1.38K views
0

Rina mau cerita sama kalian, tadi kan Rina main ke rumah sodara jauh, nah sodara Rina ini punya anak cewek, umurnya sekitar 6 tahunan. Anaknya manja gitu, apa – apa harus diturutin, kalo gak diturutin maunya, dia nangis dan marah – marah, pokoknya dia ini selfish banget.

Dan yang paling Rina gak suka adalah dia kurang sopan. Masa ya mama papa dan abangnya dibentak – bentak , bahkan Rina juga, dalam hati Rina kesel banget, enak aja bentak – bentak, walau gimana kan Rina lebih dewasa, Rina negur dia buat sopan sama yang lebih tua, juga demi kebaikan dia, tapi dasarnya nih bocah emang songong malah dia teriak – teriak, intinya dia gak terima di tegur.

Sebenernya Rina juga pengen ganti bentak dia, dikiranya dia doang gitu yang bisa bentak, Rina juga bisa kali. Tapi untungnya sebelum lepas kendali, Rina udah sadar duluan, bakal lawak banget kan ya kalo Rina nanggepin dengan marah juga, akhirnya Rina tinggal pergi aja.

Dan yang Rina gak habis pikir adalah kok sama orang tua nya gak ditegur sama sekali, gini – gini Rina tamu lho, dan orang luar juga, bukan keluarga inti mereka yang mungkin udah biasa dapet perlakuan gak sopan kayak gitu. Terus waktu Rina tanya, jawaban mereka, “Ah biar, masih kecil juga, dia belum ngerti, ntar gede kalo udah ngerti juga pasti berubah.” Rina cuma mlongo aja dapet jawaban kayak gitu.

Pertanyaan Rina adalah bagaimana baiknya menyikapi perilaku buruk anak semacam itu, ditegur atau dibiarkan? Apa efektif membiarkan anak seperti itu terus? Bukannya kalo dibiarkan malah jadi kebiasaan ya?

0

Menghadapi anak kecil bukan dengan cara ditegur, tapi didisiplinkan.

Anak kalau dari kecil sudah dikenalkan dengan sistem sikap dan pergaulan yang seperti itu gak menutup kemungkinan sikapnya terbawa sampai dewasa. Bayangkan saja, kamu sudah terbiasa marah-marah, lalu kamu diminta menjadi sosok yang penyabar. So hard, pasti butuh proses lebih dan kembali membentuk diri dari awal.

Orang tua saya justru dari kecil mengajarkan kami cara menghormati dan bersikap yang baik pada yang lebih tua. Dari kecil banget sampai saya sebesar ini pesan mereka masih sama. Jadi, tiap saya ngomong pakai nada tinggi sama abang, ibu yang ingetkan kalau gak boleh gitu. Atau semisal saya panggil abang saya langsung pake namanya, bapak pasti langsung gak suka. Tujuannya ya biar kami tahu aturan.

Cara saya kalau menghadapi anak seperti itu jelas saya tegur dengan bahasa yang halus. Kalau mereka masih teriak-teriak dan gak mau dibilangin, saya sering kasih ‘hukuman’ seperti mengasingkan dia beberapa waktu. Jadi, namanya anak kecil kalau ada sodara atau tantenya kan otomatis caper, biasanya saya baikin keponakan-keponakan saya yang nurut. Saya ajak ngobrol, saya ajak main, ajak yang seru-seru pokoklah, si anak yang ‘manja’ ini saya diamkan dulu biasanya. Barulah nanti kalau dia sadar kalau dia ‘diasingkan’ dan mau seperti yang lainnya, saya dekati dia. Saya kasih tahu sekaligus saya kasih hadiah kecil. Itu efektif sekali. Jadinya dia nurut sama saya.

Orang tua yang punya paradigma kalau anak boleh manja karena dia masih kecil saya rasa kurang tepat ya. Kalau seperti itu caranya, saat anak dewasa lalu masih bersikap sama, orang tua gak berhak merasa anaknya ‘kurang ajar’ atau ‘tidak tahu aturan’. Harus diingat kembali, kalau sikap seperti itu ada asal muasalnya.

You are viewing 1 out of 20 answers, click here to view all answers.
DayNight
DayNight