Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › (Lomba Cerpen Kuliner) Mencari Koki Khusus
- This topic has 24 balasan, 13 suara, and was last updated 7 years, 10 months yang lalu by oncomYoyoy.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
26 November 2016 pada 1:33 am #300979oncomYoyoyPeserta
kimoy minta maaf baru bisa upload tengah malam, karena pakai kuota kalong :ngambeknih
Mencari Koki Khusus
Genre : Adventure, Humor, Fantasi
Pagi yang cerah menyambut hari bahagia sang Raja di Kerajaan Leocardio. Burung-burung bernyanyi riang mengiringi langkahnya yang kini sedang menuju singgasana di ruangan kebesarannya dalam Istana nan megah itu. Sesampainya di sana, tempat itu sudah di ubah menjadi sebuah acara kumpul keluarga, dimana terdapat kursi-kursi dan sofa yang mengelilingi singgasana Raja. Tidak ketinggalan sebuah meja besar di tengah-tengah mereka dan yang pastinya makanan-makanan lezat telah tersaji di atasnya.
Sudah berkumpul istri tercinta yaitu Ratu dari Kerajaan Leocardio dan anak bungsunya yang duduk manis di samping ibunya. Tapi ada yang kurang, dimana anak pertamanya berada. Mengapa tidak ada di sana yang seharusnya duduk di sebelah singgasana Raja?.
“Sudah yang mulia, biarkan saja.. nanti juga akan menyusul kemari” ujar sang Ratu kepada suaminya yang kini telah duduk di sisi lainnnya dan pasti mempertanyakan keberadaan putranya itu.
“Setiap tahun kenapa dia selalu terlambat” keluh sang Raja sambil mengerutkan keningnnya dan menatap kursi di sebelahnya yang masih kosong.
“Yang mulia! ayo kita mulai!” seru si bungsu semangat dengan tidak sabar.
“Baiklah nak!” sang Raja memulai di hadapan istri, anak, serta semua orang yang tinggal di Istana di antaranya asisten Raja, pelayan, tukang kebun, juru masak, dan lain-lain berkumpul dalam ruangan itu menunggu Raja
“Saya Tayrone Pasong Leocardio sangat bersyukur karena sampai hari ini… di hari yang bahagia ini… saya masih hidup..”
“Yang mulia! jangan lama-lama!” ceplos si bungsu kencang. Semua yang sedang menundukkan kepala dalam ruangan itu terkejut mendengarnya dan beberapa di antaranya tersenyum melihat itu.
“Plutarco Piscok Leocardio! Kelak kau juga akan melakukannya, jadi dengarkan baik-baik dan jangan memotong!” tegur Raja Pasong tegas.
“Tidak! Kakak duluan yang akan melakukannya, aku masih lama” jawab si bungsu sambil tersenyum lebar kepada Raja Pasong yang merasa kesal karena anaknya itu masih saja berbicara.
“Yang mulia! Piscok! Sudah-sudah, cepat lanjutkan!” sang istri Palaciada Misong Leocardio mulai kesal dan itu tandanya Raja Pasong harus segera melanjutkannya kembali.
“Saya masih hidup…” sang Raja mulai melanjutkan.
“Di percepat saja Yang mulia!” sela Piscok lagi memotong ucapan Raja Pasong.
“Betul Yang mulia! Mami juga sudah lapar ini dari kemarin!” keluh Misong yang mulai jengkel karena lapar sudah mendera dan ikut menyetujui putra bungsunya.
“Baiklah! Baiklah! Kalian ini…” Pasong menarik napas sejenak kemudian kembali mengucapkan pembukaan dan doa di hari bahagianya.
“Saya Tayrone Pasong Leocardio membuka dan mempersilahkan semua makanan yang ada di meja ini untuk kalian lahap semuanya, tapi dengan satu syarat..” semua menundukkan kepala mendengarkan Raja Pasong. Kecuali si kecil Piscok yang sudah mulai mencolek-colek makanan di hadapannya.
“Syaratnya kalian harus mendoakan ku panjang umur dan Kerajaan Leocardio sejahtera!” dengan lantang Raja Pasong mengatakan doanya yang kemudian di amini oleh semua orang yang ada di sana. Dan, tidak butuh waktu lama semua orang yang ada di sana langsung melahap makanan yang tersaji di meja besar dan panjang itu.
