Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › (Lomba Cerpen Kuliner) Target by Dian_AW
Di-tag: Lomba cerpen kuliner yummy food
- This topic has 8 balasan, 5 suara, and was last updated 7 years, 11 months yang lalu by Dian_AW.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
25 November 2016 pada 8:48 pm #300779Dian_AWPeserta
Target
By Dian_AW
“apa?! Putus?!”
Sandra melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh David padanya;
“Ternyata kita memang tidak cocok..”
Klise.
Raut wajah Sandra sekarang berubah menjadi tidak percaya dan bertanya-tanya. Are you insane? Batinnya.
“Setelah empat tahun kita bersama, sekarang baru kamu bilang tidak cocok?” desisnya menahan teriakan yang akan keluar.
.
.
.
Satu jam berlalu setelah David meninggalkan Sandra, dirinya masih diposisi yang sama. Diam, tidak beranjak dari rumah makan khas Aceh langganan mereka. Sandra menatap kosong kedepan, membiarkan mie Aceh pesanannya mendingin. Dia masih tidak bisa menerima dengan apa yang baru saja terjadi. Jadi, dia sudah putus ya dengan David? Sandra mendengus.
Tangannya tiba-tiba memegang sendok dan garpu, kemudian mengambil mie banyak disendok dan menyuapkannya dengan lahap, ambil lagi, suap lagi sampai mulutnya penuh. Kunyah sebentar lanjut suapan lagi, mulut penuh dan tanpa sadar air matanya mengalir. Bukan karena Mie Aceh kuah pedasnya, hatinya sakit membuat lidahnya kebas akan rasa. Mie Aceh Pedas ini merupakan favoritnya dan David. Mie Aceh dengan daging sapi, udang dan kuah merah yang pedas.
Mereka sering mampir ke rumah makan ini ketika pergi bersama. Keduanya memang suka makan, jadi mereka mempunyai banyak tempat makan favorit dengan satu menu favorit. Hah dan sekarang apakah Sandra akan membeci semua tempat dan makanan itu? Arrggghhhhh!!!
Slurrpppp. Air mata dan suapan masih saling berlomba. Lihat sekarang beberapa pengunjung sudah menatapnya dengan bertanya-tanya dan prihatin. ‘Abaikan saja mereka’, batinnya berbisik. Tidak ada yang kenal dengannya juga.
Pepatah bilang roda itu berputar. Apa dia sekarang sedang berada dibawah? Atau malah terlepas dari lintasan? Sandra mendengus lagi dengan mulut penuh, dia mencoba menghapus air mata dengan punggung tangannya. Dulu dia pernah melihat orang yang menangis karena patah hati dan dia pikir itu konyol sekali. Lalu sekarang, Apa kabar dengan dirinya? Ingin berguling-guling rasanya biar konyolnya anti mainstream. Oh sekarang dia tahu mengapa patah hati bisa membuat seseorang irasional. Ck! Lupakan soal patah hati dan tingkah konyol yang mengikutinya. Jadi, apa posisinya sekarang? Berada pada titik paling bawah? Ah, ternyata patah hati merubah seseorang jadi lebai juga. Dulu, sebelum hari ini, Sandra selalu bahagia jika dia ke rumah makan ini. Tentunya masih bersama David. Dan lihatlah, hari ini dia seperti orang yang paling sedih di dunia. Menangis ditempat umum? Oh yeah dia memang menyedihkan. Masih lumayan kalau makan sambil menangis tanpa suara. Dia mengeluarkan semua erangan kesakitannya bersama tangis. Menangis sambil makan itu bisa tersedak.
