“Hei…lihat! baguskan? Ini gaun pemberian ibu untukku”
Putri Seina, kakakku, berputar-putar sambil mengayunkan gaun yang dikenakannya di depanku. Gaun itu adalah pemberian Ratu Eliza, ibuku, khusus untuknya, untuk menghadiri pesta dansa kerajaan. Gaun itu berwarna biru muda dengan taburan berlian yabg berkilauan di seluruh gaun itu, kain sutra yang lembut membuat gaun itu menjuntai sempurna hingga ke lantai. Gaun itu begitu pas dan indah dipakai oleh putri Seina.
“Baju ini pastilah sangat mahal. Lihat berlian-berlian ini! Ini semua berlian asli. Nanti malam aku akan menjadi putri yang paling cantik di pesta dansa. Aku akan berdandan secantik mungkin, hingga semua mata akan tertuju kepadaku”. Tanpa melihatku putri Seina membalik tubuhnya dan melangkah pergi keluar kamarku. Sesampainya di pintu kamarku, dia menoleh kearahku, dia memandangku dengan penuh kebencian. “Jangan datang ke pesta dansa! Karena ayah dan ibu tidak akan suka”, lalu dia pergi dengan angkuhnya.
Aku berdiri termenung di depab cermin rias. Aku melihat pantulan diriku sendiri di cermin. Sungguh menyedihkan. Aku memakai gaun berwarna putih gading polos yang menutupi hampir seluruh tubuhku. Gaun ini polos, sepolos tubuhku yang tak memakai perhiasan apapun. Rambutku panjang terurai, separuh menutupi wajahku. Aku menyibakkan rambutku yang menutupi separuh wajahku, terlihat sebuah luka bakar di pipi kananku. Luka itu tidak terlalu lebar, tapi terlihat jelaa di atas kulitku yang putih. Aku meraba luka di wajahku. Luka ini tak hanya membekas di pipi, tetapi juga membekas dihidupku. Luka yang membuat keluargaku jijik melihatnya. Luka yang membuat hidupku menderita dan hancur berkeping-keping.
Kuraih sebuah vas bunga di meja sampingku, dan kulemparkan ke cermin hingga cermin itu pecah dan hancur. Aku terkulai lemah ke lantai dan tanpa bisa aku tahan lagi air mata telah tumpah dari mataku.
Pintu kamarku terbuka dan aku mendengar langkah kaki tergopoh-gopoh menuju kearahku.
“Ya Tuhan…putri Rosela”. Itu adalah suara Diana, seorang pelayan kerajaan yang mengurusku dari aku masih bayi. Dia adalah satu-satunya orang yang masih peduli dan menyayangiku layaknya seorang ibu.
Diana menghampiriku dan memelukku dengan erat, tangannya mengusap kepalaku dengan lembut mencoba untuk menenangkanku. Merasakan belaian tangannya dikepalaku membuatku lebih merasa tenang, aku berhenti menangis dan hanya menyisakan isakan. Aku mendongakkan kepalaku menghadap Diana yang sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri. Aku melihat pipinya sudab basah dengan air mata, dia mengusap air mata yang ada di wajahnya ketika menyadari aku menatapnya, lalu dia tersenyum lembut kepadaku.
“Tuan putri yang sabar ya…masih ada saya disini yang menyayangi tuan putri”, Diana masih memelukku dengan penuh kasih sayang.
“Apa aku benar-benar seburuk itu? Kenapa semua orang, bahkan ayah dan ibuku begitu membenciku?”. Mataku kini mulai basah lagi dan air mataku turun tanpa bisa aku cegah.
“Putri Rosela jangan bicara seperti itu. Yang mulia Raja dan Ratu sangat menyayangi tuan putri”
“Iya…mereka menyayangiku. Tapi itu dulu, sebelum aku mendapat luka ini” , aku menunjuk luka yang ada dipipiku. “Sekarang bagi mereka aku sudah mati. Mungkin lebih baik aku mati saja, agar aku bisa terbebas dari penderitaan ini”.
“Tidak!!!jangan berkata seperti itu putri…jangan”, Diana semakin mengetatkan pelukannya padaku. Kini aku mendengar isakan tangisnya dan akupun ikut larut dalam tangisan. Kami sama-sama menangis dalam kesunyian dan kesendirian.
:TERHARUBIRU
penasaran kenapa wajahnya putri rosela bisa gitu???
Aku suka cerita ny.. kykny seru….kkkk
Loh kenapa wajahnya putri Rosela ? :ragunih
Pnasaran d knp wajah roselah bisa terkena luka bakar
Rjin update g nich ??
Wajahnya kenapa ya??
itu kakaknya minta dicekik ya??
Duh kenapa sama wajah nya Rosella
wajahnya kenapa?
kecelakaan kah? hmmm
Part ini terlewat kykny huaaaa
Disimpen dlu yak
:PATAHHATI
Ditunggu kelanjutannyaa