Jika kalian menikah dan punya anak nanti, kalian pengen jadi Wanita Karir atau jadi Ibu Rumah Tangga aja? apa alasan kalian memilih pilihan tersebut? Dan bagaimana kalian menyikapi dampak negatif dari pilihan kalian tersebut?
Semua pilihan ada konsekuensinya, tapi Rina tahu tidak ada yang bisa disalahkan dari sebuah pilihan. Bahkan yang memilih bekerja dan menitipkan anaknya pada orang lain.
Maka dari itu Rina pengen tahu pendapat kalian tentang hal ini, Rina berharap dapat jawaban yang beragam dari kalian ya.. :AZHURA
Untuk apa Rina? Ya biar nambah pengetahuan aja, siapa tahu ada yang bisa memberi alasan dan solusi yang tepat dari efek negatif menitipkan anak pada orang lain dan pada perkembangan anak itu sendiri. Iya kan..? intinya kita sambil have fun juga sharing ilmu. :aaaPrincess
Ibu yang baik yang berkarir, kan banyak tuh wanita karir yang juga bisa jadi ibu rumah tangga,
Nggak usah jauh-jauh deh contohnya, soalnya Bunda cho juga wanita karir tapi tetep bisa ngontrol cho sama Aa’,
Bekerja kn nggak harus seharian dikantor, bisa dirumah, kerja freelance, online, home industry dtt :aaaYesYes
Dua duanya bisa dijalankan dengan baik kok rina. Kan kalo kerja nggak sampai 24 jam. Alm ibu aku kayak hit kok. Kerja kantoran plus ibu rumah tangga. Tapi bisa kok ngurusin suami dan anaknya. Kalo aku kan sekarang udah kerja. Nanti kalo nikah ya pengen dua duanya kayak alm. Ibu aku wanita karir dan ibu rumah tangga :AZHURA
Pilih jadi ibu rumah tangga yang punya karir.
Sekolah di tempat saya kan bukan fullday, jadi siang atau paling lama menjelang sore sudah pulang.
Pasti ada waktu buat keluarga (suami dan anak). Pagi pun masih bisa ketemu karena jam sibuknya sama-sama pagi sampai sore.
Pada dasarnya mau berkarir atau pun memilih jadi ibu rumah tangga itu tidak ada yang bisa lebih diutamakan.
Rasanya sedikit tidak adil, walaupun memang sudah tugas suami mencari nafkah, bukan berarti sebagai istri kita serahkan semuanya dan hanya fokus mengurus rumah. Alangkah baiknya sama-sama mencari nafkah walaupun sebaiknya pekerjaan istri lebih longgar.
Berkarir pun kalau terlalu fokus dengan pekerjaan tidak bagus, apalagi sampai menitipkan anak berjam-jam di luar jangkauan orang tua. Sebiasa mungkin kalau saya sih, anak dan keluarga tetap jadi prioritas.
Semua pilihan dalam hidup itu baik, asal kita bisa menentukan mana yang sebaiknya diprioritaskan.
:)
Dua-duanya bagus. Balik lagi sama perempuannya lebih milih yang mana. Jadi ibu rumah tangga nggak salah, atau berkarir jg boleh-boleh aja. karena nggak semua perempuan “betah” cuma di rumah, atau ya mungkin lebih milih di rumah aja. Yang penting, suami ijinin.
Karena sebaiknya nggak ada patokan kalau nikah menghalangi cita-cita perempuan. Kalau masalah kasian yang di rumah, ya memang resiko juga perempuan yang udah nikah harus pikirin rumah tangga. Tapi jangan sampai berhenti sama cita-cita atau karir kita. Karena cita-cita dan karir itu yang bikin perempuan tetap berkembang dan mengatasi kejenuhan. Perempuan cerdas perlu terus belajar! Ibu rumah tangga harus cerdas kan? ;)
Makanya penting banget pilih pasangan yang dukung karir kita.