Ada yang bilang “mencintai tidak harus memiliki” mungkin benar, buat apa terus bertahan jika tidak ada lagi kebahagiaan didalamnya. Jika dengan pergi bisa membuat orang yg kita cinta bisa bahagia mungkin pepatah itu yg harus digunkan. Tetapi itu hanya akan terjadi jika kita mau berbesar hati dgn resiko kitalah yang tersakiti, bisakah??

kalo aku sih meninggalkan kak, bukan karena munafik atau sok rela, itu karena ya keputusan paling tepat. karena meskipun kita cinta sama dia,tp dianya tersakiti gara2 kehadiran aku.. ya percuma aja, aku bakalan sakit2 juga ngeliat dia sakit. meskipun nanti aku sakit dia bahagia ya insyaallah nanti sakit hati aku ini bakalan diganti jadi kebahagiaan berkali2 lipat dari Allah. kuncinya kita harus rela, pasrah, sama ikhlas. karena Allah gapernah tidur, Allah gapernah sia2in usaha kita dan Allah tau apa yang terbaik buat kita.
kata2nya pas nih “Cinta bukan sekedar mengikat dua raga, tetapi menyatukan hati. Jika tidak bisa disatukan, relakanlah. Karena cinta bukan paksaan.”

Kalau kondisinya kayak gitu itu ya, aku pikir sudah jelas meninggalkan, tak ada lagi yang bisa dilakukan. Akan terlihat sangat tak punya hati kalo sampek tetep bertahan sementara dia tak lagi membutuhkan bahkan menyakitkan baginya. Selain alasan kemanusiaan juga harga diri mau ditaruh mana.. hehehe..

Bertahan atau meninggalkan?? Saya memilih mundur dengan teratur, jika bertahan malah membuat orang lain tersakiti, itu tidak akan nyaman bagi diri pribadi,,jika memang meninggalkan adalah cara terbaik meskipun kita akan tersakiti,,apa boleh buat,, tapi apakah memang tidak ada jalan keluar lain kaahh?? Apakah tidak bisa tetap bertahan tanpa harus menyakiti satu sama lain?? Jika memang tidak ada saya akan mundur teratur, perlahan lahan mungkin rasa sakit kita akan luntur seiring berjalan nya waktu.

Kalau saya lebih baik meninggalkan. Patah hati tidak selamanya kan? Pasti dengan berjalannya waktu luka itu akan sembuh. It is better to face the painful truth than the beautiful lie :)