1.41K views
0

Tanya lagi, mumpung kesempatan maen di mari. Akhir akhir ini, masuk ke dalam lingkup yang membuat otak bingung.

 

Ada sebuah novel yang yah ceritanya biasa biasa saja..tapi apresiasi readers nya bejibun. Padahal nilai moral pun tak ada. 

 

sedangkan satu novel lagi penuh nilai hidup yang bermakna, tapi tak satupun readers tertarik membacanya.

 

jadi intinyaaaaa adalaaahhh lebih laku novel yang tak begitu bagus asalkan readers nya banyak benar??? Saya jadi di buat bingung dan miris dengan ini semua…hohoho kalian seperti itukah??? Jadi sastra dan publisitas itu sangat berbeda sekali

0

Ini tergantung dilihat dari segi mana. Ada dua sudut pandang yang berbeda. Dari kacamata pembaca atau dari kacamata editor dan penerbit. Saya akan memberikan pendapat saya dari kacamata editor dan penerbit yaa. Sesuai bidang yang saya geluti.

Dari sisi penerbit, ada tipe editor senior yang ditugaskan untuk berkeliling mencari naskah. Biasanya sasaran pertama adalah wattpad. Nah, fenomenanya sekarang yang membuat miris, editor atas sistem yang dijalankan oleh penerbit sekarang yang paling utama diperhitungkan dalam memiliki intuisi naskah yang bagus adalah banyaknya fanbase yang dimiliki oleh penulis.

Misalnya, Penulis A adalah penulis wattpad yang followers-nya jutaan. Sebenarnya bagi editor, cerita yang ditulis tidak begitut bagus menurut penilaiannya, tetapi mengingat followers-nya luar biasa, itu menjadi pertimbangan pasar sendiri bagi penerbit. Yap, pasar yang dipermasalahkan di sini. harus diakui kalau uang akhirnya menjadi tujuan. Penerbit akan bilang “Itulah bisnis. Saya memberi karyawan saya gaji pakai apa? Idealisme?”. Turut berduka untuk kebijakan penerbit yang seperti ini. RIP untuk sastra.

Dan permasalahan selanjutnya ada pada editor. Bagaimanapun naskah itu isinya, editor adalah polisi naskah yang bertugas menjaga agar dunia kepenulisan tidak RIP. Naskah yang kemudian keluar menjadi buku yang berantakan, kesalahan ada pada editor. Keputusan layak tidak terbitnya sebuah naskah tetap dipegang oleh editor walau tidak secara dominan.

0

Karena sudut pandang orang2 itu berbeda-beda. Mungkin yang novelnya di baca orang bayak itu karena yg baca punya sudut pandang sama semua.

 

Tp kadang aku juga ngerasa kayak kakak gitu. Novel banyak yg baca kadang tidak sesuai dg harapanku

0

Yang banyak belum tentu layak.

Lebih baik sedikit tapi mengungkit

0

Setujuuuu uhuuuu….

Bukan gak ada nilai moral sih sebenarnya.

Tapi kalau melihat karya berdasarkan sasaran pembaca pasti setiap karya itu punya daya tarik beda-beda.

Misal, ceritanya fokus ke teenlite. Isinya dari awal sampe akhir itu cinta remaja yang terasa so cheesy untuk yang sudah dewasa, tapi kan untuk ABG itu segar sekali. Apalagi kalau bahasanya pakai bahasa anak “gahoel” banget. Makin gandrung tuh ABG yang baca. Lumayan kan mereka bisa keliatan hits kalau tahu istilah anak gahoel di novel.

Tapi untuk dewasa sudah pasti gak bakal diminati. Jujur saya kadang bingung kalau baca teenlite, tulisannya best seller tapi saya cari bagian WAW-nya gak ketemu, apalagi kalau isinya cinta-cintaan mulu dari prolog sama epilog, duh ya, nyari konflik juga gak ada. Entahlah~

Sama halnya dengan novel-novel bergenre lainnya. Setiap penulis punya sasaran masing-masing untuk karyanya.

Dan saya setuju apa yang kau katakan, sastra dan publisitas saat ini jelas berbeda dengan dulu. Kalau duli orang mau publisitas harus bersastra dengan baik, sekarang sastra bukan jaminan, asal ada naskah, ada peminat, dan walaupun dari segi isi belum layak terbit tetap sah-sah saja terbit. Penerbit indie menjamur di mana-mana sekarang. Keren!

0

Ini kasus yang banyak dibicarakan di wattpad akhir – akhir ini. Banyak pro kontra nya karena adanya perbedaan penilaian tentang karya yang bagus dan tidak.

Bagus dan tidak itu soal selera. Jadi seharusnya kita tidak menghakimi suatu karya itu tidak bagus dan tidak ada pesan moralnya hanya karena cerita itu bukan selera kita atau bukan genre kita. Seperti yang banyak diutarakan oleh teman – teman, masing – masing cerita punya pasarnya sendiri.

Bagi remaja, cerita teenlit yang menurut orang dewasa gak ada apa – apanya itu bisa jadi ada banyak pelajaran yang bisa mereka ambil, seperti bagaimana membangun relasi yang baik dengan sahabat juga pacar, ya memang hanya sebatas itu, karena permasalahan sehari – hari mereka memang masih seputar itu.

Niat pembaca membaca sebuah karya sastra juga berbeda – beda, ada yang hanya sekedar mencari hiburan disela rutinitas yang membosankan, tentu orang tipe ini lebih suka cerita yang fun, dengan konflik ringan, karena konteks nya dia mencari hiburan.

Untuk menghindari rasa tidak nyaman itu ada baiknya lebih selektif memilih genre bacaan kali ya, dan kalo urusannya dengan penerbitan, ya seperti yang kita sama – sama tahu, uang adalah tujuan utamanya. Jadi meski miris ya memang begitu aturan mainnya.

DayNight
DayNight