Hal ini merupakan sebuah tradisi yang ada sejak Raja Pasong memimpin, dimana semua orang yang tinggal di Istana harus berpuasa selama tiga hari, dan satu hari sebelum ulang tahun sang Raja mereka semua akan berpuasa sehari semalam tidak memakan apa pun. Esoknya, tepat di hari ulang tahun sang Raja, akan tersaji banyak makanan untuk semua orang yang tinggal di Istana dan mereka akan makan bersama di pagi hari. Tidak seperti Raja-Raja sebelumnya, yang mana akan merayakan pesta besar-besaran untuk merayakan hari bahagianya, Raja Pasong hanya akan merayakannya dengan keluarganya dan orang-orang yang tinggal di Istana saja.
“Piscok!” panggil Raja Pasong kepada puteranya yang sedang berusaha memakan gulali besar di hadapannya.
“Piscok sedang makan Yang mulia!” jawab Piscok sambil menjulurkan lidahnya ke arah gulali besar itu.
“Cepat panggilkan Pangeran kemari!” perintah Raja Pasong kepada Piscok sambil menahan kesal. Tentu saja dirinya tahu kalau mereka semua sedang makan, bukan.
“Bukankah ada asistennya Yang Mulia?” tanya Misong kepada suaminya dengan lembut.
“Tidak bisa, dia sedang kutugaskan untuk mengambil makanan utamaku” jawab Raja Pasong dengan senyuman misteriusnya.
***
“du du du du du du..” senandungnya sambil keluar dari kamar mandi.
“Heh! Apa yang sedang kau lakukan!” teriaknya refleks begitu melihat Piscok yang sedang melukis di atas spreinya ketika keluar dari kamar mandi.
“Song! Kau di panggil Papi!” ujar Piscok yang tidak menjawab pertanyaan kakaknya.
“Song! Song! Dasar adik kurang ajar! Panggil aku dengan benar!” perintahnya sambil mengangkat kedua tangannya ke pinggang kepada sang adik yang tidak memperhatikan dan masih menggambar di atas ranjang kakaknya.
Tiba-tiba Piscok mendongak memperhatikan kakaknya yang masih mengenakan handuk sehabis mandi, lalu Piscok melepaskan alat gambarnya dan bangkit turun dari ranjang, kemudian melangkah mendekati sang kakak yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi.
Srretttt!!!
“Ka Asong kau di panggil Papiiiiiiiiiii!! Hahahahahahahh” teriaknya sambil tertawa dan berlari keluar dari kamar kakaknya setelah apa yang dilakukannya.
“PISCOOOOOKKKKKKKKK!!!” teriak Asong sambil mengejar piscok yang berlari keluar dengan menarik handuk yang dikenakannya.
“Hei bocah! Kembalikan handukkuuuuuu!!” teriak Asong di depan pintu kamarnya sambil menengok kanan kiri memastikan tidak ada orang di luar sekitar kamarnya. Untunglah semua pelayan atau orang-orang yang ada di Istana ini sekarang sedang berkumpul semua di ruangan utama. Jadi, pengawal atau pelayan yang biasanya bersiaga dekat kamar Asong pun tidak ada.
Segera Asong kembali masuk ke dalam kamarnya dan mengambil selimut yang terjatuh ke lantai untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan.
“Sial! Dasar bocah!” kesal Asong sambil memegangi selimut itu dan berjalan ke arah lemari pakaiannya.
“Hahaha… Hahaha… geli.. ada apa ini!” Asong meliuk-liukkan badannya ke sana kemari merasa geli seperti ada yang menggerayangi tubuhnya.
Asong pun membuka selimut yang di pakainya dan di beberkannya selimut itu, seketika mata Asong terbelalak melihat dua ekor kecoa yang menempel di selimut itu.
“AAARRRRGGHHHHHHHH!!!” teriakan Asong membahana di sepanjang lorong.
***
Kini Asong sudah hadir di ruangan utama dan duduk di sebelah Raja Pasong. Sedangkan Piscok sudah terlebih dahulu duduk di sana dengan Misong yang ada di sebelahnya. Tatapan mata Asong yang tajam tak pernah lepas dari Piscok yang kini tengah tersenyum lebar dan memperlihatkan gigi-giginya yang rapi.