Uhuk. Nah kan, Sandra sekarang tersedak karena menyuap diikuti dengan menangis. Mulutnya penuh makanan sehingga pipinya menggembung dengan air mata dan ingus yang mengalir. Kemudian dia mencoba menelan makanannya dengan menepuk pelan dadanya untuk menahan makanan menyembur keluar. Walaupun sudah tidak tersedak Sandra masih terus mengerang sedih, disambarnya mangkuk yang tinggal tersisa kuah dan dia minum langsung, menempelkan mangkuk kemulut dan menelan kuah dengan tergesa. Tidak dipedulikannya kuah yang mengalir dari sudut mulutnya dan mengenai bajunya. Diletakkan mangkuk itu dengan keras, diambilnya jus alpukatnya dan langsung dihabiskannya. Mengambil tisu untuk menyeka mulutnya lalu dia pergi ke kasir untuk membayar. Sandra ingin segera berlari pergi dari sini. Bisakah dia lari sekarang? ‘Bayar dulu baru pergi!’ sisi baiknya mengingatkan. Tapi kalau David tahu diri seharusnya dia sudah membayar tagihannya. Dan ternyata dia tidak tahu diri dengan tidak membayar makananya! David Sialannnn!!!! Kam***t
.
.
.
“Mbak Sandra matanya sembab, nangis ya semalam?” Gia menyuarakan rasa terkejutnya.
“Terlihat ya? Hehehe” Sandra memang tidak berusaha menutupi toh kelihatan ya sudah.
“Iya mbak, gede banget lho.”
“Ehm Biarin lah, aku ngerjain laporan dulu ya.” Balasnya, Sandra memutuskan menghindar dia tidak mau cerita. Belum.
Gia menatap atasannya itu dengan khawatir, padahal dia siap kalau Sandra mau cerita seperti biasanya kalau ada masalah. Mungkin masalah ini cukup rumit atau dia mau sendiri dulu.
Sandra mulai memegang berkas-berkas bahan laporan, sebenarnya tadi dia ingin bolos saja. Mengingat kalau dia tidak melakukan apa-apa malah akan memikirkan hal itu terus, akhirnya dia memutuskan masuk kerja, walaupun telat dan membiarkan gajinya terpotong. Whatever!
‘Aihh aku tidak bisa fokus melakukan ini semua.’ Sandra berhenti dan termenung, dia kemudian berdiri keluar.
“Gi! Cari makan yuk, lagi butuh udara luar.” Sandra menghampiri Gia yang sedang cukup santai kerjaannya.
“ih Mbak Sandra ini belum jam makan siang baru juga jam 10.” Gia mengingatkan atasannya kalau mungkin dia lupa. Atau memang butuh keluar seperti yang Sandra katakana dia akan menemaninya kalau begitu hihihi
“Its okay, aku lagi butuh udara nih. Ayo cepat!”
“Mbak disini juga ada kali udara.” Cibir Gia tapi tak urung dia mengikuti langkah Sandra yang sudah berjalan keluar.
“Gak perlu banyak omong.” Sahut Sandra ketus
Akhirnya Gia mempercepat langkahnya agar sejajar dengan Sandra. “Tunggu sih Mbak!”
Mereka memutuskan membeli lotek di samping gedung. Lotek disini terkenal enak dan murah. Lotek memang kurang mengenyangkan bagi Sandra, tapi dia sedang ingin makan yang segar-segar. Siapa tahu hatinya yang layu ikut segar, eaaaa. ‘Sial, dia ingat lagi!’ makinya dalm hati.
Warung loteknya cukup sepi karena memang belum jam makan siang, hanya ada 3 orang yang sedang makan di bangku yang disediakan.
“Bu saya lotek satu seperti biasa ya.” Sandra memesan lotek langganan seperti biasanya.
“Baik Mbak Sandra, banyakin bayam, bakwan sama saus kacangnya kan?” Bu Wati sudah hafal betul dengan kebiasaan Sandra. Karena memang cukup sering dia beli lotek disini.
“Saya juga loteknya satu ya Bu.” Gia menyahut
“Mbak Gia gak ada tambahan kan? Biasa aja sesuai porsi?” Tanya Bu Wati mengonfirmasi pesanan Gia.
“Kalau bisa sih tambahin semuanya Bu, tapi bayarnya gak nambah hehe.” Gia terkekeh dengan gurauannya sendiri.
