1.08K views
0

Rasa – rasa nya penghianatan adalah dosa yang paling sulit diampuni dalam sebuah hubungan. Rasa sakitnya sulit sekali diabaikan.

Dalam ekspektasi orang yang terhianati mereka berharap orang yang menghianati mereka akan mendapat karma, merasakan penyesalan lalu ingin kembali dengan permintaan maaf dan kita bisa bersikap jahat dengan mengabaikan penyesalan tersebut atau berbesar hati memaafkan.

Tapi realitanya, tidak semua yang menghianati akan kembali, bahkan ada yang tampak lebih bahagia dan tanpa beban, seolah dia baru lepas dari sebuah belenggu yang menyiksa. Fakta yang sedikit sulit diterima sebenarnya.

Lalu pertanyaan Rina adalah apakah setiap penghianatan akan bermuara pada penyesalan? Atau tidak selalu? Atau sebenarnya menyesal tapi tidak mau menunjukkan? Atau kalian punya pendapat lain. Share yahhh.. makasih

0

Namanya pengkhianatan pasti bermuara pada keburukan yang sudah dia lakukan.

Namanya saja pengkhianat, artinya dia melakukan sesuatu yang ‘out’ dari perjanjian awal.

Tapi tolong digarisbawahi, pengkhianatan dan mencoba lepas dari kekangan itu berbeda.

Orang seperti yang kamu gambarkan gak menutup kemungkinan dia justru merasa tertekan dengan keadaan makanya berusaha melepaskan diri untuk mencari jalan yang lebih lapang. Tapi sayangnya orang yang ditinggalkan merasa dikhianati. Jatuhnya jadi beda kondisi.

Semisal si A itu posesif parah sama si B bahkan sampe larang ini itu, gak normal bangetlah pokoknya si A. Si B yang gak kuat pasti berusaha melepaskan diri, tapi si A yang ditinggalkan pasti merasa dia dikhianati. Padahal secara logika si A ini sudah sangat-sangat keterlaluan.

Tapi kalau misalnya situasi baik-baik saja tapi dasar orangnya yang memang melanggar kesepakatan, sudah pasti akan ada cermin untuk si pengkhianat. Ini bukan bicara karma, tapi Tuhan tidak tidur. Setiap perbuatan manusia diganjar setimpal dengan tindak-tanduknya :)

You are viewing 1 out of 14 answers, click here to view all answers.
DayNight
DayNight