Tadi, ketika Asong memasuki ruangan itu, masih banyak hidangan makanan yang tersaji di sana. Orang-orang yang tadi berkumpul sudah berkurang. Setelah kenyang, mereka semua kembali kepada rutinitasnya masing-masing dan hanya beberapa pelayan yang bertugas saja yang berdiri di sana.
Dengan hadirnya Asong, maka saatnya makanan utama Raja di hidangkan. Setiap hari ulang tahunnya, Raja Pasong akan memakannya di saat keluarganya telah berkumpul. Makanan utama ini adalah makanan kesuakaan Raja Pasong, maka dari itu kue ini sangat di nantikan oleh Raja. Makanan ini hanya ada pada hari-hari besar dan khususnya di hari ulang tahun Raja. Kue itu akan di ambil langsung dari Bukit Kayu dimana koki khusus Kerajaan membuatnya dengan bahan langka yang ditanam di belakang rumahnya. Hanya orang-orang yang tinggal di Istana yang mengetahui hal ini.
“Baiklah.. setelah semua berkumpul sekarang adalah saatnya kita ke menu utama. Panda.. hidangkan makanannya sekarang!” perintah Raja kepada Panda yang belum lama sampai ke Istana karena dirinyalah yang di berikan tugas oleh Raja untuk mengambil makanan utama dari kediaman koki khusus pembuat makanan kesukaan Raja yang berada di Bukit Kayu.
Tidak lama Panda muncul ke ruangan itu dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat sebuah tudung saji yang terbuat dari stainless pilihan. Tudung itu juga dilengkapi dengan sebuah kunci, yang mana kunci itu hanya dimiliki oleh koki dan sang Raja agar makanan tersebut aman terlindungi dan menjaga kondisi makanan tersebut tetap hangat dan fresh seperti keluar dari oven.
“Ini pesanan anda Yang Mulia, Silahkan..” ucap Panda seraya menaruh nampannya di tengah meja dekat sang Raja.
“Wahh.. akhirnya tiba saatnya kita memakan ini..” dengan mata berbinar Raja mengatakannya saat melihat tudung saji itu di taruh di atas meja seraya mengeluarkan kunci yang sudah di persiapkannya untuk membuka tudung saji itu.
Raja Pasong memutar kuncinya dengan perlahan, seolah-olah itu adalah barang berharga yang mudah rapuh. Sambil menutup kedua matanya Raja membuka tudung saji itu. Terpampanglah makanan utama sang Raja yaitu.. Cinnamon Cronut.
Cinnamon Cronut atau Cronut memiliki bentuk bulat dan terdapat lubang di bagian tengahnya seperti kue donut. Cronut termasuk ke dalam jenis kue, namun kue ini tidak seperti kue biasanya, kue ini special karena meraciknya di butuhkan ketelitian ekstra. Memadukan adonan mentega dalam beberapa layer agar menjadi krispi, tetapi tetap moist di bagian dalamnya. Nama Cronut sendiri berasal dari gabungan dua jenis makanan yaitu Croisant dan Donut, Gaelen sang koki khusus yang dapat membuat kue ini dengan rasa yang pas.
Tampilannya yang unik dan topingnya menggunakan taburan gula halus dan cokelat. Harum kayu manis yang berpadu dengan mentega, gula, dan cokelat yang menguar ketika keluar dari oven sangatlah menggoda lidah untuk segera melahapnya. Begitulah yang kini di rasakan oleh Raja Pasong, menutup matanya dan mendekatkan indera penciumnya pada tudung saji yang ada dihadapannya.
Raja Pasong membuka matanya dan seketika senyum Raja menurun karena hanya ada satu Cronut di sana, sedangkan mereka ada empat orang. Dengan dahi mengkerut Raja Pasong memperhatikan Cronut itu, karena biasanya Gaelen yaitu koki khusus Raja akan membuat kue itu dengan porsi yang lebih banyak.
“Ehem..!!“ Panda berdehem dan membuat semua orang memalingkan wajah memperhatikan dirinya.
“Sebelumnya saya minta maaf Yang mulia.. ada pesan dari paman Gaelen mengenai Cronut Yang Mulia pesan. Beliau mengatakan bahwa bahan yang di butuhkan untuk membuat Cinnamon Cronut ini sedang langka karena musim yang tidak mendukung dan kondisi kesehatan beliau yang sedang menurun. Karena itu paman Gaelen hanya bisa membuat satu buah Cinnamon Cronut untuk Yang Mulia” jelas Panda.
