minta petunjuk sama Allah, hati udah sreg, orangtua udah sreg..ya tinggal ngejalaninnya, karena sebuah hubungan gak akan selalu baik-baik saja pasti ada kerikil2 kecil yang jadi penghalang nanti kedepannya.
kayak misal kamu udah sreg banget niih, udah yakin he’s the right one, lalu dikemudian hari setelah menikah (?) ada masalah yang bikin kamu mikir “jangan-jangan dia bukan orang yang tepat?”
kamu gak bisa begitu, ehehe hanya karena ada kerikil yg menyandung, lalu mikir ulang “benarkah dia orang yang tepat?” kalo begini, hubungan kamu gak akan pernah maju, karena akan balik lagi dan balik lagi ke pertanyaan “benarkah dia orang yang tepat????”
sama seperti mencari orang yg sempurna, begitu ketemu dengan orang yg lebih sempurna lagi lalu goyah perasaannya, yang begini gakada habisnya..
jadi.. cuma hati yang tau apakah dia orang yang tepat atau bukan :))
Kalau kita selalu mempertanyaan pertanyaan semacam itu, ‘sudah tepatkah dia untukku?’ akan selalu ada kemungkinan besok kamu merasa menemukan org yg lebih tepat dan seterusnya, menurutku tepat tidak tepatnya seseorang adalah pilihan, maukah kita menjadikan org yg kita pilih ini jadi yg paling tepat atau tidak, artinya mau tidak kamu dan si dia berusaha untuk menjadi TEPAT untuk satu sama lain, kayak puzzle yang disebut tepat itu kan yang saling mengisi dan saling melengkapi, begitulah kamu dan si dia, saling mengisi dan saling melengkapi untuk bisa disebut TEPAT