Vitamins Blog

Scent of contention-Prolog

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

219 votes, average: 1.00 out of 1 (219 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Kebingungan si gadis kecil

Seorang gadis kecil berjalan melalui lorong gelap tanpa cahaya sama sekali, masih sibuk dengan lagu kebangsaan yang terus keluar dari bibir mungilnya. Bahkan gadis kecil itu tidak peduli dengan beberapa lolongan anjing liar yang terus memenuhi indera pendengarnya. Yang dia butuhkan sekarang adalah sampai di rumah sakit dengan cepat, menemukan mamanya dan memberikan bunga melati yang sejak tadi ada dalam genggaman.

Gadis kecil yang sangat berani, bahkan mungkin terlihat bodoh. Walau benar untuk sampai ke rumah sakit harus melewati lorong gelap yang cukup panjang tapi tetap saja mengambil resiko sedemikan berbahaya adalah kebodohan. Tapi gadis kecil itu memang tak terlalu tahu arti dari resiko itu sendiri.

Langkahnya terhenti, tiba-tiba indera pendengarnya menangkap suara asing yang dia dengar dengan jelas. Gadis kecil itu mengambil sesuatu di dalam kantung seragam yang dia gunakan, ternyata pisau lipat kecil yang entah bagaimana dia bisa memilikinya. Dengan langkah pelan gadis kecil melangkah kearah sumber suara yang ada di depan kegelapan pekat tersebut. Debar jantungnya menderu, bahkan alarm peringatan terus berteriak di kepalanya. Tapi si gadis kecil yang pemberani atau malah bodoh itu mengabaikan semua rasa takutnya.

“Apa itu tangisan?” Dia bertanya kepada dirinya sendiri, langsung menghentikan lagu kebangsaan negaranya yang terus dia nyanyikan dari tadi. Gadis kecil itu terus melangkah maju dengan pelan-pelan.

Kegelapan semakin menyelimutinya membuat gadis kecil itu bahkan tak bisa melihat kakinya sendiri. “Di sini terlalu gelap.” Gadis kecil itu bergumam sedikit kesal, menghentakkan kakinya.

Suara yang berupa tangis pilu itu semakin terdengar jelas bahkan gadis kecil itu sangat yakin kalau itu suara seorang laki-laki. Gadis kecil berbelok kearah kanan, menemukan pintu yang tertutup rapat. “Pasti di sini.” Ucap gadis itu yakin.

Gadis itu meraba setiap dinding untuk mencari celah agar bisa menemukan jalan untuk masuk. Terlalu gelap, gadis kecil itu tak menemukan celah sama sekali.

“Tolong..” suara itu terdengar lemah, sangat lemah bahkan. Tapi suara itu mampu membuat gadis kecil bertekad semakin kuat untuk masuk ke dalam.

Usahanya tidak sia-sia. Tangannya menemukan pegangan pintu yang di tariknya tanpa sengaja dan langsung terbuka dengan cepat. Gadis kecil yang terlalu senang berlonjak kegirangan dan langsung membungkam mulutnya saat dia sadar bisa saja ada penjahat di sekitar tempat ini. Dengan cepat gadis kecil itu masuk dan menutup pintu rapat.

Di dalam ruangan hanya tergantung lampu remang yang bahkan tak terlalu mampu membuat gadis kecil bisa menatap sekelilingnya. Tapi matanya yang menyipit tajam bisa melihat seseorang yang tengah meringkuk dengan tangan yang di ikat di belakang tubuhnya, bahkan kakinya juga di ikat.

Gadis kecil polos itu berlari ke arah laki-laki yang sekarang mendongak menatap mata bulat yang berdiri di depannya. “Kamu.. kamu siapa?” Laki-laki itu beringsut menjauh dengan waspada.

Gadis kecil itu menaruh tangan di pinggangnya, merasa laki-laki di depan nya bodoh kalau menganggapnya berbahaya. “Kurasa kita seumuran, dan kamu terlihat takut padaku?” Tanyanya tak bisa menyembunyikan nada mengejeknya.

Laki-laki itu menatap tak percaya. Gadis kecil di depannya terlihat rapuh tapi bermulut sangat tajam. Berani-beraninya dia mengejek dirinya? “Katakan itu saat kamu nanti di siksa seperti aku.” Balas laki-laki itu tak mau kalah.

Gadis kecil itu menggeleng. “Nanti kita berdebat. Aku harus sampai rumah sakit secepatnya.” Tanpa melanjutkan ucapannya, gadis kecil itu langsung melangkah kearah belakang si laki-laki membuat laki-laki itu menatapnya penuh curiga.

“Apa yang mau kamu lakukan?” Tanyanya terdengar takut yang di sembunyikan.

“Kamu berisik sekali, apalagi kalau bukan menolong kamu.” Jawab gadis kecil itu sedikit jengkel.

“Talinya tidak mudah di lepas, bahkan tanganku sampai sakit mencobanya..” suara laki-laki itu tertelan di tenggorokan saat dengan jelas dia merasakan tali itu telah tanggal di pergelangan tangannya. “Bagaimana bisa?” Pertanyaan itu mengambang di udara saat laki-laki yang tak lebih dewasa dari si gadis kecil itu menemukan pisau yang ada di tangan gadis penyelamatnya.