“Baiklah.. jika memang begitu keadaannya..” ungkap Raja Pasong dengan sedih kepada Panda yang terlihat cemas saat menyampaikan pesan Gaelen tadi. Lalu Raja pun mengalihakan perhatiannya kembali kepada Cronut yang ada di hadapannya, tetapi.. kemana Cronut miliknya pergi? kenapa tidak ada di atas piring? Heran Pasong.
Begitu pula dengan mata Misong dan Asong yang kini mengarah pada piring kosong yang ada di hadapan Raja. Hanya beberapa detik mereka mengalihkan perhatian dari Cronut ke arah Panda yang tadi menyampaikan pesan.. dan kue itu sudah kandas. Mata Raja mencari ke kanan dan ke kiri, sampai matanya melihat anak bungsunya yang sedang menjillati jari-jari mungilnya. Seketika mata Raja Pasong membulat dan mulut terbuka.
“Papi kuenya enak! Aku ingin makan lagi!” seru Piscok tiba-tiba. Seketika semua mata memandang Piscok dengan terkejut. Karena hanya ada mereka di ruangan itu, makan Piscok memanggilnya dengan Papi dan Mami panggilan untuk orang tua pada umumnya.
Suasana hening. Raja Pasong masih pada posisinya dengan mulut menganga lebar. Panda menggigit jari-jarinya. Misong menutup mulutnya dengan kedua tangan dan mata membulat. Sedang Asong tiba-tiba berdiri dari duduknya dan menggebrakan tangannya ke meja dan refleks menghentakan kaki.
“AAAaaaaaa!!!” terdengar suara jeritan dari sebelahnya.
“Asong apa yang kau lakukan!!” bentak Raja tiba-tiba.
“Kenapa Papi membentakku? Harusnya Papi memarahi Piscok!” heran Asong yang malah kena marah Raja. Misong dan yang lainnya pun bingung dengan apa yang terjadi dan hanya memperhatikan kedua orang itu.
“Betul! Tapi kakimu menginjakku Pangeran!” jawab Raja Pasong dengan geram dalam posisi duduk.
“Apa!!!” Asong segera melihat ke bawah, ke arah kakinya yang ternyata menginjak kaki Raja ketika ia berdiri tadi.
“Ma.. maafkan hamba Yang mulia!” Segera Asong mengangkat kakinya dari atas kaki Raja dan menundukkan kepalanya.
“Ha Ha Ha.. Ha Ha Ha..!” tawa Piscok membahana. Asong pun mengangkat kepalanya dan melirik piscok masih dengan posisinya yang berada di sebelah Raja.
“Awas saja kau Piscok!” ucap Asong tanpa suara dengan lirikan maut dan tatapan yang semakin tajam kepada Piscok.
“Sudah! Sudah! Berhenti Piscok! Dan Asong duduk kembali!” perintah Misong yang tidak bisa di bantah. Misong tidak habis pikir dengan kelakuan kedua anaknya ini. Sejak tadi ia sudah menahan untuk tidak mengeluarkan amarahnya di saat ulang tahun Raja, tetapi kini ia sudah tidak tahan.
“Asong kau sudah besar, usiamu sudah hampir 18 tahun! Jangan bersikap yang aneh-aneh!” ucap Misong menatap putera sulungnya yang langsung duduk. Misong lalu beralih menatap Piscok yang sudah memasang wajah cemberut. “Piscok kau harus bersikap sopan!” dengan sebelah tangannya yang mencubit pipi Piscok.
“Kalian ini ada-ada saja! Mami ini sudah lapar tau tidak! Papi juga kenapa terlalu lama mandangin kuenya tadi, jadi saja di makan Piscok.. kan mami juga mau!” keluh Misong kini dengan wajah cemburut menatap Raja Pasong suaminya.
“Maafkan Papi..” dengan sedih Raja Pasong mengatakannya sambil bangkit dari duduknya melihat isterinya tercinta merajuk.
“AAawhhh!!!” jerit Asong tiba-tiba.
“Pangeran, Papi sengaja kalau itu..hehehe..” kekeh Raja Pasong seraya berjalan ke arah Misong yang duduk di sebelah Piscok. Tidak lama Raja Pasong mengajak Misong pergi dari ruangan itu dan mengajaknya jalan-jalan keluar demi mengembalikan mood Misong baik kembali.