“Boleh, tapi Mbak Gia jadi mantu Ibu hahaha.” Sekarang berganti Bu Wati yang tertawa puas.
‘Lah apa deh si Ibu.’ Batin Gia sambil meringis ke Bu Wati.
Obrolan itu berhenti dan Bu Wati mulai meracik loteknya. Bumbu yang perlu dihaluskan ditaruh keatas cobek, bawang putih, cabai, kencur, garam dihaluskan terlebih dahulu. Setelah halus, kacang dimasukkan dan ikut diulek dengan ditambahkan air sedikit. Setelah tercampur dan cukup halus ditambah lagi dengan irisan gula merah lalu diulek lagi sampai rata. Kemudian Bu Wati mulai menaruh sayuran dan bakwan yang sudah dipotong ke dalam bumbu kacang untuk dicampur jadi satu.
Akhirnya dua pesanan lotek mereka sudah terbungkus dan keduanya pun kembali ke depan gedung untuk membeli jus. Disana hanya ada satu orang laki-laki yang sedang menunggu pesanan jusnya. Sandra dan Gia memesan dan kemudian duduk pada kursi yang disediakan untuk menunggu antrian. Tidak berapa lama laki-laki itu pergi setelah menerima jusnya.
“Mbak lihat gak tadi? Mas nya lihatin Mbak terus tahu!” Gia menyerocos. Sandra hanya mengedikkan bahunya. ‘Gak kenal.’
“Dia kan satu lantai Mbak sama kita, dia di optic.” Tambah Gia menjelaskan.
“Hmm…” sahutnya.
David masih menyisakan sakit hati karena memutusnya tanpa hal jelas. ‘Gak cocok my ass!” Jerit batinnya. Salahkan saja David kalau dia cuek sama semua laki-laki.
.
.
.
Sudah satu minggu sejak David memutuskannya, Sandra sudah tahu tidak cocok yang dimaksud David itu ternyata karena dia suka perempuan lain. Lihat saja media sosialnya penuh dengan status alaynya. Selama mereka bersama dia tidak pernah peduli akan sifat laki-laki itu yang suka sedikit-sedikit foto lalu diupload di media social. Tapi sekarang kenapa dia melihat itu dia ingin muntah? Ternyata efek putus memang dahsyat bau harum bunga pun bisa menjadi bau comberan. ‘Aishhh lupakan comberan, dia kan lapar kenapa malah bahas comberan sih?’ dengusnya.
Sore ini dia berencana ingin mampir makan dulu sebelum pulang ke rumah. Kemarin sore si David kam***t share foto dia makan bareng pacar barunya di warung makan favorit mereka. Sandra jadi lapar seketika melihat foto yang diunggah David. Sandra memang suka makan disana karena makanannya benar-benar seleranya, bukan karena si kutu loncat –David- itu. Maka dia langsung ke parkiran begitu jam pulang tiba.
Sampai di parkiran cukup ramai orang yang akan keluar. Motor matic Sandra berada diapit cukup dekat dengan motor besar laki-laki warna putih dan tertulis fixion di samping motor. Sandra memakai jaketnya terlebih dahulu sambil matanya mencari petugas parkir untuk membantunya mengeluarkan motor.
“Gak bisa keluar ya?” Sandra kaget kemudian menoleh dan mendapati laki-laki yang tempo hari bareng di penjual jus. Ah Sandra lupa namanya.
“Iya nih Mas, sempit hehe.” ‘Bantuin dong…’ lanjutnya dalam hati. Hahaha Sandra beraninya ngebatin ih.
“Mari saya bantu.” Laki-laki itu langsung saja menggeser motor putih itu sehingga motor matic Sandra mempunyai cukup selah untuk keluar.
“Alhamdulillah, terima kasih ya Mas. Tadi baru mau minta tolong bapaknya..” ucap Sandra tersenyum malu-malu. “Habis motor putih itu mepet banget sih, padahal kan gak mepet-mepet juga bisa. Itu sampingnya saja masih bisa buat geser. Karena motor cowok kali ya Mas, jadi nempel-nempel ke motor cewek hahaha.” Sandra sudah tertawa cukup keras, saat menghadap ke Mas nya, dia hanya tersenyum kecil. Sandra langsung mesem dalam satu kedipan. Krik krik krik…. ‘jangkrik selamatkan akuuuu..!’ Sandra rasanya pengen lari saja ke bapak parkir. Kenapa bapak parkir tidak ada saat dia butuh!
