by liiasa

looking for you

1 Juni 2018 in Vitamins Blog

prolog

Aku dulu merasa lega saat aku tahu, akulah orang yang mencintaimu pertama kali. Aku puas dengan hanya mengetahui namamu, tanpa mendengar suaramu atau mendapat tatap matamu. Tapi seperti apa yang dikatakan orang itu, cinta bukan untuku, cinta tidak boleh untuk orang sepertiku. Wanita jahat yang senang melihat orang menderita, wanita jahat yang akan tertawa melihat orang terluka – begitulah yang orang lain katakan tentangku. Maka kini, saat aku memilikimu, kau membenciku. Kau meludahiku dengan kata – kata kasar, mengabaikanku dan berusaha sekuat mungkin untuk menghancurkanku.

Apa yang bisa kulakukan selain membangun dinding itu kembali, agar bisa menjagaku tetap utuh, tanpa sempat membelaimu, tanpa sempat mengatakan bahwa aku mencintaimu, aku kembali sendiri. Dinding yang tinggi dan kokoh, namun begitu gelap dan dingin di dalamnya.

Aku… aku rindu menjadi gadis kecil ayahku, bahunya yang lebar menjadi tempat sempurna untukku meletakan kepala dan daguku, lengannya yang panjang, aroma buku – buku tua dan debu yang kuhirup dengan nikmat, segala tentang dirinya adalah hangat, meskipun pelukan itu hanya bisa kudapat sesekali. Namun segala tentang dirinya adalah dunia yang kutahu, di mana aku ingin hidup selamanya bersamamanya. Sebelum orang itu merenggutmu dariku, mencabikku, menamparku, memukulku, menghantamku.

Aku menjadi orang menyedihkan. Orang itu berkata, aku tidak pantas mendapatkan cinta, tidak dari ayahku, tidak darimu, dan bahkan… tidak darinya. Ibuku. Wanita yang mati – matian dicintai ayahku, di mana darah yang sama mengalir dalam diriku, menghantamku dengan kenyataan itu.

by liiasa

ARA

20 November 2017 in Vitamins Blog

     Gadis itu terpaku, diam dan berdiri dengan tubuh yang membeku. Meskipun sosok buruk rupa itu berlahan menghampirinya, hanya dadanya yang bergerak karna napas yang memburu. Malam tak menjadi penghalang, pepohonan pun tak dapat menyembunyikan dirinya, seolah malam itu, dunia ingin menunjukan keberadaan sang monster dengan jelas di hadapannya. Mahkluk buas yang haus darah, yang dengan keji membantai satu desa tak berdosa.

     Tapi gadis itu tetap berdiri di tempatnya. Tak selangkah pun dia bergerak mundur. Tubuhnya yang gemetar dan bibirnya yang menggigil karena suhu udara di malam hari. Wajahnya yang pucat pasi hampir serupa salju malam ini, menunjukan dirinya yang sangat ketakutan. Sosok gelap itu menggeram, semakin dekat untuk menjangkaunya, semakin dekat untuk menghancurkannya.

     Namun, semakin dekat monster itu berjalan kearahnya, gadis itu pun melangkah maju. Dengan Tangannya yang terulur, seolah berusaha menggapainya. Hari ini, dia telah memutuskan, boleh saja dia merasa takut, bahkan memang seharusnya gadis itu takut. Namun dia tak bisa berlari lagi, karena pada akhirnya, saat ini memang akan tiba. Karena itulah dia memutuskan untuk datang ke hutan ini seorang diri. Dia datang untuk mencintai sang sang Monster.

by liiasa

LUNA

20 November 2017 in Vitamins Blog

Matanya segelap malam, tubuhnya tinggi menjulang. Di mataku, dia masih sama seperti dulu, dan di hatiku, tak terkikis namanya walau kisahku kini hanya menjadi sebuah cerita.

Dulu seringkali aku berjijit untuk mencium bibirnya, memeluk lehernya dan membisikan kata cinta melebihi dunia. Sekarang hangatnya tawa telah terlupa. Dihempaskannya diriku dengan tega. Seringkali guratan kecewa tampak pada wajah tampannya, membuatku tersiksa tanpa kecupannya.

Aku kini menjadi tak kasat mata, tidak sebanding dengan emas dan permata dalam dekapnya. Saat dia lupa, kini aku menjadi tidak berharga. tangisku tak berupa, marahku membahana.

Cinta itu masih ada! Hangatnya masih terasa. Hanya mungkin terlupa dan menunggu untuk kembali pada tempatnya. Biar! Biar yang nyata menjadi legenda. Bukan cintaku melemah tak berdaya. Namun aku berkelana mencari setitik cahaya di tanah hampa. Benyanyi dan berlari dalam rimbunnya dunia. Hingga saat aku pulang, kau menyambutku dengan tangan terbuka.

by liiasa

Heart Sacrifice Agreement

20 November 2017 in Vitamins Blog

Love it! (No Ratings Yet)

Loading…

Heart Sacrifice Agreement

Bagian 1 : Sebuah Janji

“Jika aku dibolehkan bermimpi, aku ingin menjadi seorang ratu.” Desah gadis itu sambil manatap langit malam yang bersih dari awan. Bibirnya pucat pasi, tanda bahwa dia kedinginan. Dan juga angin malam yang berhembus membuat gigil menjalari tubuhnya. namun itu semua diabaikannya demi menikmati keindahan malam ini.

