Hee? Kok.. Gitu
Kenapa sih sekarang pada mengatas namakan ‘mumpung masih muda’ ?
Ya ga gitu juga elah..
Mada muda mah di buat aktivitas yang positif2 aja, eiy bilangin ke temennya yak kak teriez, bilang mau di getok ama choo :NGAKAK
Jangan mainin prasaan orang yak, nanti kalau dapet karmanya sendiri taw, baru taw rasa :KETAWAJAHADD
Saya tidak akan menilai prinsip seseorang.
Tetapi bagi saya pribadi memberi saran hedaknya waktu remaja, masa-masa paling bergelora, penuh semangat, penuh kreativitas, darah muda yang berapi-api (cieelaaah) prioritaskan pada pendidikan, fokus pada tujuan sekolah menimba ilmu sebanyak mungkin, serap energi positiv sebanyak-banyaknya dan jadikan motivasi buat berkarya dan prestasi.
Jangan habiskan untuk berpacaran yang untungnya apa? Orang berpacan itu dek banyak galaunya dari senengnya, nggak dibales chatnya galau, nggak ada kabar sejam galau. Nggak diperhatiin dikit galau dsb wkwkwkwk
Maka jangan habiskan waktu untuk yang namanya Galau. Galau itu resek sekali, mengganggu.
Dan alangkah baiknya seorang wanita itu seperti Bunga di tepi jurang. Indah dipandang sulit digapai.
Percantik hati dan akhlak dan perdalam ilmu maka aura kecantik itu akan timbul sendiri. Membuatmu menjadi elok dan indah.
Maka lelaki yang datang kepadamu kelak juga tidak sembarangan. Yang sanggup memetik Bunga yang elok di tepi jurang itu bukan main perjuangannya. Dia bisa saja memetik bunga di dataran di sembarang tempat dengan mudah tetapi pria yang spesial akan memilih yang spesial juga yang nantinya akan menjadi yang paling spesial dalam hidupnya.
Sesuatu yang sulit didapat sekalinya didapatkan maka akan dijaga sebaik mungkin, dilindungi sebisa mungkin dan tidak akan dilepaskan dengan mudah semudah ketika memperolehnya.
kita tidak bisa menilai orang secara keseluruhan dari prinsip tersebut karena terkadang ada suatu faktor yang tidak diketahui orang lain atas prinsip yang dia ambil.
tapi jika bicara mengenai prinsip tersebut, maka cj akan mengutip sebuah kalimat dari imam besar disalah satu mesjid yang mengatakan, “tidak ada selembar pun daun gugur tanpa seizin Nya”
(mau banget nulis nama imam nya tapi sumpah lupa, namanya susah, bukan org Indo sih) kwkw
intinya, tidak ada satu hal pun yang bisa luput dari pengawasanNya. dan dosa sekecil apapun akan mendapatkan balasanNya.
ketika kita mencubit maka kita akan merasakan sakitnya dicubit juga oleh orang lain, ketika kita menyakiti kita akan mendapatkan balasan juga.
temanmu itu, menduakan, menyakiti, bermain-main, maka dia akan menuai apa yang ia tanam.
jadi jika memang dia ingin menikah sekali dan dengan orang yang baik, kenapa tidak mulai berusaha berubah.
ingat “jodoh yang baik adalah untuk orang yang baik” seperti firman Tuhan untuk Rasul dan siti aisyah.
semoga jawaban ini bisa membantu.
kalau agak ga nyambung, error dll, maklumin yak, lagi ngantuk hehehe
kalo di dunia fiksi sering nemu tokoh dg prinsip spt ini. Dan itu seru. Entah memang efek karakteristik tokoh dan paparan narasinya yang jago atau mmg tema itu digemari byk kalangan, yg jelas viewer dan votenya em-em’an…
Tapi nemu org dengan prinsip spt itu di real life? Rasanya pengen nendang, sumpah! Tapi apa daya, saya nggak punya kuasa. Sodara bukan, teman bukan. Bener-bener songong dan belagu-lah mnrt saya org2 spt itu. Tapi kita tk bisa menutup mata, fakta spt itu memang ada. Ya biasanya orang2 spt itumah ketemunya sama org2 yang begitu juga sih… jd tahu sama tahu, saling mengerti dan memahami, mungkin juga saling dukung.
Dan saya percaya hukum alam itu berlaku. Siapa menanam dialah yang akan menuai.