Tiba-tiba Sandra melihat laki-laki itu menaiki motor putih itu dan memakai helm.
“Kamu sudah bisa keluarkan? Saya duluan ya..” karena laki-laki itu menggunakan helm fullface jadi hanya matanya saja yang terlihat sedang tersenyum.
Sandra balas tersenyum dan laki-laki itu melesat pergi bersama motornya, meninggalkan udara dari knalpot yang menerpa wajah Sandra.
Uhuk. Jadi itu motornya? Wajah Sandra sudah seperti orang nahan kebelet poop sekarang. Masnya hueeeee!!! Nanti bagaimana kalau mereka ketemu? Malu coyyyy…!!!
.
.
.
Sandra sampai di warung sate Mbak Bella jam 5 sore lebih 10 menit. Cukup ramai memang pada jam-jam segini, tapi beruntung Sandra masih mendapatkan meja. Wah favorit Sandra nih mejanya karena menghadap sawah yang ditanami padi dan mulai tumbuh menghijau. Sandra memesan satenya kemudian dia duduk.
Sekelebat kenangan terlintas lagi, hmm kenangan memang tidak bisa dihapus tapi Sandra tidak mau mengingatnya juga. Dulu kalau Sandra dan David pergi kencan sering mereka makan di warung sate ini. Baik Sandra dan David memang suka dengan sate kambing, dari semua sate kambing yang sudah mereka nikmati. Sate kambing Mbak Bella ini yang paling favorit.
“Mbak Sandra ini minum nya Mbak..” Lamunan Sandra buyar. Dia mendongak dan mendapati Bu Tini sedang tersenyum ramah kepadanya. Senyumnya menular dan Sandra tidak bisa untuk tidak ikut tersenyum.
“makasih Bu..”
“Mbak kok tidak bareng Mas David? Kemarin dia kesini lho Mbak, tapi sama perempuan lain… oh astaga!” Bu Tini seperti baru menyadari sesuatu. Jangan heran ya, karena terlalu sering makan di warung ini semua pegawainya sudah hapal sama mereka dan tahu kalau mereka adalah sepasang kekasih. Termasuk Bu Tini.
“Iya Bu, kita sudah berpisah.” Sandra mencoba menarik bibirnya melengkung keatas.
“Wah padahal Mbak Sandra dan Mas David sudah pacaran lama ya. Sabar ya Mbak, belum jodoh namanya. Kalau sudah jodoh lama maupun sebentar pasti jadi. Inshaa Allah nanti segera ketemu dengan jodohnya ya Mbak. Mari Mbak saya tinggal dulu, silahkan diminum.” Bu Tini berjalan kedalam untuk melanjutkan pekerjaannya.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya sate kambing pesanannya diantar ke mejanya. ‘Mari makannnnnn..!’ batinnya bersorak.
Sate kambing ini disajikan dengan kecap yang diberi irisan cabai, bawang merah. Hmmm air liur Sandra sudah mulai keluar banyak sekali sehingga Sandra harus menelannya. Makkk! Alhamdulillah Sandra bersyukur bisa menikmati yummy and sexy food ini. Haduh liur Sandra sudah tumpah-tumpah mungkin kalau dikartun-kartun.
Sandra mulai mengambil nasi dan mulai menggigit satenya. Emmmm rasanya selalu sama seperti pertama kali mencobanya. Sandra ingin menangis saking enaknya. Manis kecap dan pedasnya irisan cabai mantap sekali untuk melengkapi sate yang empuk dan gurihnya ajiiib.
Ditengah- tengah kunyahannnya, kenangan itu menyeruak. Terlihat dalam bayangannya dia dan David sedang tertawa-tawa dengan sate gosong ditangan.