“Bukan seorang putri?” tanya pemuda di sampingnya, setelah keheningan panjang yang tercipta, matanya menatap lekat wajah yang tengah mendongak menatap bintang.

“Aku orang yang serakah.” bisik gadis itu sambil menoleh, bibirnya yang mugil menyunggingkan sebuah senyum tipis.

“jika putri hanya bisa jatuh cinta dengan pangeran. aku akan hidup bahagia menikah dengan seorang raja.” kata gadis itu sambil tertawa. “lagipula itu hanyalah sebuah mimpi,” tambahnya.

“Tidak ada yang salah dari hal itu, hanya… berhati – hatilah pada keinginanmu.” Balas sang pemuda.

***

“Bisakah aku mempercayaimu, Putri Ara?”

Gadis itu mengangguk dengan patuh. Permintaan itu terdengar seperti titah baginya. Meskipun suara wanita di hadapanya mengalun dengan lembut, namun tak mengurangi rasa kalut dalam dirinya.

Sosoknya yang anggun dan keibuan membuat dada Ara sesak. Memunculkan sebuah rasa rindu yang memuncak, rasa selama ini dipendamnya.

“Aku mengerti, Anakku. Meskipun aku bertanya padamu, kau tidak akan bisa menolaknya. Kesepakatan telah dibuat dan Perjanjian telah disahkan. Namun aku tidak ingin membuatmu merasa Buruk. Slavenea adalah rumah bagiku, semua yang ada di dalamnya sama berharganya dengan diriku sendiri, aku hanya ingin kau mengerti beban yang akan diletakan di pundakmu.”

“Apa yang menjadi kekhawatiranmu?” Ara mendongak menatap wanita itu, matanya mengatakan segalanya. Bagi wanita dihadapanya ini, Kerajaanya adalah nyawanya. Tangannya yang digengam  sedemikian rupa seolah mengungkapkan kata yang tak terucap. mendesaknya untuk mengucapkan sebuah janji.

Ara tidak sanggup bernapas.

Sehurusnya tidak seperti ini. ini, terasa tidak benar.

“Berjanjilah.” Mata Ratu Lorane menatapnya dengan tajam. Penuh pengharapan.

Meskipun keraguan masih bersarang di benaknya, Ara menganggukan kepalanya dengan pasti. Kini janji baru telah dibuat, dan dia harus menepatinya.

“Ya, Yang Mulia Ratu. Saya berjanji akan menepatinya. Saya akan menjaga Slavenea dengan sepenuh jiwa, saya akan melakukan yang terbaik.”

“Terima Kasih,” bisik Ratu Lorane merasa puas, kini sorot mata itu berubah penuh dengan kelegaan dan kebahagiaan. “Di sana sungguh indah, kau pasti akan jatuh cinta anakku. Dengan suasananya, pemandangannya, dan penduduknya. Kau akan diperlakukan dengan baik di sana,” tambahnya, dengan wajahnya memandang ke arah jendela besar sambil nenerawang.

“Dan mulai saat ini juga, jika Slavenea adalah rumahmu, kau bisa menganggapku sebagai ibumu. Semuanya akan baik – baik saja.” Ratu Lorane menenangkan Ara sambil menepuk pelang punggung tangannya untuk meyakinkannya.

“kita akan bicara lagi nanti. semuanya akan mengenai dirimu dan pernikahamu.”

 

by liiasa

Heart Sacrifice Agreement

2 Juli 2017 in Vitamins Blog

15 votes, average: 1.00 out of 1 (15 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Prolog

Malangnya malam membenciku. Diberikanya torehan luka yang dibalut dendam pekat, menyesakkan rinduku, mendinginkan napasku hingga ketulang dalam bersatu dengan rangka tubuhku. Namun, aku telah jatuh cinta hingga gelap mata. kuberikan kasihku, kuberikan hatiku, kuberikan tahtaku. hingga akhirnya… kuberikan nyawaku.

Tak kuhirau perih dari luka yang menganga, kutahan cemburu walau desahku memburu. Aku menunggu…

Malam itu aku tersenyum, untukmu yang menyatakan diri menjadi kekasihku. Seorang pria yang memperlakukanku dengan baik, walaupun aku tau itu hanya sebagai bentuk kebaikanmu. kau masih membenciku walau kuberikan kecupan terakhirku. Lalu tak menjadi masalah jika kini aku meninggalkanmu. aku akan pulang. Namun, kutinggalkan permata hatiku untuk kau jaga. aku melakukannya, karna aku pun tahu, akhirnya kau akan mencintainya.

 

DayNight
DayNight