Balasan Forum telah dibuat
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
17 April 2016 pada 2:22 am #11696megamarpaungPeserta
Hai Finna salam kenal :)
Boleh nih kita bahas topik soal gagal /berhasil move on :)
Menurut ku ini salah 1 topik menarik yang bahkan bisa dirasakan semua kalangan (gak terbatas dalam hal percintaan aja sih, bisa aja hal lain jg kok)
Kalau yang aku lihat, terkadang istilah ini lebih banyak dipakai buat kasus percintaan saat kisah kasih itu berakhir, berakhir kurang baik misalnya.
Nah, bisa aja sih perasaan gagal move on ini salah satunya dirasa karna ada rasa “unfinished bussiness” dari salah satunya (entah cewek/cowoknya) makanya stuck di tahap “meratapi” atau “galau gemalau”.
Padahal kita punya kuasa bgt loh buat tetap merasa ada “unfinished bussiness” terhadap mantan kita atau ya sudah let it go alias move up (hehehehe istilah lebih ekstrim ketimbang sekedar move on).
Sebenarnya gpp jg sih kalau kita mau ada ditahap galau, tapi kita harus mendeadline diri kita, “mau sampai kapan nih aku galau sedih sendu?”.
Ibarat nih ya, kayak motor/mobil deh, kan ada spionnya kan :). Nah Mantan/kisah masa lalu kita itu bisa kita ibaratkan kayak sesuatu yg kita lihat dari kaca spion motor/mobil kita, boleh kita lihat sesekali, tapi kita juga harus tetap menatap atau melihat ke depan kan? Karena apa yg terjadi kalau kita hanya sibuk melihat ke kaca spion/ke belakang? Tentunya kita bisa menabrak sesuatu :)
Jadi, IMO, silahkan bergalau, tapi siapkan diri untuk proses selanjutnya, menata hati misalnya dan biasanya tahap yang paling berat itu tahap “memaafkan diri sendiri atas ekspetasi yang telah dibuat/dimiliki” (nah terkadang sudah terlanjur berekspetasi itu sih yg bkin galaunya maksimal misal “padahal sudah berencana mau ini nih sm dia”).
Percayalah bahwa semua tahap bisa dilalui asal sudah ada niat dan dukungan dari sekitar :) -
20 April 2016 pada 12:11 am #19112megamarpaungPeserta
Mengandalkan Tuhan tentunya jalan terbaik. Jangan lupa untuk berusaha dan percaya bisa melalui karena Tuhan bekerja bersama kita ya Sanchi :)
-
20 April 2016 pada 12:09 am #19111megamarpaungPeserta
Sepertinya saya melewatkan menanyakan hal ini. Kalau boleh tau, Azallika sendiri sejauh ini sudah melakukan usaha/upaya apa saja?
Ditambah sudah pernah ada pengalaman terkait memutuskan hubungan yang dikarenakan beda agama. -
19 April 2016 pada 7:04 pm #18879megamarpaungPeserta
Uring-uringan karena sudah terbiasa :)
Yang membuat semua itu jadi terbiasa atau menjadi sebuah kebiasaan tentunya kamu dan dia.
Lagi-lagi kuasa sepenuhnya ada di kamu Azallika :)
Kalau memang bapernya gak bikin patah hati alias sesuai keinginan kamu, lanjutkan.
Tapi kalau kamu sudah merasa akan membuat dirimu jatuh sakit, ada baiknya dibatasi (apapun itu, bisa aja menyangkut kebiasaan yang tentunya memberi pengaruh ke bapernya kamu). Ini hanya saran ya Allika, sepenuhnya ada di kamu kok -
19 April 2016 pada 5:25 pm #18805megamarpaungPeserta
Seperti yang sebelumnya sudah saya tuliskan bahwa boleh baper asal jangan berlebihan, dan kamu pasti bisa membatasinya Azallika :)
Belajar mengontrol perasaan dengan berbagai pertimbangan, awalnya pasti susah dan gak instant. Apalagi kalau berhubungan dengan soal percintaan. Kamu juga harus menjaga hati dan perasaanmu tentunya, dan pastinya yang punya kuasa untuk menjaga hati dan perasaan kamu itu adalah diri km sendiri :) -
19 April 2016 pada 2:04 pm #18627megamarpaungPeserta
;-) baper itu menandakan bahwa emosi kamu masih berfungsi dengan baik, jadi jangan takut Azallika. Boleh baper asal jangan berlebihan. Kamu pasti bisa kok ngebatasin bapermu sampai dimana
-
19 April 2016 pada 1:13 am #17974megamarpaungPeserta
Hai AdeliaAlma :)
Mencintai tanpa dicintai memang terkadang bikin sesak dan sedih.
Sebelumnya apakah si Dia sudah tau bagaimana perasaan kamu terhadapnya? -
18 April 2016 pada 10:54 pm #17802megamarpaungPeserta
Hai Rah_didiana :)
Kalau boleh tau itu acara apa ya?
Semacam seminarkah? -
18 April 2016 pada 10:53 pm #17799megamarpaungPeserta
Hai @azallika mungkin besok aja ya curhatnya, malam ini istirahat dulu :))
-
-
PenulisTulisan-tulisan