Sore itu sehari setelah Idul Adha, David datang ke rumah Sandra. Mereka sudah janjian untuk membakar daging kambing yang didapat kemarin. Berdua mereka menyiapkan semua yang yang dibutuhkan untuk membuat sate. Mulai dari daging kambing yang sudah diris kecil, bumbu, arang, tusukan, sampai ke panggangngan. David bagian mempersiapkan bara api untuk membakar dan Sandra yang membumbui daging kambingnya.
Bumbunya cukup simpel, ketumbar, bawang putih, bawang merah, garam dan gula merah diulek jadi satu. Setelah itu bumbui daging sambil diremas pelan supaya bumbunya meresap, jangan lupa ditambah kecap.
Setelah daging sudah siap dalam tusukan, Sandra kemudian menghapiri David dibagian pembakaran.
“Dagingnya sudah siap bakar Vid, Baranya sudah?” Sandra melongokkan kepalanya dari samping bahu David untuk mengintip pekerjaan David.
“Sudah siap San, bawa sini dagingnnya.”
Sandra kemudian mengambil dasing yang sudah ditusuk itu dan menyerahkannya pada David untuk dibakar.
“Vid yang agak gosong, oke?” Sandra mengacungkan jempolnya kearah David.
“Jangan ya, kemarin sudah makan yang gosong, kita kan tahu kalau makan sate yang gosong itu gak baik untuk kesehatan. Jadi, sampai matang aja ya sayang.” Jawab David seraya mencubit hidung Sandra.
“David ih, tangan kamu kan habis pegang arang! Tuh kan hidung aku itemmm! David Ihhh!!!!” Sandra menjerit heboh dengan mengusap-usap hidungnya ke lengan kaos David.
“San ih” David mengikuti kata protes Sandra. Tentunya tanpa jeritan.
“Habis kamu sih, lihat nih masih item.”
“Aku kan corengnya ke hidung, harusnya kamu balas kehidung juga buka kaos. Malas ih sama nodanya di kaos.” David melihat noda arang hitam di lengan dekat bahu pada kaosnya.
“Oh jadi balasnya harus coreng juga!” srettt! Sandra mengambil arang kemudian mencorengkan ke pipi David. Kaget dengan tindakan tiba-tiba Sandra, David reflek menatapnya. Senyum setannya tercetak. Dia kemudian menhampiri Sandra dan mengusap-usap seluruh wajah Sandra layaknya muka Sandra adalah lap tangan menggunakan tangannya yang kotor.
“Hahahaha haha…”David terbahak sendiri melihat mahakaryanya.
Tidak tinggal diam, Sandra membalasnya dengan mengapit leher David dengan ketiaknya kemudian mencoreng-coreng lagi muka David dengan arang yang masih ada ditangannya. Jadilah mereka sibuk bergulat saling coreng dan melupakan sate diatas bara yang belum dibalik dan sekarang mulai gosong.
Menyadari bau gosong, David langsung menghentikan aksinya bersama Sandra dan berlari ke satenya.
“yah gosong satenya belum dibalik..” teriaknya
“Yeeeee sate gosong I like it!!!” ekspresi berbeda ditunjukkan oleh Sandra.
Setelah dibalik dan matang bagian sisi yang satunya, David menyerahkan sate gosong itu pada pacarnya yang memandang dengan mata berbinar.
“Rejekimu nih, sate gosong..” David ikut tertawa melihat Sandra yang tertawa bahagia dengan sate gosongnya. Dia merebut satu tusuk sate dari tangan Sandra, dan mereka saling perpandangan kemudian terbahak, sebelum memakan sate gosong itu dengan senyum dibibir masing-masing. Sate gosongpun tidak terasa pahit karena dimakan ditemani dengan yang membuat hidupmu tambah manis. Eaaaaa eaaa
Sandra menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba terlintas pertanyaan, Apa arti 4 tahun ini bagi David? Hah! Sandra harus segera mendapatkan seorang kekasih secepatnya. Supaya David segera pergi jauh dan mengendap ke dasar kenangan. Ahh lebih baik dia melanjutkan menikmati sate kambing ini. Siapa tahu kenangan akan David bisa ikut tertelan bersama sate kambing. Sandra horror ih.
