Jadi sudah beberapa bulan saya mengalami syndrom menyebalkan seperti ini, dulu ketika masih sma saya selalu menyempatkan menulis imajinasi saya walaupun sesibuk apapun, dan ketika masa itu juga saya mempunyai banyak inspirasi yang langsung membuat saya semangat untuk berkarya. Walaupun nyatanya dukungan dan respon tidak sebanding dengan pergulatan batin yang disebabkan oleh hobi saya ini.
saya sekarang sudah tidak seproduktif dulu, saya mempunyai banyak dunia fantasi yang perlu dikembangkan namun terkadang untuk menuliskannya seperti saya tengah memikul batu besar dipunggung saya. Nyatanya saya hanya menatap pena dan buku yang selalu saya bawa, membiarkan tombol-tombol keyboard berdebu saking saya susah menuangkan apa yang saya debatkan dihati saya.
saya tidak punya semangat semenjak kemampuan dan hobi saya ini mulai meredup seiring dengan aktifitas yang menurut saya terombang ambing dibawa angin.
Ini aku banget kayaknya. Aku sendiri beberapa tahun belakangan ini mengalami itu, ada beberapa judul yang sudah kutulis bertahun-tahun tak kunjung menemui kata END, padahal idenya ada, alurnya sudah terangkai di pikiran tapi justru tangan yang agak susah diajak kompromi untuk mulai bergerak menuliskannya, padahal dulu aku rasa aku cukup produktif tapi sekarang entahlah… jadinya sekarang malah lebih rajin baca-baca daripada nulis.
menurutku kalau ada kemauan kuat, writer’s block bisa di atasi. kan biasanya WB disebabin karena mood ya. aku biasanya kalo nulis ngikutin kemauan wkwk. kalo mumpung pengen nulis ya cepet cepet buka laptop, ntar takut ilang mood nulisnya hihihi. sama the power of kepepet, alias deadline. serius deadlne itu membantu bangett. semakin mepet deadline kemauan buat nulis bakal semakin tinggi juga. soalnya kepikiran deadline. mungkin bisa kamu terapin sistem deadline hihihihi