Jika kalian menikah dan punya anak nanti, kalian pengen jadi Wanita Karir atau jadi Ibu Rumah Tangga aja? apa alasan kalian memilih pilihan tersebut? Dan bagaimana kalian menyikapi dampak negatif dari pilihan kalian tersebut?
Semua pilihan ada konsekuensinya, tapi Rina tahu tidak ada yang bisa disalahkan dari sebuah pilihan. Bahkan yang memilih bekerja dan menitipkan anaknya pada orang lain.
Maka dari itu Rina pengen tahu pendapat kalian tentang hal ini, Rina berharap dapat jawaban yang beragam dari kalian ya.. :AZHURA
Untuk apa Rina? Ya biar nambah pengetahuan aja, siapa tahu ada yang bisa memberi alasan dan solusi yang tepat dari efek negatif menitipkan anak pada orang lain dan pada perkembangan anak itu sendiri. Iya kan..? intinya kita sambil have fun juga sharing ilmu. :aaaPrincess
Ga bisa pilih dua2nya, ya? :YYYPEDIH
Tergantung suami aja ntar enaknya gimana.kalo suami bisa menehunin semua kebutuhan keluarga, aku ga masalah jadi ibu rumah tangga dan fokus urus anak saja.
Tapi kalo untuk sekarang, aku masih mikirin karir. Pengen jadi guru krn setahuku, kerjaan menjadi guru tidak begitu banyak menguras waktu seperti kerjaan lainnya. Pagi bisa di sekolah, siang aatu sore sampai malam waktunya buat keluarga. Untuk ijin2 kalo ada keperluan juga lebih gampang karena lingkup kerjanya kekeluargaan dan kalo piknik juga bisa sekalian ajak keluarga. :YYYMAWAR
Halo Rina,
Saya share pengalaman saya ya…
Sejak kuliah, saya sudah persiapan untuk kerja setelah lulus kuliah. Alhamdulillah tercapai dan saya diterima bekerja di salah satu perusahaan nasional terbesar di Indonesia. Ketika menikah masih belum kepikiran untuk berhenti bekerja. Masalah baru timbul ketika punya anak. Apakah saya harus berhenti bekerja ataukah tetap bekerja dan anak dititipkan? Kebetulan ibu saya mendukung saya tetap bekerja dan mau merawat anak saya ketika saya bekerja.
Teman-teman saya banyak yang seperti saya, tetap bekerja meskipun sudah menikah dan punya anak. Bahkan ada yang dengan terpaksa anaknya dititipkan ke asisten rumah tangganya.
Benar sekali bahwa ini adalah pilihan dan setiap pilihan selalu ada konsekuensinya. Yang mungkin perlu ditekankan adalah apa dasar kita mengambil pilihan itu? Saya pribadi tidak bisa jika tetap bekerja tapi anak diasuh oleh orang asing tapi teman-teman bisa. Pastinya ada alasannya, biasanya karena tidak ada pilihan. Sebagai keluarga muda, banyak di antara kami yang masih merintis supaya jadi orang sukses. Pengen punya rumah sendiri, kendaraan sendiri, butuh untuk biaya hidup, biaya sekolah anak, susu, popok, dll yang semakin lama semakin mahal. Bekerja dan mendapatkan penghasilan adalah salah satu jawabannya. Semuanya ujung-ujungnya untuk kesejahteraan keluarga juga. Sebagai kompensasi atas waktu yang hilang karena dipakai bekerja, saya usahakan untuk tetap berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak sebanyak mungkin. Jangan sampai ketinggalan tahap perkembangannya dan jangan sampai anak menjadi asing dengan ibunya sendiri.
Ada juga yang memilih bekerja supaya tetap produktif, penampilan tetap terjaga, ingin mengaplikasikan ilmu, dll.
Yang saya kurang sreg adalah jika ada orang yang menghakimi pilihan yang sudah kita ambil. Please, semua pilihan pasti sudah dipikirkan baik-baik. Bukan berarti ibu yang memutuskan tetap bekerja adalah ibu yang kurang baik dan tidak sayang anak (curcol).
Panjang bener saya sharingnya. Semoga bisa menambah pengetahuannya ya…
Dua2nya boleh? sebenarnya wanita perlu jg punya uang sendiri selain dari suami. Dengan uang itu kita bisa kasih orang tua tanpa ada rasa sungkan kl pake uang suami. Bisa bebas tanpa takut suami akan mengeluh toh uang saya sendiri. Lagipula kalau suami penghasilannya belum mencukupi bolehlah kita ikut bekerja tapi ingat atas seizin suami.
Soal anak mungkin bisa baby sitter tapi jangan sepenuhnya percaya pada orang lain utk pengurusan anak, Baby sitter hrus ttp diawasi oleh orang terdekat kita ibu kita atau mertua,pokoknya yg bisa kita percayai.
Atau agar bisa keduanya sejalan bisa buka usaha di rumah sambil mengasuh anak. Kl yg bisa jahit ya usaha jahit, bikin kue ya terima pesanan atau dagang online, nggak harus kerja kantoran. Jadi asuh anak bisa, dapet duit bisa wkwkwk.
kalau saya untuk skrng lebih milih jadi wanita karier ketika nikah nanti. Saat ini kan udah semakin banyak yang perlu dibiayai, apalagi utk urusan rumah tangga, jd ngak ada salahnya istri juga bekerja. Asalkan ngak sampe menomor satukan pekerjaan, sebisa mungkin keluarga slalu jadi prioritas utama.