Saya menanyakan ini karena terispirasi dari pertanyaan@author1
Dalam psikologi, unsur cinta itu ada 3: Hasrat (passion), keintiman/kedekatan (intimate) dan commitment.
Ketiga hal itu, berdasarkan penelitian di luar negeri dan hasil penelitian tersebut dikenal dengan The Tringular Theory Of Love dari Strenberg.
Yang jadi masalah adalah hasrat. Karena penelitian mengenai cinta dilakukan di luar negeri, tentu akan berbeda dengan culture kita yang ketimuran.
Pertanyaan:
Menurut kalian, penting tidak hasrat dalam sebuah cinta? Atau cukup hanya dengan keintiman/kedekatan dan komitment saja?
Hasrat atau passion penting banget dalam suatu hubungan terutama hubungan yang baru berjalan. Hasrat muncul karena ada dorongan, biasanya sih awal-awalnya karena ketertarikan fisik yang sangat kuat pada satu orang yang spesifik. Semuanya serasa menantang dan baru, jadi makin penasaran. Tapi biasanya gak bertahan lama. Makanya butuh 2 komponen yang lain supaya awet. Gak bisa dipisah-pisah.
Tentu penting Ka Panda.
Kalau kita tidak punya salah satunya, berarti perasaan kita bukan cinta lagi namanya kan?
Kenapa hasrat dibutuhkan.
Pada dasarnya pengertian hasrat sendiri adalah dorongan/keinginan kuat untuk mendapatkan sesuatu.
Lah, karena perbedaan persepsi dan kultur antara budaya barat dan timur jadinya beda pandangan mengenai bentuk tindakan juga.
Jujur saja kalau kita (orang timur) dengar kata “hasrat” pasti nyambungnya sama hal-hal berbau seksualitas atau nafsu.
Padahal hasrat ada dalam setiap tindakan kita. Kita lapar atau sedang ingin memakan sesuatu yang sangat diidamkan, kita pasti terdorong untuk mendapatkan hal itu. Hal seperti itu sudah termasuk hasrat (hasrat untuk mendapatkan makanan).
Kalau dalam cinta tidak ada hasrat ya kita tidak terdorong untuk menjalin keintiman, tidak terdorong untuk berkomitmen, tidak terdorong untuk saling melindungi, dsb.
Menurut saya itulah kenapa passion dibutuhkan dalam sebuah hubungan.