Dan Asong hanya bisa menganga lebar melihat Raja Pasong yang balas menginjaknya lalu pergi begitu saja bersama Misong. Belum lagi tawa Piscok yang kembali terdengar olehnya.
“Ha Ha Ha.. Ha Ha Ha..!” Kembali Asong melirikan matanya kepada Piscok yang masih tertawa.
Brakk!! Asong menggebrak meja.
“Ini semua karena kau Piscok!” seru Asong kepada Piscok.
“Weeeeekk!” balas Piscok sambil menjulurkan lidahnya. Setelah itu langsung saja Piscok pergi dengan berlari dari ruangan itu, di susul oleh Asong yang mengejar di belakangnya. Terjadilah kejar-mengejar antara kakak dan adik itu.
Sepeninggal keluarga itu, para pelayan membereskan meja dengan cepat. Kini hanya tinggal Panda yang berdiri sendirian di ruangan itu masih dengan posisi berdiri menghadap meja dekat kursi Raja dengan mulut terbuka dan tatapan kedepan satu arah, bersama dua orang penjaga yang berdiri di luar ruangan.
Krik.. krik.. krikk.. entah berasal dari mana suara itu.
***
“Siang ini saya tugaskan Pangeran Adelardo Asong Leocardio untuk pergi ke Bukit Kayu!” perintah Raja di hadapan semua para petinggi dan menteri di Kerajaan Leocardio.
“Hamba siap menerima tugas dari Yang mulia!” sambil membungkukan badan Asong menerima tugas yang di berikan Raja Pasong. Setelah kejadian pagi tadi, dimana piscok dengan berani mengambil makanan utama Raja, maka Asong di perintahkan untuk pergi ke bukit Kayu, menjenguk koki khusus Kerajaan yaitu Gaelen Aebaristo dan mencari koki yang dapat membuat makanan utama yang belum sempat di makan oleh Raja, lalu membawa bahan langka yang tersisa untuk kemudian di kembangkan di tempat lain.
Koki khusus tidak selalu berada atau tinggal di istana. Gaelen memang sudah lama bekerja di Istana, tetapi karena umurnya yang sudah tua maka Gaelen pun memutuskan pensiun. Akan tetapi, karena keahliannya dalam membuat Cronut resep turun temurun kerajaan hanya Gaelen yang bisa, maka Gaelen di minta khusus oleh Raja untuk membuat kue itu di hari-hari besar. Di samping itu ada salah satu tanaman yang dijadikan bahan pelengkap dalam pembuatan Cronut dan bahan itu hanya tumbuh di tempat tinggal Gaelen yaitu di Bukit kayu.
“Pangeran Asong akan di berikan waktu satu minggu untuk menemukan koki pengganti Gaelen” ujar Raja memberikan batas waktu kepada Asong.
“Yang mulia, Ka Asong lebih cepat dari pada angin!” seru Piscok dengan senyuman lebarnya yang duduk tidak jauh dari Raja.
“Secepat itukah?” Mata Raja membesar sambil melihat wajah Piscok yang mengangguk meyakinkan Raja. Mendadak perasaan Asong tidak enak mendengar itu.
“Tiga hari saja kalau begitu, batas waktu yang kuperintahkan padamu Pangeran!” tegas Raja Pasong yang disertai tawa kecil dari arah Piscok.
“Apa! Tidakah itu terlalu cepat Yang Mulia!” seru Asong pada Raja.
“Sial Piscok!” umpat Asong dalam hati.
Lalu terdengar suara-suara dari para petinggi dan menteri Kerajaan yang berdiskusi. Salah satu dari mereka lalu membisikkan sesuatu kepada Raja Pasong.
“Berdasarkan diskusi, kami menyetujui untuk memberikanmu waktu tiga hari!” Titah Raja dan kali ini tidak bisa di ubah lagi. Asong pun memberikan hormat dan segera melaksanakan tugas.
Kerajaan Leocardio adalah salah satu Kerajaan tersohor yang menguasai beberapa wilayah. Banyak di antara wilayah itu di ambil alih oleh nenek moyang Asong terdahulu. Raja Pasong merupakan Raja ke 14 yang memimpin Kerajaan Leocardio dan melakukan pengembangan di sektor pertanian, perkebunan, peternakan di tambah perikanan.
