Aku sma sekali tdk setuju.

hanya memikirkannya sja sdh mmbuat hatiku sakit, tdk tega..

sejak kcil kta d rawat, nnt klo mereka sdh tua kta sbg anak wjib  balik merawat mereka..

Wah mana bisa aku kaya gitu,,, gak tega bgt… Ngurus ortu tuh ladang amal kita jd sebisa mungkin slm msh hdp yah hrs dibahagiakan……lagian aku mah mana bs jauh dr mamaku,,,ketika nikah pun nanti pasti ngajak mamahku yg skr udh sendirian secara aku yatim

Kalau nggak karena lanjut sekolah dan nikah. Aku nggak mau tinggalnya sama ortu.. Dimana bakti kita sebagai seorang anak, disaat orang tua kita sudah tua renta malah tidak diperhatikan. Seperti habis manis sepah dibuang, kan kasian orang tuanya ???

Panti jompo blm familiar di budaya kita. ditambah persepsi yg ada di tengah masyarakat, seolah2 panti jompo adalah tempat pembuangan.

aku punya kakak sepupu, dia bercita2 kelak bs tinggal di tempat jompo, alasannya:

1. demi kemajuan anak2, dia nggak mau mjd beban yg merepotkan (secara teknis) utk anak2nya.
2. Dia akan lbh betah tinggal/berbincang dg teman seangakatannya. ini sangat penting, merasa nggak sendiri.
3. melihat dr kasus ini, aku jd bs melihat panti jompo nggak sesadis anggapan umum. cb kita berada di posisi mereka. Merasa sudah tua dan nggak berdaya, di tengah anak dan cucunya yg energik penuh aktifitas, ada yg senang ada juga yg sedih, merasa bukan lagi bagian dr mereka. jd ada baiknya sih panti jompo. CUMAAAA…
4. ada nggak sih panti jompo model TPA/day care untuk balita, yg bisa antar pagi pulang sore/mlm, kalau blm ada, si kakak sepupuku itu punya cita2 bikin panti jompo dengan sistem daycare gitu.
5. jd selama anak2nya bekerja, si manula bersosialisasi dg teman2nya, kalau anak dah plg kerja si manula di jmpt lagi. manula happy, anak juga tenang….dan nggak ada perasaan membuang dan dibuang.

Kita tidak tau apa yang terjadi di masa depan.
tapi mudah2an kita tidak termasuk kepada mereka yang tega memberikan masa tua tanpa keluarga untuk kedua orang tua kita.