1.13K views
0

Author baru aja dapat curhat dari seorang teman yang stres dalam kehidupan rumah tangganya nih jd mau sharing aja sekaligus bertanya.

Adakalanya keluarga terlalu mencampuri kehidupan pernikahan kamu, seperti beberapa pasangan yang tinggal serumah dengan mertua kadang-kadang ada ketidaknyamanan karena pihak keluarga seolah harus tahu urusan dalam keluarga kamu bahkan sampai urusan keuangan rumah tangga kamu. Kadang-kadang juga pasangan jadi serba salah karena diatur ini itu oleh pihak keluaga contohnya mau beli rumah harus diatur, mau beli mobil harus diatur, mau pilih pembantu saja diatur. Belum lagi quality time yang tadinya ingin dihabiskan bersama pasangan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari jd terpaksa dibatalkan karena urusan keluarga besar yg kadang merebut waktu sampai seharian dan tidak bisa ditinggalkan.

Ini mungkin kesalahan pasangan juga sih yg tidak bisa menentukan skala prioritas antara kehidupan rumah tangganya dengan kepentingan keluarganya dan belepotan ngatur waktu dan sama sekali ga kasih penjelasan atau pengertian ke pasanganya ketika dia terpaksa ninggalin pasangan dan membatalkan semua rencana demi kepentingan keluarganya yang kadang mendadak dan berubah-ubah tanpa kompromi dulu atau membicarakan dulu dengan si pasangan, seolah-olah menganggap pasangannya itu masih single tanpa tanggung jawab pasangannya. Yang membuat teman author notabene seolah tidak dianggap sebagai anggota keluarga.

 

Teman author itu sebenarnya baik karena selama ini ikhlas ikhlas saja dan menanggap keluarga pasangannya sebagai keluarganya sendiri hingga merasa sah-sah saja jika kadang harus berbagi pasangannya dengan keluarga toh teman author juga punya keluarga dan saling menghormati sajalah.

Tapi kadang ada masa-masa dimana dia merasa ditinggalkan dan pasangannya sama sekali tidak menganggap dia, tidak peka, dan lebih memedulikan perasaan keluarganya dibanding perasaan pasangannya sendiri. Ada masa-masa dimana temen author ingin bilang, ini juga pasanganku lho, bukan hanya keluargamu saja statusnya, sebelum minta melakukan ini itu yg kemungkinan akan menganggu rencana kami, bisakah kamu berbicara dengan saya dulu dan berkompromi?

 

Saat ini teman author sudah memutuskan bercerai bahkan sudah membeli tiket perjalanan untuk pulang kampung ke kampung halamannya karena muak dengan dilema itu. Dan author udah kehabisan nasehat karena dia udah bulat tekad untuk mengajukan cerai ke pasangannya yang dirasa tak peka dan sama sekali tidak ada itikad baik untuk menghormati perasaannnya sebagai anggota keluarga yang juga memiliki hak untuk pasangannya

 

 

Menurut kalian sendiri bagaimana sih peran keluarga dalam hal pernikahan pasangan? Dan batas-batas seperti apa yang mengatur dalam hal ini keluarga besar boleh atau tidak boleh mengintervensi kehidupan pasangan yang sudah menikah?

 

Berat ya? Seberat curhat yg baru author terima malam ini bikin pusing pala teddy bear wkwkwkwwkwkwk

0

kak au klo boleh jujur nih yaa kak menurut aku sih yaa sebenarnya yang salah di sini bukan cuma pihak si pasangan aja tapi coba dech tanya ke teman au pernah gak sih dia mencoba untuk membuka komunikasi terlebih dahulu ,dan menyampaikan apa yg menjadi ganjalan hati dia ke pasangan, dan pernah gak sih dia mencoba bilang sama keluarga pasangannya itu pula, karena nih ya au bukannya klo kita menikahi seseorang bukankah itu juga sepakat sama keluarga nya dan juga segala tetek pengek sifat pasangan klo dpt ujian yg begini aja langsung minta cerai apa kabar nanti jika suatu saat dia nikah lagi dan mendapatkan permasalah yg lebih pelik apakah ia akan mundur lagi tanpa mau mencoba dulu ? maaf bukanya gimana2 au aku mah belajar dari apa yg aku lihat saja krn jujur Ayahku juga tipe org tua yg suka ikut campur sama kehidupan anaknya yg udh nikah maupun yg belum, mungkin klo dari sudut padang kakak iparku mereka akan perpendapat sama halnya kakak teman au atw kebanyakan perempuan lain tentang mertua yg ikut campur, namun setelah aku coba bicara dari hati ke hati ke ayah aku tahu tujuan ayah itu baik, ia ingin anaknya mapan, yaitu gak mudah menghampurkan uang buat hal2 gak terlalu penting, shg tabungan menipis dan jika ada sesuatu ke depan harus pontang panting, ingat kah jika saat kita sakit org tualah meresa paling sakit, ketika kita susaah, org tup pun juga akan ikut memikirkan cara membantu kita dengan cara mereka hingga kadang sebagai anak salah mengartikan krn kurang komunikasi, sebagai pasangan juga jgn egois dgn beranggapan bahwa dia yg udh byk berkorban dan mencoba ikhlas shg pasangan harus ngertiin dia balik, namun coba komukasi dulu jika pasangan gak memulai apa salahnya kita yg mulai duluan kan… gak dosa gini… Hahaha haha :D maaaf kepanjangan yaaaa…..

You are viewing 1 out of 11 answers, click here to view all answers.
DayNight
DayNight