Raja Pasong merupakan raja yang tegas dan adil. Sangat menyayangi keluarganya, terutama anaknya yang paling kecil, Pangeran Piscok. Sedangkan putera sulungnya berbeda dengan Piscok yang aktif dan pintar. Pangeran Asong lebih dingin dan datar juga mudah kesal apalagi jika berhadapan dengan Piscok. Keahliannya adalah bermain pedang, tetapi tidak hanya itu Asong juga memiliki kemampuan dalam memukul. Karena itu tidak hanya pedang yang selalu di bawanya, tetapi pentungan yang selalu di banggakannya.
***
Asong berjalan menuju istal yang berada di belakang Istana dengan Panda sang asisten yang tergesa-gesa mengikuti tuannya sambil membawa tas besar.
“Gory!” panggil Asong begitu sampai di depan istal. Gory adalah salah satu pegawai Istana yang bekerja sebagai penjaga dan merawat kuda Kerajaan.
“Saya Pangeran!” jawab Gory dari belakang Asong.
“Siapkan Thunder dan Illa, sekarang!” suruh Asong sambil berbalik menghadap Gory untuk menyiapkan kuda kesayang Asong yang bernama Thunder.
“Tunggu, Illa kan kudaku, kenapa dia juga Pangeran?” tanya Gory heran mengapa dirinya perlu mempersiapkan kuda kesayangannya juga.
“Karena kau juga akan ikut denganku ke Bukit Kayu!” jelas Asong sambil memperhatikan ekspresi wajah Gory yang tidak jelas dengan mulut menganga, hidung mengerut, dan kedua bola matanya ke atas.
“Pangeran! Tunggu Pangeran!” seru Panda dari belakang yang semakin tertinggal.
“Abaikan Panda! Ayo Gory.. dimana Thunder?” Asong yang melihat Panda berlari ke arahnya langsung berbalik dan berjalan ke dalam istal di ikuti Gory di belakangnya.
“hosh.. hosh.. Pangeran sialan!” umpat Panda begitu sampai di depan istal dengan terengah-engah karena takut tertinggal.
“Hei! Aku mendengarnya!” seru Asong sambil melirik Panda tajam tidak jauh dari tempatnya berdiri.
“Abaikan Asong! Gory.. aku pakai kuda yang mana?” jawab Panda seraya melewati Asong dan berjalan ke arah Gory yang sedang mengelap kudanya.
“Dasar kau! Panda lambat!” ejek Asong.
“Enak saja! Kalau aku tidak mengejarmu.. kau yang akan terkena masalah!” balas Panda dengan mengangkat dagu. Melupakan statusnya sebagai asisten Asong ketika hanya ada mereka bertiga. Saat seperti itulah Panda berani bersikap seenaknya kepada Asong yang notabene tuannya.
Asong, Gory dan Panda mereka tumbuh bersama di Istana Leocardio. Gory Adelfo adalah anak dari bibi Illa yang merawat diri Asong sejak kecil, namun beberapa tahun yang lalu bibi Illa meninggal karena sakit. Bibi Illa memiliki seorang anak yang umurnya tidak jauh berbeda dengan Asong, kebetulan Gory sangat menyukai kuda dan Raja mengizinkan Gory untuk membantu para pegawai istal saat itu untuk merawat kuda-kuda milik Istana. Sampai akhirnya Gory benar-benar bekerja untuk Istana dan membantu Pangeran Asong untuk belajar menunggang Kuda. Sejak saat itulah pertemanan mereka terjalin hingga sekarang.
Berbeda dengan Belisaria Panda sang asisten Asong. Ayah dari panda adalah asisten dari Raja Pasong, maka dari itu Panda sebagai anak dari seorang kepercayaan Raja, juga di jadikan sebagai asisten Pangeran. Awalnya Asong menolak karena menginginkan asisten seorang laki-laki yang dapat di jadikannya sebagai seorang kakak, tetapi malah di berikan asisten seorang perempuan yang umurnya hanya berbeda setahun dengan dirinya. Begitu pula dengan Panda, ketika mendengar bahwa akan di jadikan asisten Pangeran Asong, Panda langsung menolak, tetapi karena merasa di remehkan oleh Asong, Panda pun menunjukkan kalau ia juga bisa menjadi asisten hebat seperti ayahnya.
