1.77K views
0

Author tadi bertanya tentang menyayangi dan mencintai dan membayangkan contoh kasus di dunia nyata

Seandainya kamu dihadapkan pada dua pilihan sulit, dua-duanya sama-sama melamar kamu untuk menjadi istrinya

Coba resapi dan bayangkan situasinya sebelum kamu menjawab.

Yang satu seorang lelaki lembut, dari keluarga baik-baik, alim, beriman dan usianya lebih dewasa darimu. Lelaki ini sudah mapan meski tidak berlebihan. Hubunganmu dengannya seperti kakak dan adik, dia rela berkorban untukmu dan kamu rela berkorban untuknya. Dia sudah seperti kakakmu, saudaramu dan keluargamu sendiri. Setiap ada masalah kamu bisa bercerita padanya dan dia akan memberikan solusi secara dewasa. Cinta? Tidak kamu tidak mencintainya, tetapi kamu menyayanginya karena dia bisa membuat hatimu tenteram. Tidak diduga dia melamarmu sebagai istrinya

 

Yang satunya lagi seorang lelaki dari keluarga baik-baik, sangat tampan dan bermasa depan cerah. Usianya sama denganmu dan dia cukup alim meski banyak  perempuan memujanya dan kamu adalah salah satunya. Kamu mencintainya, ingin memilikinya dan ingin menjadi miliknya. Karena cinta, kamu ingin dia sepenuhnya dan kadang kamu merasa cemburu jika dia kurang perhatian, kamu merindu jika jauh darinya, jantungmu selalu berdebar jika berada di dekatnya. Beruntung di antara semua perempuan yang mengejar, dia menjatuhkan pilihan kepadamu.

 

Nah, lamaran siapa yang akan kamu terima? Dan apa alasan kuat/pertimbangan yang menjadi faktor utama pilihan kamu itu?

0

Ada gitu kira-kira yang lamar saya modelnya langsung “cling cling” kayak begitu? :BIMBANG

HIHIHIHIHIHI.

BTW saya jujur pasti memilih orang yang mencintai saya. Alias si nomor 1. Walaupun saya mencintai si nomor 2 bukan berarti saya bisa tahan menghadapi semua hal “wah” tentang dirinya.

Saya bukan tipe perempuan kuat, tahan banting, percaya sepenuh hati pada pasangan, bahkan tidak mau berurusan dengan masa lalu yang berhubungan dengan perempuan-perempuan sebelum saya. No, itu bukan saya.

Saya butuh orang yang mendukung saya, berjalan di samping saya dengan memberikan masukan untuk setiap jalan yang saya pilih.

Saya percaya kalau cinta itu bisa timbul saat kita mau memulai perasaan itu. Sekeras apapun hati saya, pasti luluh sama yang namanya perhatian.

Ada kalanya saya bertanya-tanya apakah yang saya rasakan terhadap si nomor 2 itu benar-benar cinta atau hanya sekadar kagum karena pesonanya menyilaukan :D

Sebelum ada pertanyaan ini, saya sudah menjatuhkan pilihan sesuai jawaban saya.

Saya memilih sahabat saya yang diam-diam menaruh hati selama 4 tahun kami berteman, dibanding orang yang saya rasa “saya cinta dia”. Dia cinta sama saya, saya juga suka sama dia. Tapi sayangnya saya gak mau ribet dengan perempuan-perempuan di belakang dia. Belum lagi, saya jadi maruk. Maruk perhatian, maruk kangen, maruk ini itu. Jadinya saya stop.

Mencintai itu lelah, sedangkan dicintai itu membahagiakan. Karena itu belajarlah mencintai orang yang mencintai kamu, jangan berambisi mengejar orang yang kamu cintai. Makanya saya belajar mencintai dia pelan-pelan, and well…. Berjalan baik hingga saat ini. Aaamiiin :ASIA

You are viewing 1 out of 49 answers, click here to view all answers.
DayNight
DayNight