Ini adalah kali kedua cho bertanya,
Hai,
Assalamualaikum, cho mau tanya nih tapi nggak mau kalo balasnnya “hanya Tuhan yan tahu” :xxxTepukTangan
Inikan musim nikah, ditempat cho musim nikah nggak tahu tempat kalian :aaaYesYes
Kenapa yah, setiap orang nikah yang datang pada bawa angpou???
Padahalkan di undangan jelas-jelas tertulis “mohon doa & restu” bukankah jika kita datang memberi restu & doa harusnya sudah cukup, kenapa harus bawa angpou???
Apa ini termasuk simbiosis-mutualisme, atau sudah tradisi? Kalo tradisi pasti ada alasannya dung ???
Ayo-ayo dijawab, panjang pendek Cho terima kok,
Maapkeun cho yah atas pertanyaan nylenehnya, efek kagak bisa tidur
Terimakasih :YYYIPPIE :aaaKaboor
Sama Valak@choniahshofa di sini juga musim nikah. Bulan Juli aja aku dapat 5 undangan. Bulan Agustus sudah 2 undangan.
Nah, mengenai pertanyaan Valak.. Kalau menurutku hal seperti itu terhajadi karena pengaruh kuat tradisi.
Orang-orang di tempat saya beranggapan kalau ke hajatan itu sama seperti hutan. Dulunya sih kasi barang. Cuma seiring berjalannya waktu dan perubahan malah berubah jadi kasih duit. Nanti saya ganti kalau orangnya ada acara, atau sayangya yang ada acara. Kalau gak saya dianggap berhutang.
Waalaikumsalam Cho.
Di tempat saya musim nikah dan musim mengkhitankan anak. Undangan banyak bener.
Saya masih ingat jaman dulu, kalau datang ke acara pernikahan biasanya para undangan bawa kado. Seiring berjalannya waktu, lebih praktis pakai angpao. Uangnya bisa dipake sesuai kebutuhan.
Memberi sesuatu di acara pernikahan mungkin bagian dari tradisi turun temurun. Pertamanya bisa jadi karena ada yang menikah, orang-orang menyumbang apa yang mungkin dibutuhkan pengantinnya. Lama-lama jadi kebiasaan dan sekarang bergeser ke angpao. Mestinya sih ini gak wajib tapi tren jaman sekarang ada yang sudah mewajibkan. Pernah dapet undangan yang ada gambar bunga dan kado dicoret? Yang gak dicoret cuma gambar amplop (ada isinya harusnya ya!). He he he.