kamu memang Ana. Aku sudah menunggumu dari tadi. Frans dan Diandra juga sudah menunggumu. Ayo kita ke sana!”
“Frans?” Ana menoleh ke arah Frans tadi berada. Tapi tidak ada siapa-siapa disana. Cowok itu sudah pergi.
“Bukankah tadi Frans ada bersamaku?” Tanya Ana.
“Kau bercanda? Dari tadi Frans dan Diandra sedang mengobrol disana. Ayo! Aku ingin melihatmu berdansa dengan Frans.” Ana masih merasa bingung. Namun sesaat kemudian Ia tersadar. “Oh ya, hadiah untukmu.” Kata Ana sambil berusaha mengeluarkan hadiah untuk Sandra dari dalam tasnya. Tangan kirinya memegang gelas minuman sedangkan tangan kanannya sibuk mencari hadiah untuk Sandra.
“Hati-hati. Minumanmu bisa tumpah.” Ujar Sandra sambil mencoba untuk membawakan gelas minuman Ana tapi dengan sengaja Ana menumpahkan gelas minuman itu ke bajunya. “Ah! Basah!” Seru Ana. “Tuh kan. Apa kubilang.”
“Dimana kamar mandinya? Biar segera ku bersihkan.” Sandra menunjuk dimana kamar mandi berada. Ana langsung berlari kesana. Ana masuk ke dalam kamar mandi dan segera mengeluarkan botol kecil kosong dari dalam tasnya. Ia memeras bajunya yang basah dan menaruh tiap tetesan minuman yang tumpah itu ke dalam botol itu. Ia memang sengaja melakukannya untuk mendapatkan sampel minuman itu. Ia curiga, minuman itu mungkin saja diberi semacam narkotika atau zat berbahaya lainnya. Setelah semuanya selesai, Ana segera kembali ke tempat dimana Sandra, Diandra dan Frans berada. Aku masih harus mengambil minuman tamu untuk ku teliti dan akan kulihat apa orang tadi memberikan narkotika pada minumanku atau pada semua tamu juga.
==
Bella berbaring di kasurnya yang empuk. “Hari ini begitu menyenangkan. Pestanya benar-benar meriah.” Ucap Bella dengan wajah gembira. “Aku tidak pernah menghadiri pesta semeriah ini. Dansa dengan Frans, bernyanyi bersama Diandra dan Sandra, juga melihat kembang api yang keren.” Tawa Bella. Tapi ada yang aneh disana. Sepertinya cowok tadi memang sengaja memberikanku minuman itu karena dia ingin sekali aku meminumnya. Dia bahkan menghilang begitu saja ketika Sandra datang. Topeng hitam yang menutupi hampir separuh wajahnya membuat aku tidak tahu kalau dia bukan Frans. Seharusnya aku tahu sejak awal. Siapa cowok itu sebenarnya?Aku harus menyelidikinya. Dan minuman itu juga akan ku teliti di lab besok.
——————–
“Apa sudah ada sesuatu yang kau temukan?” tanya Reza mengalihkan pembicaraan. Bella menceritakan kejadian di pesta topeng kemarin. Dia juga sudah mendapat kabar dari profesor tentang kandungan zat yang ada di dalam minuman itu.
“Jadi, hanya minumanmu saja yang mengandung zat berbahaya?” Sorot mata Reza menampakkan kekhawatiran. “Aku heran. Kenapa hanya aku? Apa jangan-jangan identitasku sebagai tim penyelidik sudah terbongkar?” Kedua matanya langsung melebar. Reza mengenyitkan alisnya, mencoba berpikir jernih.
“Apa tindak tandukmu mudah untuk dicurigai? Apa kamu melakukan sesuatu yang tak sengaja dapat membuka identitasmu?” tanya Reza. Ia cemas dengan keselamatan Bella. Bella berpikir sejenak sebelum akhirnya menggeleng yakin.
“Mungkin, orang itu belum tahu identitasmu. Kau harus berhati-hati. Jangan sampai kamu masuk dalam perangkapnya. Coba kamu dapatkan daftar nama anak-anak yang hadir di pesta topeng kemarin. Dari sana, kita bisa menyelidiki, siapa orang dibalik topeng itu.” Ucap Reza. Bella menganggukkan kepalanya. Ia siap bekerja untuk menyelidiki hal ini.
==
Pasti ulah cowok misterius d. Untung Sandra datang tpat pada waktunya. Pnasarn d dgmn cowok misterius itu
Sandra pahlawan bertopeng :HUAHAHAHAHA
itu siapa lagi yang mau jebak Bella,,
rada bingung baca ini awalnya,,
habisan tokohnya punya 2nama sih,,
Untung aja si Sandra dateng tepat waktu :LARIDEMIHIDUP
:tidakks!
Ditunggu kelanjutannyaa