pertama, kita harus amati lebih dulu bagaimana sikapnya

karena trauma pasti ada alasan

setelah itu kita dekati berlahan, jauhkan dia dari trauma itu

setelah kita tahu dan dia sedikit terbuka dengan kita

kita coba berkata padanya untuk menyebuhkan traumanya tapi jangan sampai memaksa dia

Sikap anti sosial bisa terjadi karena dua faktor, internal dari dalam diri dan eksternal dari lingkungan sekitar.

Pertanyaannya, berapa usia si anak?

Dalam psikologi ada bbrp tahap perkembangan, penanganan trauma semacam ini biasanya disesuaikan sama tahap perkembangan dan sedalam apa permasalahannya. pendekatan yg dilakukan pun disesuaikan dengan kondisi si anak.

Biasanya yg pertama kali jd concern adalah akar permasalahannya, karena dari sana nanti bisa tau metode apa yg paling tepat digunakan untuk mengatasi masalah ini.

Saranku, sebaiknya dibawa ke ahlinya aja sebelum terlambat, biro psikologi kayaknya udah banyak ya, apalagi kalau usia anaknya masih muda, perilakunya masih bisa dibentuk, kalau lebih besar biasanya penangannya lebih sulit lagi.

Kalau dari sisi keluarga, harus lebih aware juga dengan kehadiran si anak, jangan sampai mengabaikan eksistensinya biar dia gak semakin menutup diri. diajak berinteraksi sewajarnya.

Anti sosial itu mungkin org yg takut untuk bersosialisasi karena mungkin pernah ada trauma buruk atau karena hal lainnya yg membuat mereka merasa gk diterima.

Klu untuk ngadepinnya mungkin kamu sering aja ngomong sama dia..kasih tw dia gmana enaknya bersosialisasi itu. Klu ud a da response positif baru kamu aja kenalan ke anak2 seumurannya,  klu ud terbiasa baru mulai lg ke lingkungan rumah , baru lingkungan sekolah. Pastinya kelamaan jg anak nya akan mulai terbuka dan terbiasa sama lingkungannya

Dideketin pelan-pelan dan kasih dia perhatian pelan” dan sayangin dia biar dia gak merasa terabaikan.

Anti sosial… kebetulan sekali aku punya seorang teman yang seperti itu, teman sebangku malahan… sebenarnya menurutku mereka bukan membatasi diri mereka dengan dunia disekitarnya, mereka hanya lebih nyaman menjalani dunia mereka dengan hanya mengamati saja, mereka nyaman dengan dunia mereka… dan menurutku aku pun tak bisa ikut campur dengan kenyamanan mereka pada dunianya… aku hanya harus menjadi seorang teman yang bisa mereka amati, setidaknya aku tahu temanku tetap bisa tertawa jika melihatku sedang melakukan hal yg konyol walaupun tidak secara gamblang… mereka tdk ada bedanya dg org” yang gaul atau sebutan semacam itulah… bahkan pengetahuan yang mereka miliki bisa sgt luas… itu menurut dan pengalamanku sih