Mengungkit kesalahan orang lain, saat kita dipojokan atas kesalahan yang sama itu dendam bukan sih?
Tuluslah Memaafkan, Biar Nggak Capek Terus Mengingat Kesalahannya
Salah satu tolak ukur tulusnya memaafkan adalah ketika kita sudah berhenti dan tak lagi mengingat kesalahannya. Kalau masih saja mengungkit-ungkit kesalahannya, kita belum benar-benar ikhlas melepas semua kesalahan yang pernah dilakukannya. Apakah akan langsung terasa mudah pada awalnya? Hm, mungkin tidak mudah. Tapi seiring waktu berjalan, kita akan sadar kalau hanya dengan memaafkan hidup akan terasa lebih membahagiakan.
Jika masih mengingat kesalahan orang itu berarti kamu belum bisa memaafkan kesalahannya/ belum ikhlas masih ada perasaan dongkol, marah, kecewa pada orang itu. Itu termasuk dendam kalau menurut saya.
Tak semua kesalahan disengaja. Tak semua perilaku buruk dilakukan dengan niat yang benar-benar disengaja. Sebagai manusia, kita memiliki banyak keterbatasan. Kalau Sang Pemilik Semesta bisa selalu menerima maaf hamba-Nya, apalah kita yang cuma manusia biasa. Jangan sampai kesombongan membuat kita merasa sok paling sempurna.