Vitamins kan kebanyakan perempuan neh, pasti paham betul kan era emansipasi wanita yg makin maju dimana kaum wanita menuntut disejajarkan dengan kaum pria dalam berbagai bidang
Tapi menurut kalian, emansipasi yang sekarang udah kebablasan kaga sih? Terus terang au suka miris lihat anak2 cewe jam satu malam masih nongkrong kaga jelas, ngeroko-ngeroko, pulang malem dst dengan dalih banyak kerjaan&emansipasi wanita, belum lagi ada gerakan anti kesucian dimana wanita nuntut supaya tdk dinilai dr kesucian karena laki2 jg ga bisa dilacak msh perjaka apa ga dst. Ada juga kasus istri yg ninggalin suami gegara gajinya lebih gede dan ngerasa superior dr suami dst
Menurut au semua berkembang makin serem dan ga jelas.
Nah pertanyaan au, gimana sih emansipasi wanita yg pas menurut kalian, apakah benar wanita itu harus diperlakukan sama seperti pria di berbagai bidang? Atau ada hal2 yg dilakukan pria yg harusnya ga bisa diaplikasikan ke wanita, macam pulang malem, ngeroko, dst
Kalo menurut au, perempuan ikut kodratnya aja, biarkan laki2 yg jadi pemimpin,yg jadi imamnya :CURIGAH
Kalo menurutku, Emansipasi tuh hal yg positive… seperti kesempatan kerja yg sama, kesempatan pendidikan yg sama….
Ga seharusnya untuk hal2 yg negative dan konyol… Hal itu justru membuat kita terlihat konyol dan kurang dihargai
Ngerokok tuh bukan hal yg seharusnya dilakuin, ga perduli cowok ataupun cewek krn itu bukan hal yg baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungannya :BAAAAAA
Sama juga sex bebas… mau cowok, mau cewek.. sama konyol nya…
Kata abang Rina. Hubungan perempuan & laki – laki itu begini. Perempuan pada laki – laki itu menghormati. Sedangkan laki – laki pada perempuan itu menghargai.
Dimaksudkan bagi perempuan untuk tidak mengkronfotasi pasangannya. Karena tidak ada gunanya. Tidak akan menang. Jelas perempuan kalah baik secara fisik ataupun mental. Tapi perempuan tidak kalah dalam segi pikiran. Jadi bagaimana.. ketahuilah posisi kita sebagai wanita memanglah untuk dibimbing laki – laki, jadi pakai akal kita, kekuatan kita itu bukan di konfrontasi, arogansi, argumentasi atau apapun sejenis itu, no itu bagian kita. Peran kita dalam sebuah hubungan adalah sebagai sisi yang lemah lembut, sebagai sisi yang tenang. Laki – laki dalam sebuah hubungan itu ibarat elemen api, dan perempuan sebagai air. Kita bisa menang melawan kali jika kita menggunakan sisi lembut kita, kesabaran kita. Karena api yang berkobar sehebat apapun nyatanya tetap bisa dipadamkan dengan air kan?
Soal penghasilan. Abang Rina bilang, perempuan bisa berkarir menjadi apapun, asal dua hal, pertama jangan abaikan tanggung jawab, yang kedua jangan mentang – mentang. Karena sebesar apapun jasa kita gak akan dihargai pasangan kita kalo kita mentang – mentang, karena apa? Karena kita melukai harga diri mereka, melukai ego mereka.
Lalu soal sex, alkohol, rokok dan sejenisnya. Rina berpikir simpel. Bukankah tubuh kita terlalu berharga hanya untuk dicicipi banyak pria? Ini soal harga diri, girls. Tubuh kita bukan barang diskonan, yang diobral dengan harga murah. Dan satu lagi. . Tuhan tidak pernah kehabisan cara mempertemukan wanita yang menjaga dirinya dengan pria yang menjaga imannya. Kita tidak tahu gimana depan, gimana kalo di masa depan kita ketemu cowok baik baik yang menjaga imannya, sementara kita mendapati kenyataan bahwa tidak ada lagi yang bisa kita persembahkan untuknya? Nyesel doang. Think twice, girls! :kelinciimut
Kata “emansipasi” kan pertama kali muncul karena jasa Ibu Kartini pada zaman masa penjajahan. Arti dari emansipasi dulu awalnya adalah pembebasan dari perbudakan. Tapi, sekarang ini kata emansipasi sering disalahartikan dan dimanfaatkan dengan tidak bertanggung jawab.
Wanita memang kodratnya menjadi makmum, laki-laki yang memimpin. Jadi, kalau ada wanita yang mengatasnamakan emansipasi untuk membenarkan posisinya sebagai pemimpin, saya rasa itu hal yang sudah diluar batas kebaikan.
emansipasi
hal yang baik bisa berakhir tidak baik ketika tidak dikembalikan pada “tuntunan” yang seharusnya.
jika kita lihat dari sisi muslim, jelas tuntunan yang terbaik adalah tuntunan al-Qur’an. tidak ada emansipasi, hanya ada aturan al-Qur’an yang ditegakkan.
jika kita melihat dari sisi agama lain, maka mereka akan menganut apa yang mereka yakini terhadap kebebasan kaum wanita.
dan jika kita melihat dari sisi mereka yang tidak beriman, maka mereka akan membuat aturan2nya sendiri. mereka mana peduli dengan masalah imam dan makmum, kan semuanya diatur sesuai logika yang mereka buat.
di Indonesia ini, banyak sekali jenis manusia yang memiliki berbagai pemikiran yang tidak bisa disalahkan begitu saja, kembali ke pemikiran dan iman masing2, katanya “asal sesuai” undang2nya, semuanya baik2 saja.
tapi, seorang muslimah seharusnyalah menjalani hidup sesuai aturan islam, dimana kodrat wanita dijunjung tinggi, “menjadi makmum dan madrasah utama anak-anaknya” , serta aturan2 lainnya, sudah tercatat jelas dalam kitab perempuan. perempuan muslim juga bisa menganut contoh wanita2 syurga seperti siti aisyah dan siti khadijah.
jadi sebenarnya kalau menurut CJ, tidak ada yang namanya emansipasi yang “benar” karena semua ‘aturan buatan’ manusia selalu akan ada cacatnya.
yang benar itu kembali ke aturan Tuhan. itu aja.