hai…hai…semuanya, saya mau
tanya nih.
seandainya kalian seorang wanita yang terjebak diantara tiga hati, satu pria yang berstatus sebagai mantan pacarmu masih mengklaim dirimu sebagai pacarnya, satu pria yang berstatus sebagai sahabatmu dan menyatakan cinta, dan satu pria lagi berstatus sebagai orang yang telah mengejar cintamu selama lima tahun.
siapa yang akan kalian pilih dan apa yang harus dilakukan ?
Hmm.. mantan? Ck.. lagu lama, udah ketahuan endingnya :kelincisongong
Lalu.. Sahabat jadi Cinta? Friendzone detected, ini berat sih, soalnya kalo di tolak nanti hubungannya jadi gak bisa balik lagi.
Orang yang ngejar kita 5 tahun? Kesian juga ya 5 tahun ngejar – ngejar mulu, gak capek apa yak.. kita pasti dituduh PHP banget tuh, hihihi :wuakakakak
Intinya pilih yang mana? Tanyakan pada hatimu, hatimu condong pada yang mana. Apakah keteguhan orang yang 5 tahun nunggu kamu itu sudah cukup menyentuh hatimu? Kalo iya, coba berikan kesempatan. Apakah kamu mencintai sahabatmu? Kalo iya terima saja, kalo tidak berikan pengertian pelan – pelan. Lalu mantan? Ck.. ini bukan novel plis, jadi gak usah sok sok an jadi possesif agresif dengan ngakuin mantan sebagai pacar lagi, Rina gak akan pilih mantan sih.. hihihi :kelinciimut
Saya pilih sahabat saya.
Seenggaknya dia tahu saya luar dalam #plak
Kalau untuk mantan pacar kayanya perlu dipikirkan kembali kenapa dia yang seharusnya bukan siapa-siapa lagi masih mengakui saya sebagai kekasihnya. Otomatis kalau ada kejadian seperti itu harus dipikirkan lagi, apakah yang terjadi sampai-sampai saya mengakhiri hubungan dengan orang yang faktanya masih mencintai saya. Karena saya bukan tipe orang yang memberikan kesempatan untuk masa lalu mengulang hal yang sama, kalau hanya untuk memperbaiki apa yang sudah terjadi (rusak) bisa saya maklumi, tapi kalau untuk “kembali” rasanya tidak mungkin.
Untuk laki-laki yang mengejar selama 5 tahun. Justru saya pertanyakan lagi. Kenapa dia mengejar saya selama 5 tahun? Saya bukan tipe perempuan yang bisa menggantungkan perasaan orang lain. Kalau saya gak suka walaupun secara halus saya nyatakan gak suka dan membuat dia berhenti berpikir kalau saya bisa sama dia. Tujuannya agar dia gak terlalu berharap. Tapi toh kalau dia memang tipe lelaki pejuang, saya gak bisa kasih opsi lain, ya terserah dia mau nunggu atau gimana yang penting saya sudah nyatakan kalau saya gak bisa sama dia. Saya gampang kok suka sama seseorang, tapi kalau untuk yang bener-bener cinta sejauh ini gak ada.
Saya pilih sahabat saya karena memang dia yang memahami saya. Dari dulu saya gak pernah percaya ada hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan. Sudah menjadi naluri laki-laki saat dia mengenal perempuan dengan baik luar dalam, mereka pasti akan menemukan sisi-sisi tertentu yang membuat mereka benar-benar jatuh cinta. Jadi kalau sama si sahabat ini saya gak butuh jadi orang lain. Gak butuh dia mengerti bagaimana saya. Gak butuh dia harus beradaptasi dengan saya karena dia sudah tau saya seperti ini. Dia tahu kalau perempuan yang dia sukai itu memang seperti itu orangnya. Pasti deh yang namanya sahabat itu saling melengkapi. Kadang perbedaan justru jadi perekat kuat. Kalau saya sih lebih langgeng temenan sama orang yang punya perbedaan kuat sama saya dibanding dengan orang yang memiliki banyak persamaan. Pasangan saya sekarang juga sahabat saya sejak 7 tahun yang lalu. :TERHARUBIRU