1.40K views
0

Tanya lagi, mumpung kesempatan maen di mari. Akhir akhir ini, masuk ke dalam lingkup yang membuat otak bingung.

 

Ada sebuah novel yang yah ceritanya biasa biasa saja..tapi apresiasi readers nya bejibun. Padahal nilai moral pun tak ada. 

 

sedangkan satu novel lagi penuh nilai hidup yang bermakna, tapi tak satupun readers tertarik membacanya.

 

jadi intinyaaaaa adalaaahhh lebih laku novel yang tak begitu bagus asalkan readers nya banyak benar??? Saya jadi di buat bingung dan miris dengan ini semua…hohoho kalian seperti itukah??? Jadi sastra dan publisitas itu sangat berbeda sekali

0

Tergantung, mau ambil bidang apa? Setiap bidang ada penikmatnya sendiri

Novel yg penuh nilai moral akan menarik pembaca yang menyukai hal2 bermoral dan haus akan motivasi-motivasi serta makna yg bisa dipetik dalam sebuah cerita

Novel sastra akan menarik penikmat sastra yang suka bahasa indah, perpaduan kata unik dan keindahan2 lain yg mungkin tidak dipahami orang awam

Dan novel yg biasa2 saja tapi laku? Berarti masuk novel penghibur dimana pembacanya butuh dihibur dengan santai, melepas penat dari dunia nyata dengan bacaan yang tidak menggurui.

Pecinta sastra mungkin tidak suka harry potter, pecinta harry potter mungkin tak suka novel.pramoedya ananta toer, penggemar buku my stupid boss belum tentu menikmati supernova dee lestari

Bagi penggemar harry potter mungkin novel pram.jelek dan rumit, begitupun sebaliknya bagi penggemar sastra novel harry potter layaknya pepesan kosong. Tapi penggemar harry potter memuja novel kesukaan mereka seperti halnya pemuja sastra memuja novel2 sastra mereka

Baik dan buruk tergantung persepsi pembacanya

 

Jadi, ingin novel di bidang apa? Dan ingin menarik pembaca dari kalangan mana?  Karena novel penuh nilai moral belum tentu menghibur, novel dengan bahasa sastra kelas tinggi belum tentu mengandung nilai moral, dan novel penghibur belum tentu berbahasa sastra dan penuh nilai moral

0

kalau itu sebenernya balik ke personal masing masing pembaca sih

dan masalah laku ngga laku di kalangan pembaca padahal bagus ada beberapa kemungkinan menurutku

  1. mungkin ada yang bilang kalau cerita yang mba bilang pesan moral tidak ada. aku kurang setuju hehe, menurutku bentuk apapun karya pasti ada amanat dari ceritanya. walaupun cuma satu hehehe
  2. mungkin cerita yg populer punya gaya bahasa yang cocok dengan pembaca, jadi pembacanya nyaman hihihi
  3. mungkin novel dengan nilai hidup bermakna, penulisnya kurang memberikan eksekusi jadi, pembaca kurang nyaman membaca karyanya
  4. kalau gaya bahasa udah bagus pesan moral banyak, cuma satu kemungkinan. kurang publisitas. pembaca belum mengetahui adanya karya tersebut hihihi.

itu aja sih yang aku pikirin soal itu. tapi kalo soal terkenal ngga terkenal, seorang penulis biasanya akan tetep nulis walaupun ngga ada yang baca/ reader sedikit.

aku ngga bisa ngejudge pembaca sekarang kok begini kok begitu. pasti ada alasan dan kemungkinan dibalik itu semua

woahhhh puanjaaanggg wkwkwk

0

mungkin lebih ke selera pembaca yang berbeda satu sama lain. bagus kata kita belum tentu bagus juga menurut orang lain. begitupun sebaliknya.

kembali ke selera pasar..

0

Inti nya adalah selera masing-masing individu.

Apa yg orang lain pikirkan, belum tentu sama dengan yg kita pikirkan. Gitupun sebaliknya.

0

Mungkin karena dari awal emang dia udah ditunggu-tunggu kali yah, jadi cerita dia banyak yang respons. Sedangkan yang satunya lagi ini bukannya gak banyak pembacanya tapi mungkin karena belum waktnya aja buat booming atau bisa jadi pembacanya berhenti di tengah jalan, jadi penikmatnya berkurang. Balik ke perorangannya sih.

DayNight
DayNight