“Cepat, nanti ada yang melihat.” Gadis kecil itu terdengar terburu-buru membuat laki-laki itu langsung membuka ikatan di kakinya.

“Kamu bisa jalan?” Tanya gadis kecil yang sekarang melihat bibir laki-laki itu kering. Bahkan setelah di perhatikan lama, gadis kecil itu tahu kalau laki-laki di depannya terlihat lemah.

“Kurasa bisa.” Jawab laki-laki itu ragu, saat beranjak bangun laki-laki itu cukup kaget saat gadis kecil itu menyelipkan tangannya di pundaknya. “Jangan membuat aku terlihat lemah.” Laki-laki itu protes sedikit malu karena gadis kecil itu membantunya dengan terang-terangan.

“Berhenti protes. Pegang ini!” Perintah gadis kecil itu dan memberikan setangkai bunga melati yang langsung di pegang laki-laki itu dengan sedikit heran.

“Kamu memberikan aku bunga?” Tanya laki-laki itu tak percaya.

Gadis itu berdecak kesal. “Itu untuk Mamaku jadi jaga dengan benar. Awas saja kalau kamu sampai menghilangkannya.” Ancam gadis itu terlihat serius.

Laki-laki itu hanya mengangguk cepat dan langsung mengikuti langkah si gadis kecil dengan langkah yang di seret. Mereka berjalan kearah pintu dimana gadis kecil itu masuk tadi, dengan jangkauan pendek gadis kecil itu meraih pegangan pintu dan membukanya. Kegelapan menyambut mereka membuat laki-laki itu hanya bisa menatap kegelapan yang tak berujung.

“Kegelapan ini menakutkan.” Gumamnya lirih.

“Kegelapan itu menyenang, tapi apa yang di balik kegelapan itu yang menyeramkan.” Gadis kecil itu terus melangkah dengan membantu laki-laki yang terlihat lemah tersebut.

“Memangnya apa yang kamu takutkan di balik kegelapan?” Pemuda itu bertanya serius, baru sadar kalau gadis kecil ini memiliki aroma lavender yang menenangkan.

“Hantu.” Jawab gadis itu tanpa pikir panjang membuat pemuda itu sedikit terkekeh hingga menemukan delikan kesal dari gadis kecil, membuat pemuda itu langsung merasa bersalah. “Kamu sendiri terlihat takut pada kegelapan, apa yang kamu takutkan? Kurasa bukan hantu karena kamu bisa mengejekku seperti tadi.” Gadis itu tak menyembunyikan kekesalannya yang memuncak.

“Maaf mengejek kamu, aku tidak sengaja melakukannya.” Pemuda itu bersungguh-sungguh membuat gadis kecil itu mau tak mau mengerti. “Daripada takut hantu, aku lebih takut kepada para pembunuh yang mengincar ku. Karena dalam kegelapan mereka lebih mudah bergerak hingga aku tak bisa mengenali wajah mereka.” Pemuda itu terdengar miris.

“Banyak yang mengincar nyawamu? Tapi kenapa?” Gadis kecil itu bertanya polos dengan nada tak percaya. Apa benar ada orang sekejam itu?

“Terlalu banyak hingga aku sendiri tidak mampu menghitungnya sudah berapa kali aku menemukan diriku dalam kegelapan.” Pemuda itu menjelaskan dengan mata menerawang. “Dan untuk kenapanya, aku sendiri tidak tahu. Tapi ku duga karena kekayaan ayahku.”

“Ayahmu yang kaya tapi kenapa kamu yang di incarnya?” Gadis kecil itu masih tak mampu mengerti.

“Karena aku anaknya, tentu saja. Dan kelemahan ayahku ada pada diriku.” Pemuda itu dengan sabar membuat si gadis kecil mengerti, walau nyatanya sia-sia karena gadis kecil itu menggeleng tak mengerti.

“Orang kaya memang aneh.” Akhirnya gadis kecil itu bersuara setelah jeda yang cukup lama.

11 Komentar

  1. Kegelapan itu menyenangkan, wahhh aq suka kata2 itu ehhh hihi
    Pertemuan pertama mereka ya, dlm Kegelapan, mmmmmm penasaran lgi, Cuzz lanjut ke part 1 hihi
    Oia, jngn lupa diedit dikit ya ka, sma kayak yg td aq tulis di part sblm ny
    Semangat ka

  2. Pemuda itu sebastian,, kepo lanjutan nya
    Cap cup next part , go

  3. KhairaAlfia menulis:

    Kasian karena anak orang kaya, jadi incaran deh,,

  4. :PATAHHATI

  5. ririsrisnawati menulis:

    Gadis yang pemberani
    :superhero

  6. fitriartemisia menulis:

    ooo ini sebastian itu ya, jatuh hati sama gadis kecil yang nolong dia hoho

  7. :semangatyangmembara

  8. :superhero

  9. :inlovebabe

  10. syj_maomao menulis:

    Nasib jadi orang yang lebih, selalu diincar……..
    Aihhh baru anak kecil aja aku udah sukaaaaa prolognyaaaa :inlovebabe

  11. Ditunggu kelanjutannyaa