Selamat pagi vitamins. Aku tanya lagi nih. Jadi ceritanya tuh kan aku ngobrol sama tutorku dia bidang sosial sih tapi mengajar pkn dan kebetulan orangnya juga mendalami sosbud dan bahasa. Dan tutorku bilang aku Bagus di semuanya kecuali linguistik dan dilinguistik aku kurang sekali. Dan itu bener banget. Apapun aku yang berhubungan dengan bahasa pasti aku kayak siput. Dan tutorku saranin aku buat ngelatih linguistikku.
Dan psikolog disekolah ku juga ngomong sama sih aku keseluruhan bagus cuma di linguistik aku kurang. Dengan kondisi aku mulai normal sedikit demi sedikit dari yang sebelumnya trauma dan bisa dibilang juga anti sosial. :semangatyangmembara
JadiJadi pertanyaanku : untuk melatih linguistikku aku harus mulai dari apa??? Terima Kasih :sopan
Dimulai dari KESENANGAN dulu, Ri. Kenapa?
Masalahnya, orang belajar bahasa sekarang karena tuntutan, bukan karena keinginan sendiri. Misal, Bahasa Inggris. Sejak dari kita sekolah SMP, atau bahkan ada yang menerima pelajaran Bahasa Inggris ini dari SD kelas 1, kita diberi pelajaran Bahasa Inggris. Coba, kita telaah, alasan Guru saat mengajaran Bahasa Inggris ke kita apa? Pasti, alasannya karena Bahasa Inggris itu bahasa internasional dan kita diwajibkan menguasainya. Bahasa Indonesia pun tidak jauh juga alasannya dari itu. Karena kita warga negara Indonesia, kita sepantasanya menguasaai bahasa ibu kita sendiri. Bener, bukan?
Waktu aku kuliah, dulu aku bersyukur aku ambil jurusan sastra karena aku sendiri suka mempelajari bahasa. Dan kebetulan di kampus, aku dibekali 4 bahasa yang berbeda, termasuk bahasa ibu ya. Lalu, aku punya dosen yang ahli dalam 5 bahasa berbeda, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, bahasa Jepang, Bahasa Mandarin, Bahasa Jerman. Aku awalnya ragu. Tapi, waktu dosen mengajar di kelas yang terkadang menggunakan 4 bahasa itu secara random (selain Bahsa Inggris ya karena ini wajib), aku jadi penasaran bagaimana beliau bisa menguasai 5 bahasa itu dengan mudahnya. Jawabnya adalah karena SUKA.
Beliau suka mempelajari berbagai macam bahasa, tentunya ini bukan hanya bahasa aja, tetapi juga lengkap dengan literatur dan tetek bengek urusan linguistik lainnya. Tiap di kelas, mahasiswanya dikasih materi (yang salah satunya harus nulis di papan biar bisa disalin ma yang lain) atau diminta mengerjakan tugas,sedangkan beliau membawa buku soal bahasa yang dipelajarinya.
Intinya, kita tidak akan pernah menguasai linguistik jika kita sendiri tidak ada keinginan dan kesenangan untuk mempelajarinya. Jika kita sudah punya itu dalam diri kita, mempelajari linguistik bahasa mana pun akan mudah kita serap karena pada dasarnya kita suka menyerap ilmunya. Tidak perlu hobi untuk menjadi linguis. Cukup kesenangan saja cukup untuk mengawali kita mastering linguistik.
aku setuju ma kak git,,, kalo kita suka ketika belajar malah terasa sangat menyenangkan ,ilmu nya dapet dan malah ga merasakan beban apapun,,, kita belajar sambil have fun,,,,