1.13K views
0

Salah satu kekuatan cerita adalah karakter tokoh. Apa yang biasa kalian lakukan untuk membangun dan menghidupkan karakter tokoh2 dalam crtmu?

Apa kalian mencari sample figur di dunia nyata?

Atau mangadaptasi karakter dari seorang publik figur

Atau bagaimana?

Share tips yuuk…

0

Rina bukan penulis, jadi jawaban Rina pasti banyakan ngaco nya, cuma berdasarkan opini pembaca doang ini ya, hihihi.

Menurut Rina mau ngambil karakter tokoh dari dunia nyata atau bikin sendiri sama aja ya, yang buat kita nyaman yang mana, misal kita orangnya imajinatif ada baiknya kita menciptakan sendiri, kepala kita yang penuh dengan ide itu harus disalurkan, keuntungan lainnya adalah karakter buatan kita akan beda dengan yang lain, dan proses menulis pun terasa menyenangkan karena kita membayangkan kehidupan yang benar – benar kita inginkan tapi tidak bisa kita lakukan di dunia nyata.

Lalu jika kita orangnya tidak imajinatif, ada baiknya kita ngambil karakter di dunia nyata aja, keuntungannya kita bisa mudah mendapatkan inspirasi, dan mengembangkan karakter karena kita hanya tinggal mengamati perilaku orang sekitar lalu memasukkannya dalam cerita.

Keduanya sama – sama baik, dan sah – sah saja, yang perlu diperhatikan hanya kesesuaian tokoh dengan alur cerita, juga karakter yang manusiawi.

Itu wajib banget menurut Rina menciptakan tokoh yang manusiawi, jangan kayak malaikat tapi juga jangan kayak iblis. Pada dasarnya sejahat – jahatnya manusia pasti ada sisi baiknya, begitupun sebaliknya. Buat apa sih? Ya biar pembaca gak rollin’ eyes pas baca cerita kita, sekilas karakter tokoh yang tidak manusiawi memang keren dan menarik untuk di baca, tapi percayalah lama – lama karakter begitu membosankan.

Sekarang kita lihat realita, baca tokoh dengan karakter pria tampan, kaya, sombong, tak mau dibantah, posesif, berkuasa, dan kelebihan hormon alpha lalu ceweknya lemah lembut , miskin, tidak berkuasa, yang gampang banget jatuh cinta, jadi meski diselingkuhin dia nya tetep iya iya aja, lalu menjelang akhir cerita si pria sadar eh belum dapet karma udah dimaafin duluan lalu happy ending, cerita dengan karakter begitu tuh awalnya doang yang keren, lama – lama jadi pasaran dan bosen, belum lagi kalo author nya kurang pintar memainkan kata – kata dan juga kurang pintar menciptakan jalan cerita yang beda, bisa dibayangkan bakalan krik krik banget pas kita baca karena kita udah bisa nebak akhirnya. Rina sendiri sekarang cenderung menghindari cerita dengan karakter – karakter yang pasaran dan tidak manusiawi begitu. Habis gak bisa diambil pelajaran sama sekali, kalo dapet masalah nyelesein pakek uang, ” Saya tidak mau tau kamu urus semuanya. ” lalu telfon dimatikan. Problem solving nya kaga ada -_-

Cerita yang bagus menurut Rina tuh yang plot twist, alurnya gak terduga, dimana kita selalu kena jebakan dimana – mana, kita nebak begini begitu tapi salah mulu, itu keren baca kayak gitu, karena kita selalu penasaran. Kan jadi melebar kemana – mana, maaf ya kak, hihihi ( ´ ▽ `✌)

You are viewing 1 out of 17 answers, click here to view all answers.
DayNight
DayNight