.
.
.
Ini hari minggu entah kenapa Sandra ingin pergi ke alun-alun. Tapi dia berpikir ulang, dia datang sendiri dan disana nanti penuh dengan pasangan, entah pacar, suami istri, bahkan sepedapun gandengan. Apa dia harus tuntun motornya tidak usah dikendarai, biar dia juga gandengan? Sandra memanyunkan bibir, ‘mengenaskan sekali pemikiranku.’
Dan sekarang disinilah dia, di Alun-alun kota di hari minggu yang penuh dengan pasangan sejauh mata memandang, eh tapi itu ada sekumpulan bukan pasangan (baca: ibu-ibu senam). Apa Sandra harus gabung? Supaya tidak dibilang pendekar karena jalan-jalan sendiri. Hahahaha. Lupakan.
Sandra kemudian mengedarkan pandangannya kesebelah kanan dan jeng jeng! Matanya menangkap bapak penjual bakso bakar favoritnya. ‘Yuhuuuu bakso bakar I’m comingggg!!!!’ jerit Sandra dalam batinnya.
“Pak saya mau bakso bakarnya 5000 ya..” ucap Sandra ketika sudah berada dihadapan si bapak.
“Siap neng, pedes?”
“Pedes pak..” Karena masih sore jadi belum antri. Sandra langsung menerima pesanannya tidak perlu menunggu lama.
“Makasih ya pak.”
Bakso bakar ini harga per tusuknya 1000, jadi Sandra mendapatkan 5 tusuk bakso. Harganya murah dan jangan ragukan rasanya, emmm enak untuk ukuran uang seribu. Ditambah dengan bumbu pedas tambah nampol deh hehe
Aduh sebenarnya 5 tusuk itu hanya lewat saja untuk ukuran perut Sandra. Jadi mata Sandra mulai berkeliling lagi untuk memindai penjual yang ada.
Uhuyyy. Dapat.
Ada abang penjual tahu gejrot masuk kedalam kuncian target matanya. Let’s go go go. Sandra berdiri dari duduknya untuk menuju abang penjual tahu gejrot yang berada dipojok utara Alun-alun. Cukup ramai ternyata antriannya. Ada tiga orang antrian didepan Sandra. It’s okay! Sambil mengantri Sandra melihat abangnya meracik tahu agar siap dinikmati menjadi tahu gejrot.
Pertama haluskan cabai, bawang merah. Kemudian tuang air gula merah dan campur dengan ulekan cabai dan bawang merah tadi. Setelah itu potong tahu goring kecil-kecil dan masukan kedalam kuah kemudian campur. Terakhir sajikan dalam mangkuk plastik dan tambahkan kuah gula sedikit.
Sandra sudah mendapatkan tahu gejrotnya, lalu dia mencari tempat untuk duduk. Dia memutuskan untuk duduk diatas rerumputan saja, ditengah lapangan. Ketika sedang menikmati makanannya, tiba-tiba saja ada yang menyikut punggungnya. Sandra sempat tersentak, tapi untuk tidak membuat tahunya tumpah. Alhamdulillah.
“Arkan hati-hati!”
Sandra yang mendengar suar dibelakangnya kemudian menoleh.
“Eh…” Mas motor fixion putih. Mampus coyyyy!
“Oh Sandra maaf ya, gak sengaja nyenggol kamu..” ‘Kamu tahu namaku?’ Sandra bertanya dalam hati. Kemudian dia tersadar.
“Iya gak apa-apa mas, kaget saja tadi..” Sandra tersenyum kikuk, selanjutnya tiba-tiba matanya menangkap anak kecil dipangkuan mas… emmm Sandra tidak tahu namanya.
“Oh ini keponakan saya, namanya Arkan.” Oh keponakan…. Syukurlah bukan anaknya. Eh!
