Kalau bisnis kue bukan saya yang menjalani, ibu saya yang bisnis kue kecil-kecilan. Saya cuma bantu pemasaran, keuangan, sama sesekali bantu pembuatannya.

Kalau bisnis saya sendiri (join sama adik) yang lagi jalan, bisnis pakaian.

Semula jadi reseller, sekarang reseller masih jalan tapi juga sudah produksi beberapa model produk pakai brand sendiri.

Sukanya sudah pasti namanya berbisnis sendiri seperti ada kebanggaan tersendiri karena bisa menciptakan karya yang diminati orang lain, bisa punya pemasukan sendiri sekaligus bantu pemasukan untuk orang tua (ini bagian paling membahagiannya).

Kalau duka/kendalanya umumnya sama sih mungkin ya seperti bisnis-bisnis yang lain, contohnya:

1. Bahan utama semula murah, giliran produksi selanjutnya bahan mahal sekali. Lalu kalau kita naikkan harga itu konsumen protes soal kenaikan harga.
2. Konsumen kadang pesan model A, dipesankan lalu gak jadi dan minta model B, dipesankan model B, maunya model C, dan akhirnya kadang gak diambil semua alasan sudah punya. Ngeselin banget bagian ini.
3. Bilangnya ikut sistem PO tapi bayarnya setelah barang ready, alasannya baru bisa transfer. Padahal barang Ready Stock harusnya lebih mahal dibanding barang PO, dan saat dikasi tahu ketentuan itu mereka ngotot ‘loh, aku kan sudah bilang ikut PO kak!’ -_- Apa banget deh kalau udah gitu! Kalau gak ditanggapi langsung deh koar-koar pelayanan jelek, slow respon dll.

Kalau mau bisnis harus matang strateginya. Juga punya pendirian kuat, kalau lembek serius deh kalah sama konsumen :NGAKAK

Paling enak bisnis buku. Tinggal serahin ke percetakan, saya terima jadi, tinggal kirim ke konsumen yang pesen. Tapi susahnya kalau bisnis buku harus nulis dulu. Nulisnya itu yang lama :NGAKAK

Semangat untuk bisnis barunya!!!!