Dengan pemaksaan dan ancaman dari Panda yang gigih terhadap Asong, akhirnya Panda di terima dan di angkat menjadi asisten Pangeran Asong. Sejak kecil Asong sudah sering bertemu dengan Panda karena Kubes, ayah Panda yang menjabat sebagai asisten Raja Pasong selalu mengajak Panda saat acara-acara tertentu. Setiap Asong bertemu dengan Panda, mereka tidak pernah akur di tambah sifat Panda yang pemarah yang selalu membuat Asong kesal.
***
“Ajir!” panggil Asong dari atas kudanya bersama Gory dan Panda yang ada di belakangnya.
Gene Ajir salah satu bangsawan di Kerajaan Leocardio, keluarganya memiliki sebuah perusahaan tempa besi yang besar dan luas, termasuk tudung saji khusus pesanan Raja yang berasal dari perusahaan Gene. Ajir merupakan salah satu lawan Asong saat balapan kuda, mereka di pertemukan oleh Gory yang sering bertemu Ajir di balapan kuda. Karena itu mereka dekat satu sama lain. Asong bermaksud mengajak Ajir kali ini karena Ajir sebagai seorang pengusaha pasti memiliki relasi yang banyak sehingga bisa memudahkan Asong dalam menjalankan tugasnya saat ini.
“Halo.. Pangeran” sapa Ajir sambil mengngkat tangan ke atas meberikan hormat kepada Asong, begitu Ajir mendengar dan melihat seseorang yang memanggilnya di tengah-tengah para wanita yang mengerubunginya. Ajir adalah salah satu incaran para wanita kota, karena selain tampan Ajir juga pewaris dari perusahaan Gene yang besar. Tetapi begitu melihat Asong yang datang, para wanita itu langsung berbalik arah menghadap Pangeran Asong. Mereka semua sedikit membungkukkan badannya memberikan hormat kepada Pangeran Asong yang turun dari kuda dan berjalan ke arah Ajir. Terdengar suara riuh dari para wanita ketika Asong menghampiri Ajir yang melewati mereka.
Di belakangnya Panda dan Gory berjalan mengikuti Asong. Para wanita itu terlihat semakin bergeser mendekati Asong. Bahkan salah satu dari mereka ada yang dengan berani mengedipkan mata kepada Asong dan hal itu tertangkap oleh mata Panda yang jeli.
“Hai Panda..Gory..” sapa Ajir. Karena Panda adalah asisten asong maka mau tak mau mereka pun sering bertemu. Gory balas menyapa Ajir dengan tersenyum. Walau Gory bukanlah seorang Pangeran atau pun Bangsawan, tetapi gayanya yang cool dan badannya yang berotot tidak luput dari perhatian para wanita. Semakin ramailah para wanita itu membicarakan Gory.
Setelah Asong menjelaskan maksud dan tujuanya, Ajir pun setuju dan meminta anak buahnya untuk segera menyiapkan kudanya yang bernama Anyong. Sementara itu Panda mendapat kabar dari salah satu prajurit Istana yang ikut bersama mereka bahwa jalan menuju Bukit Kayu yang bisanya di lewati di tutup karena ada bencana longsor. Tidak ada korban jiwa pada kejadian itu hanya saja akses menuju Bukit Kayu tertutup karenanya.
“Apa ada jalan lain untuk bisa ke Bukit Kayu?” tanya Asong kepada yang lain.
“Aku tahu jalan lain, tapi jalan yang akan kita tempuh cukup jauh dan memutar” jawab Gory sambil mengingat-ingat.
“Kalau begitu apa kau sudah siap Ajir?” tanya Asong yang langsung di berikan anggukan oleh Ajir.
“Gory ayo tunjukkan jalannya!” tegas Asong seraya menaiki kudanya, Thunder.
Perjalanan menuju Bukit Kayu pulang pergi dari Istana seharusnya dapat di tempuh selama dua belas jam, namun kali ini di perkirakan Asong dan lainnya bisa sampai di Bukit kayu keesokan harinya karena jalan yang memutar, mereka harus mendaki bukit dan lewati lembah. Saat di jalan Gory mengatakan kalau dirinya pernah melewati jalan alternative ini karena di suruh ibunya, bibi Illa, pengasuh Asong saat itu, untuk mengirimkan surat kepada seseorang. Dan jalan inilah yang di berikan oleh ibunya, bukan melalui jalan besar yang biasanya banyak di lewati orang.
