1.97K views
0

Mnurut aku membangun karakter itu mudah, tinggal cari referensi lgsg dpt. Tapi utk mempertahankan karakter ini yg susah. Menurut kalian gmn sih mempertahankan karakter di cerita ?

faadicute Answered question 14 Agustus 2018
0

Daku terpanggil ke sini gara-gara @famelovenda @nini0604 @lovesela .

Halo, @romatbg . Membangun karakter sepertinya mudah, tapi sebenarnya tidak bisa disepelekan. Nah, tingkat kesulitan mempertahankan cerita itu berasal dari cara membangun karakter. Jadi, mari kita kupas dulu bagaimana cara membangun karakter yang benar agar mudah mempertahankan karakter.

Karakter adalah pusat dari cerita karena karakterlah yang membuat pembaca peduli pada cerita. Kalau pembaca sudah peduli, pembaca pasti ingin terus mengetahui apa yang di alami karakter, bagaimana dia memecahkan masalah dan sebagainya. Karakter yang baik itu:

  1. Yang memiliki keingin/hasrat. Artinya, keinginan adalah motivasi yang menggerakkan manusia. Kalau tidak punya keinginan, manusia hanya diam tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Itu sebabnya penulis harus memberi karakter dengan keinginan. Yang perlu diingat, karakter harus mempunyai keinginan yang kuat agar pembaca bisa bersimpati. Kalau tidak, akan sangat membosankan. Misal: Karakter tokoh pria mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki seorang istri yang di luar dari bayangan. Yang sederhana, unik, dan gigih yang dia tidak bisa dapatkan dalam kehidupannya yang berada di tingkat atas dengan bangsawan di sekelilingnya. Maka, keinginan dia untuk memiliki sosok istri yang langka yang akan menjadi bahan simpati pembaca.
  2. Karakter harus bisa berubah. Artinya, perubahan sangat penting bagi karakter utama sebuah cerita untuk menciptakan KRISIS dan KLIMAKS cerita. Kalau penulis gagal memberi karakter potensi untuk berubah, maka karakter itu dianggap mudah ditebak dan pembaca pun mudah kehilangan minat padanya. Misal: Saat konflik, karakter tokoh pria bersikeras untuk membuang ayahnya yang kejam karena berniat mencelakai tokoh utama perempuan. Saking kejamnya ayahnya, si pria tidak bisa memaafkan kesalahan dia. Tapi, ada momen di mana tindakan ayahnya ini justru membuat si pria ini mau memaafkan ayahnya.
  3. Bangun setidaknya satu karakter unik untuk ciri khas. Artinya, karakter yang memiliki ciri yang khas akan lebih melekat di hati pembaca karena poin itu yang akan terus diingat dalam diri karakter. Misal: Karakter tokoh perempuan punya kecenderungan menggoyangkan atau mengetukkan kakinya saat dia gugup. Atau si perempuan berjalan dengan sedikit pincang karena saat kecelakaan kaki kirinya cedera. Atau si pria yang suka memintir telinganya saat tidur. Atau si pria yang cenderung takut pada suara mobil berdecit karena trauma.

Nah, 3 poin di atas kalau diterapkan akan mempermudah penulis untuk mempertahankan karakter dalam cerita. Karena dia akan mengingat dengan tanpa ragu bagaimana karakternya memiliki sifat dan perilaku tertentu yang membuat penulis bisa mengingatnya dengan mudah.

Untuk membantu, coba tanyakan pertanyaan ini saat kamu mulai membangun karakter agar tidak mudah melupakan bagaimana harus mempertahankan karakter:

Seperti apa karaktermu? Bagaimana cara berpikirnya? Sifatnya? Pandangannya? Apa yang disukai dan tidak disukaina? Apa harapanna? Ketakutannya?

 

Apakah coretanku cukup membantu? Sukses buat menerapkannya ya. Semangat. :semangatyangmembara

Wuiihh miss kagita hebatt,klo aq mah taunya baca ajha,,,,

Wah makasih infonya kak ?

You are viewing 1 out of 27 answers, click here to view all answers.
DayNight
DayNight