Pacaran tidak dibenarkan dalam Islam, yang diperbolehkan adalah Ta’aruf.
Sering kan ya kita denger istilah diatas. Sering juga denger kata – kata gak mau pacaran, maunya ta’aruf.
Nah.. Rina kurang gitu ngerti, perbedaan yang signifikan antara pacaran sama ta’aruf itu apa ya?
Ta’aruf itu kan artinya perkenalan, sedangkan secara umum pacaran juga bisa diartikan proses saling mengenal satu sama lain. (Pacaran disini maksudnya pacaran yang sehat. Bukan pacaran yang aneh – aneh kebarat – baratan.) Jadi mereka punya arti yang sama. Lalu yang membedakan kedua hal tersebut apa?
Ini Rina bukan nya mau menyalahkan aturan yang sudah ditetapkan dalam Islam lho ya, ini serius nanya karena kurang faham bukannya ada maksud lain.
Cuma ingin tambah pengetahuan aja. Semoga tidak ada yang salah paham. Pembicaraan menyangkut agama kan kadang sensitif sekali.
Nah udah gitu aja pertanyaan Rina, makasih ya yang mau jawab :kelinciimut
aku ngomongin pacaran sehat ya, bukan pacaran plus plus. Wkwk Persamaannya, sama2 proses perkenalan. Perbedaannya ada bbrp:
Tujuan:
- Taaruf: kalau cocok gak butuh waktu lama langsung menuju pernikahan
- Pacaran: kalau cocok, ya pacaran terus, belum pasti nikahnya kapan, minimal nunggu ada modal atau dapet restu
proses perkenalan:
- Taaruf: biasanya ada yg menjembatani, pihak netral yg mengenal atau memahami karakter kedua belah pihak, sehingga bisa mempertemukan saat keduanya siap menuju tahapan selanjutnya
- Pacaran: ada yg nyomblangin, atau bisa juga ketemu dg sendirinya
Waktu:
- Taaruf: dari awal proses perkenalan sampai menuju pernikahan biasanya gak butuh waktu lama, bisa bbrp minggu atau bbrp bulan, karena kedua pihak baik secara mental maupun finansial biasanya telah siap menuju tahap selanjutnya
- Pacaran: waktunya nggak tentu, pokoknya sampai salah satu atau keduanya memutuskan menikah, atau justru putus karena tidak ada kecocokan.
Itu sih kalo sepemahamanku, tp penjelasan mbak nolan di bawah udah lengkap bgt tuh, lebih rinci dan mudah dipahami. Hihi
Jelas beda, walaupun tipis sekali tapi itu kunci utamanya:
Pacaran sehat vs Ta’aruf
- Pacaran itu jelas sudah ada statusnya (namanya juga pacaran, sudah kenal ya peresmian ‘kamu pacar saya’), kalau ta’aruf itu gak ada statusnya (namanya juga masih kenalan dan gak ada peresmian ‘kamu ta’aruf saya’).
- Pacaran pasti frekuensi bertemunya semakin sering setelah kenal, mediator gak terlalu penting, berdua doang juga gak masalah selama sehat-sehat aja mikirnya. Tapi ta’aruf gak seperti itu. Bertemunya harus ada mediator, kalo cuma berdua sekali pun cuma ngobrol hukumnya dosa.
- Pacaran mau lama mau bentar terserah, apa kata yang jalanin. Tapi ta’aruf gak boleh lama-lama. Jadi fitnah kalo terlalu lama.
- Pacaran cocok jalan, mau masih pacaran lama atau enggak, nikah dalam waktu dekat atau masih lama juga gak masalah. Tapi ta’aruf kalau sudah cocok gak butuh waktu lama untuk meresmikan hubungan pernikahan.
Sesehat-sehatnya pacaran, tetap saja berbeda jauh konsep dan konteksnya dengan ta’aruf. Ta’aruf itu islami, kalau pacaran anak gahoel. Nah, kalo ada yang ngomong ta’aruf tapi sering jalan berdua, itu anak salah jalan :NGAKAK
Perbedaan pacaran dengan ta’aruf yaitu:
1. Tujuan
– taaruf : mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
– pacaran : mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah dan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat.
2. Kapan dimulai
– ta’aruf : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
– pacaran : saat sudah diledek sama teman:”koq masih jomblo?”, atau saat butuh temen curhat, atau yang lebih parah saat taruhan dengan teman.
3. Pertemuan
– ta’aruf : pertemuan dilakukan sesuai dengan adab bertamu biasa, dirumah sang calon, atau ditempat pertemuan lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf. Dan frekunsi pertemuannya, lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati.
– pacaran : pertemuan yang dilakukan hanya berdua saja, pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa, dini hari klo ngga ada yang komplain juga ngga apa-apa. Pertemuannya di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik dll. Frekuensi pertemuan lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu. Adapun yang dibicarakan cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi.