1.65K views
0

Kalo Rina perhatiin sekitar, ada banyak perbedaan pendapat soal wajar dan boleh gak sih kita sering ngasih sesuatu ke keluarga (dalam hal materi) setelah menikah? Kalo memang boleh, toleransinya sebatas apa agar tidak ada pertikaian dengan pasangan menyangkut pemberian kita pada keluarga kita.

Soalnya gini, ada seseorang yang Rina kenal, dia baru bisa sukses setelah menikah, dan karena dia merasa dulu belum bisa membelikan apapun untuk ortu dan adiknya, maka dia melakukan semua itu setelah menikah, tapi problem nya adalah si pasangan seperti selalu keberatan. Selalu terjadi masalah, dan berefek pada pihak keluarga yang tidak enak hati.

Lalu ada juga yang tidak berani terlalu sering memberi sesuatu pada keluarga karena takut dengan pasangan, dia berpikiran, saat sudah menikah segalanya tidak sesimpel itu, ada pasangan yang harus dijaga perasaannya. Ya syukur kalo pasangannya sadar, lha kalo gak sementara keluarga membutuhkan, kan agak repot juga. Ditempat Rina sini banyak ortu yang kesusahan, padahal katanya anaknya sukses diluar kota.

Lalu ada lagi yang menerapkan peraturan, gak papa sih kamu ngasih keluarga kamu, tapi kamu juga harus belikan untuk orang tuaku. Dan lain sebagainya.

Nah kalo menurut kalian gimana bijaknya? Memberi atau tidak? Atau dibikin adil, dibelikan semua? Eh tapi kan belum tentu sesuatu yang sangat dibutuhkan si A juga dibutuhkan si B. Gak bijak juga kalo dibelikan semuanya, dan belum tentu uangnya cukup juga, hehehe :KETAWAJAHADD

Oke.. berikan pendapat kalian yaa.. biar kalo suatu saat kita udah nikah, terus nemu problem semacam ini kita bisa bersikap bijak. Makasih ^^

0

Yang pertama mungkin harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi. Kalau kita mampu, selama bisa jangan mengabaikan orang tua apalagi karena takut pada pasangan.

Perlu digaris bawahi, dalam hukum islam yang namanya anak laki-laki tidak pernah lepas tanggung jawabnya terhadap orang tua. Jadi anak laki-laki wajib tetap menomorsatukan orang tua (utamanya ibu). Posisi ini harus dimengerti si istri. Makanya dalam menikah itu diperlukan adanya pemahaman hak-hak dan kewajiban pasangan (istri dan suami).

Beda lagi kasusnya kalau untuk anak perempuan. Anak perempuan seperti saya tanggung jawabnya sudah lepas dari orang tua, sepenuhnya saya ini hak suami nantinya. Jadi, alangkah lebih baik untuk pasangan suami istri lebih diintenskan diskusi mengenai hal-hal tersebut.

Yang namanya memberi pada orang tua itu sudah kewajiban kita sebagai anak, walaupun sedikit selama itu hasil dari keringat anaknya dipastikan mereka akan sangat bangga pada kita. Kalau pakai istilah biar adil, dalam hukum islam adil itu ada takarannya masing-masing. Sesuatu dikatakan adil kalau pembagiannya sesuai porsi dan kebutuhan. Seperti yang kamu katakan, kalau si B gak butuh ngapain dibelikan, adanya justru lahir sifat boros.

This is my opinion : )

You are viewing 1 out of 32 answers, click here to view all answers.
DayNight
DayNight