Adil bagi saya mampu membagi sama rata sesuai kebutuhan.
Jika ditanya kehidupan sekarang sudah adil atau belum? Coba kembali ucapkan rasa syukur berulang-ulang. Tanamkan rasa syukur di dasar hati. Dengan begitu hidup tetap selalu terasa adil walau hambatan dahsyat ada di depan mata. Karena hidup selalu bergulir kadang di atas kadang di bawah. Tidak bisa jadi patokan. Maka biarkan rasa syukur itulah yang menjadi tali penguat hati agar tidak menjadi orang yang serakah dan tidak pernah merasa cukup juga adil.
Buat saya keadilan secara singkat diartikan “tidak memihak”. Jadi ada kesesuaian antara proporsi dan kebenaran, baik itu menyangkut sesuatu atau seseorang.
Kalau ditanya apakah kehidupan saat ini sudah adil? Kalau dalam skala keluarga jelas sudah adil. Tapi kalau dalam skala bermasyarat keadilan belum menampakkan batang hidung.
Dalam skala desa saja, di tempat saya yang bisa jadi kepala desa cuma orang-orang yang punya ikatan darah dengan kepala desa sebelumnya, hal ini juga berlaku pada skala kabupaten. Sistem dinasti masih menguasai, jadi kalau saya bukan bagian dari mereka, jangan berharap bisa di posisi itu. Belum lagi masalah penggelapan dana, apalagi di tingkat nasional.
Hmmm, bicara soal keadilan di masa yang semakin global dan rentan ini seperti istilah mencari jarum di tumpukan jerami. Sangat sulit, tapi selama ada usaha dan perubahan, saya yakin suatu saat akan muncul.