Tanya lagi, mumpung kesempatan maen di mari. Akhir akhir ini, masuk ke dalam lingkup yang membuat otak bingung.
Ada sebuah novel yang yah ceritanya biasa biasa saja..tapi apresiasi readers nya bejibun. Padahal nilai moral pun tak ada.
sedangkan satu novel lagi penuh nilai hidup yang bermakna, tapi tak satupun readers tertarik membacanya.
jadi intinyaaaaa adalaaahhh lebih laku novel yang tak begitu bagus asalkan readers nya banyak benar??? Saya jadi di buat bingung dan miris dengan ini semua…hohoho kalian seperti itukah??? Jadi sastra dan publisitas itu sangat berbeda sekali
Ini tergantung dilihat dari segi mana. Ada dua sudut pandang yang berbeda. Dari kacamata pembaca atau dari kacamata editor dan penerbit. Saya akan memberikan pendapat saya dari kacamata editor dan penerbit yaa. Sesuai bidang yang saya geluti.
Dari sisi penerbit, ada tipe editor senior yang ditugaskan untuk berkeliling mencari naskah. Biasanya sasaran pertama adalah wattpad. Nah, fenomenanya sekarang yang membuat miris, editor atas sistem yang dijalankan oleh penerbit sekarang yang paling utama diperhitungkan dalam memiliki intuisi naskah yang bagus adalah banyaknya fanbase yang dimiliki oleh penulis.
Misalnya, Penulis A adalah penulis wattpad yang followers-nya jutaan. Sebenarnya bagi editor, cerita yang ditulis tidak begitut bagus menurut penilaiannya, tetapi mengingat followers-nya luar biasa, itu menjadi pertimbangan pasar sendiri bagi penerbit. Yap, pasar yang dipermasalahkan di sini. harus diakui kalau uang akhirnya menjadi tujuan. Penerbit akan bilang “Itulah bisnis. Saya memberi karyawan saya gaji pakai apa? Idealisme?”. Turut berduka untuk kebijakan penerbit yang seperti ini. RIP untuk sastra.
Dan permasalahan selanjutnya ada pada editor. Bagaimanapun naskah itu isinya, editor adalah polisi naskah yang bertugas menjaga agar dunia kepenulisan tidak RIP. Naskah yang kemudian keluar menjadi buku yang berantakan, kesalahan ada pada editor. Keputusan layak tidak terbitnya sebuah naskah tetap dipegang oleh editor walau tidak secara dominan.