1.20K views
0

Hidup ya Hidup….. Mati ya Mati…..

Ada orang yang menghubungkan seperti ini Hidup adalah Mati…. Dan Mati adalah Hidup….

Itu menyebabkan orang pada seenaknye ketika hidup karena menganggap hidup itu tidak lebih berarti dari keadaan dibalik kematian yang sifatnye Infinite / tidak dikenali untuk bisa di definisikan.

– Pertanyaan nye adalah soal “LIFE TIME” ato masa aktif….

Pertanyaanye kayak gini….
Jika saya adalah batrei hidup…. Apa hakikat dari fungsi saya sebagai batrei Ketika hidup atau ketika mati?

0

Aku kokk agak kurang ngeertti ya :ragunih *dasar emg lemott :aaaKaboor

Mungkin kalo emg kita batre di kehidupan kitaa, berarti kita punya peranan yang utama dalam hidup.

Jadi gini, jika diibaratkan benda, batre itu kann bagian terpenting supaya benda dapat digunakan. Kalo batrenya habis benda itu harus diisi ulang kalo ga dia ga akan berguna lagi. Dalam hal ini kan, listrik lah sang pemberi daya.

Kalo dalamm hidup, berarti batre itu semacam sebuah pemberi semangat untuk menjalanii hidup. Ketika semangat itu habiss maka kita haruss mengisinya ulang, atau kita aka tertinggal dalam keterpurukan. Dalam hal ini Niat yang utama. Coba kalo kita ga ada niat buat menjalani hidup, pasti kita sdah menjadi org yang tak berguna untuk org lain bahkan diri sendiri.

Kalo pas kita mati, berarti batre itu sama kayak saksi hidup kita, perjalanan hidup kita dia yg paling tahu, karena dialah pengisi daya kita. Walaupun dia sdahh takk bisa dii gunakan lagi, tapi sejarahnya tersimpan dalam tubuhnya.

Maaff kalo ga nyambung.

0

Beratttnyaaaaa kak panda

 

Klau kita hidup paling ndak kita,bisa memberi sesuatu yg nyata untuk orang yg kita sayangi.

Sedangkan klu kita meninggal hanya kenangan yg kita,bisa berikan. Dan juga,kesedihan untuk org yg kita tinggalkan

 

 

Bener ndak sih ???

0

Saat kita hidup di dunia, kehidupan menjadi berarti jika kita menjadi garam dan terang bagi sesama. Dengan melakukan kebaikan kepada siapa pun di sekitar kita tanpa memandang perbedaan, kita serupa baterei yang menggerakkan orang lain untuk berbuat baik pula. Saat kita sudah meninggalkan dunia ini untuk selamanya, kebiasaan berbuat baik itu akan diteruskan oleh orang lain sehingga kehidupan di dunia akan menjadi lebih baik.

0

“Jika saya adalah baterai hidup…”

Dari pernyataan/pertanyaan yang ditulis sudah jelas hakikat manusia itu sebagai baterai hidup. Kalau sudah mati mau digunakan untuk apa? Kalau sudah mati juga bukan manusia lagi namanya.

Simplenya semua yang mati tidak lagi berguna (jangan dikaitkan dengan daur ulang benda-beda mati gak terpakai). Begitu juga dengan baterai yang sudah mati.

Jika dianalogikan dengan baterai ponsel, baterai hidup juga digunakan untuk daya kerja sistem. Baterai ponsel digunakan untuk menyokong daya kerja ponsel, dan kasus yang disajikan adalah baterai hidup, berarti menyokong daya kerja hidup kita.

Logikanya kalau baterainya hidup tapi sistemnya mati apa yang akan disokong? Karena bersifat menyokong butuh kehidupan tertentu. Jadi, berdasarkan pemahaman saya atas situasi yang disajikan dalam pertanyaan hakikat fungsi dari baterai hidup hanya akan berlaku/tampak jika ada kehidupan. Bukan kematian.

0

ketika kita hidup kita bisa menjadi sumber kekuatan untuk orang lain

ketika sudah mati, kita meninggalkan kenangan ketika kita hidup untuk membantu orang lain.

begitu gak sih, aku takut salfok nih jawabnya :ngambeknih

DayNight
DayNight