Sandra kemudian teringat kejadian memalukan di parkiran. ‘OMFG!!!! Alihkan alihkan dia, ayo ajak mengobrol!!’ batinnya mulai panik.
“Mas sama pacarnya ya kesini?” pertanyaan macam apa itu Sandra.
“Saya bersama keponakan dan kakak saya.” ‘Jadi pacarnya mana mas?’ Tanya Sandra dalam hati.
“Gak sekalian sama pacarnya gitu mas hehe kan asik bareng-bareng…” Masih belum menyerah si Sandra. ‘Diawal sudah memalukan, jadi gak usah setengah-setengah malunya.’ Pikirnya.
“Saya gak punya pacar.” Mas nya menjawab dengan senyum dan dimata Sandra ini seperti ‘Kamu mau jadi pacar saya?’ Iyaaa Sandra mauuuu!
“ohh..” Sandra tidak menyembunyikan ekspresi leganya. Kemudian dia lanjut memakan tahu gejrotnya yang tinggal satu suap saja.
“Kalau kamu sama siapa kesini?”
“hahaha aku kan pendekar mas, jadi kesininya sendiri…” cengir Sandra. Dan dibalas juga dengan senyuman maut oleh Mas nya. Huaaaaa lope lope langsung mata Sandra.
“Om aku mau es itu..” Arkan menunjuk penjual es potong yang menjual dagangannya dengan pengeras suara, mengajak ngobrol pembelinya dan sesekali melemparkan guyonan.
“Iya, Kamu mau San?”
“Apa itu? Es?” Sandra masih duduk ketika Arkan dan laki-laki itu mulai berdiri.
“Es goreng..”
“ahhh es goreng, mauuuu”. Sandra berdiri dan mereka bertiga langsung menuju ke penjual es.
Ketika mereka sampai di penjualnya, tinggal satu orang diantrian dan orang itu sudah mendapatkan es nya. Mereka kemudian memesan es potong yang dicelupkan ke coklat atau biasa disebut es goreng. Duduk pada bangku terdekat mereka mulai memakan es masing-masing. Emmmm ada sensasi manis es dan pahit dari lumuran coklat.
Tiba-tiba datang wanita dengan berlari kecil ke arah mereka.
“Maaf mama lama ya kak Arkan?” Wanita itu menghampiri Arkan. ‘Oh mamanya Arkan..’ batin Sandra.
“Ma aku beli es goreng sama om dan tante!” Arkan memamerkan es nya yang tinggal sedikit.
“Tante…?”
“Eh iya mbak ini kenalin temen aku, Sandra..”
Sandra seketika mendekat dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. “Sandra mbak..”
“Hai Sandra saya Ifah…” Ifah menyambut uluran tangan Sandra dan tersenyum. “Sudah kan? Pulang yuk dek, Mbak lupa ada arisan.”
Ifah berpamitan pada Sandra kemudian mereka bertiga mulai berbalik.
“Tunggu Mas! Bisa bicara sebentar?” Sandra melihat ke arah laki-laki itu yang kemudian menatap kakaknya. Ifah yang mengerti kemudian meninggal mereka berdua untuk berbicara.
‘Kali ini atau tidak sama sekali’ dorong suara batinnya.
“Mas di optic kan? Saya mau periksa minus mata bisa?” Sandra mulai melancarkan jurus modus kamehameha.
“Bisa, nanti kamu langsung saja ke showroom. Bisa dengan saya atau kalau tidak ada nanti bilang sama yang lain gak apa-apa.”
“oke mas, boleh minta no. handphone nya mas? Supaya nanti kalau saya Tanya-tanya gampang. Hehe.” Basa-basinya tidak ada yang lebih basi lagi dari ini?
Laki-laki itu kemudian memberikan nomornya yang langsung disimpan oleh Sandra ke Handphonenya. “Maaf Mas….?” Sandra menatap laki-laki itu dengan raut bertanya, dia mau langsung bertanya siapa namanya tapi malu karena sudah mengobrol sejauh ini tapi nama pun tidak tahu.
“Jepri, Saya Jepri..” Jepri tersenyum geli.
“Baik mas Jepri, nanti saya tanya-tanya boleh ya mas?” Sandra tidak menyembunyikan senyum bahagianya.
Jepri tersenyum kemudian pamit untuk segera pulang. Sandra menatap punggung Jepri yang berjalan menjauh darinya. Ahhh rasanya dia ingin sekali digendong dipunggung itu. Hahaha tunggu saja tanggal mainnya.
Oke. Target terkunci.
Apakah selanjutnya dia dan Jepri akan kesini lagi dengan status baru?’ Sandra tertawa geli sendiri dengan pemikirannya.
End
Halo ini pertama kali saya ikut lomba, rasanya malu sekali :aaaKaboor
Akhirnya saya memutuskan menelan rasa malu itu bersama sate kambing mbak Bella haha. Saya ingin ikut memeriahkan lomba hehe walaupun ini receh sekali cerpennya :TERHARUBIRU
Masih perlu banyak bimbingan :sopan
-
25 November 2016 pada 8:52 pm #300784farahzamani5Peserta
Bunbun, dikau nulis cerpen???
Wowowwowow
Ini yg smlm dikau nulis yak hihi
Aq komen jejak dlu ya
Baca ny nnt hihi -
25 November 2016 pada 9:03 pm #300799Dian_AWPeserta
@farahzamani5 iya farah :aaaKaboor recehhh ini hihi mana judulnya gitu lagi. bingung cari judul :TERHARUBIRU
-
26 November 2016 pada 7:38 am #301093DalpahandayaniPeserta
Bgus ceritanya
-
26 November 2016 pada 8:18 am #301121faadicutePeserta
Banguusss cerita :YUHUIII
Berasa laper nih baca cerita ini , apalgi liat mie yg ada kuahnya itu , mauuuu :girlyngiler
-
27 November 2016 pada 2:53 pm #302159Author4Keymaster
Ini baru baca awalnya uda ngiler gara2 mie aceh wkwkkw hujan2 gini enak indomie kuah
Cerpennya bagus ya, mengisahkan patah hati dan usaha buat move on, tapi kaga menye2 atau nangis dikamar sambil bikin puisi dan dengerin lagu galau, ini cara move on ala Sandra patut ditiru neh, dengan cara wisata kuliner!! Jajan sana jajan sini dari mie aceh,lotek, baso bakar ampe es goreng dilahap semua, syukur2 bisa ketemu gebetan baru wakakaka
Nama jepri unik yakkk macam orang sunda kalo manggil jefri jadi jepri, kalo manggil alvon jadi alpon, kalo nyebut kfc jadi kaepce, kalo nyebut ufo jadi yupo
:NABRAKKACA
Ane suka neh gaya modus ama becanda si Sandra, garing-garing modus tapi bikin nyengir & menghibur wkwkwk moga sandra bisa dapat yg lebih baik dari si dapit, jepri kayaknya oke tuh
Btw pesan buat sandra, sate gosong itu gosongnya kaga boleh dimakan lho. Itu penuh zat karsinogen penyebab kanker :DOR!
-
29 November 2016 pada 7:04 am #303997Dian_AWPeserta
terima kasih dalpa sudah baca :peluksabahat @Dalpa
-
29 November 2016 pada 7:07 am #304001Dian_AWPeserta
huaaaa mom cute makasih udah mampir baca :peluksabahat
itu mie aceh mom ? enak lho @faadicute
-
29 November 2016 pada 7:12 am #304004Dian_AWPeserta
hueee malu ini sebenernya :TERHARUBIRU
wkwkwk iya yak baru nyadar nama jepri macam nama org sunda yg kalau bilang f jadi p :NGAKAK padahal itu terinspirasi dr pacarnya tmen :aaaKaboor
aminnn si dapit mah di :DOR! aja wkwkwk
iya auu nanti disampaikan pesan auu ke Sandra :YUHUIII
Makasih @author4 :peluksabahat
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.