***
Asong dan rombongannya sudah setengah perjalanan, kini mereka hampir sampai di atas bukit Cream. Di atas bukit ini terdapat salju abadi yang menumpuk seperti Cream, karena itulah bukit ini dinamakan bukit Cream. Hampir tengah malam Asong dan lainnya sampai di puncak bukit, beruntung mereka menemukan satu-satunya penginapan di atas bukit itu. Penginapan itu sederhana, hampir dari semua bangunan terbuat dari kayu, dan hanya ada beberapa kamar kosong untuk mereka tempati.
Ke esokan paginya Gory dan Asong sudah berada di luar penginapan untuk memeriksa kuda-kuda mereka yang semalaman di simpan di gudang penginapan agar tidak kedinginan dan terhindar dari hujan salju. Tetapi begitu mereka keluar dari gudang ada yang menarik perhatian mereka di belakang penginapan. yaitu sebuah kerjianan bambu yang berbentuk segitiga yang berjajar dan di sampingnya terdapat sebuah tampah yang berisi seperti nasi yang di tebar di atasnya.
“Apa ini?” tanya Asong pada salah satu pelayan laki-laki yang akan mengambil kerajinan bambu itu.
“Ini alat yang kami gunakan untuk mengukus, Tuan” jawab pelayan itu.
“Untuk mengukus? Boleh kami melihatnya?” tanya Asong yang penasaran akan kegunaan kerajinan bambu itu yang baru pertama di lihatnya.
Lalu pelayan itu mengajak Asong dan Gory untuk mengikutinya ke dapur. Sebelumnya, pelayan itu membawa tampah yang berada di samping kerajinana bambu itu ke dalam.
Dapur itu sederhana, terlihat masih sangat tradisional. Dengan menggunakan tungku dan kayu bakar untuk memasak dan juga terdapat kuali-kuali besar. Terdapat beberapa pelayan atau koki lainnya yang sedang memasak, karena mereka menggunakan pakaian biasa sehingga mereka tidak dapat membedakan yang mana pelayan dan koki. Pelayan yang di temui Asong sedang mengayak nasi yang berada di atas tampah tadi.
“Mengapa kau mengayak nasi itu?” tanya Asong penasaran.
“Maaf tuan, ini bukan nasi tetapi tepung beras yang sudah di dinginkan semalaman.” Jawab pelayan itu sambil terus mengayak.
“Tepung beras?” tanya Asong lagi. Memang Asong akui bahwa dirinya tidak banyak mengetahui banyak tentang bahan masakan. Tetapi apa yang dilihatnya tadi terlihat seperti butir-butir nasi.
“Betul tuan, ini adalah tepung beras setengah matang yang sudah di kukus dengan menggunakan kain, setelah di kukus tepung beras ini di tebarkan di atas tampah agar tidak menggumpal dan terlihat seperti butir-butir nasi, lalu di ayak agar tepung beras ini lebih halus” jelas pelayan itu sambil melanjutkan aktivitasnya.
Setelah mengayak tepung beras itu ke dalam wadah, pelayan itu menyiapkan sebuah panci di atas tungku yang terbuat dari batu lalu di masukannya sedikit air dan daun pandan ke dalam panci. Kemudian kerajianan bambu tadi di taruh di atas panci itu, dimana bagian kerucutnya berada di bagian dalam panci. Terlihat air yang berada di dalam panci itu mendidih dan menguarkan uap yang banyak.
Kemudian kelapa parut dan tepung beras di masukan ke dalam kukusan bambu yang sebelumnya yang sudah di lapisi daun pandan, di beri garam secukupnya dan di aduk perlahan. lalu memasukan gula merah yang di tumbuk halus di atas tepung beras tadi, di lebarkannya gula itu hingga ke semua sisi kukusan yang dari atas berbentuk lingkaran, karena bagian kerucutnya di bawah.
Di tambahkan lagi tepung beras di atasnya, kemudian gula merah lagi. Hal itu dilakukan secara selang seling hingga habis. Terakhir, lapisan tepung agak di kumpulkan ke tengah dan di tutup dengan daun pisang, setelah itu kukusan di tutup dengan tutup panci dan di kukus sampai matang.
Asong dan Gory yang baru pertaman kali melihat proses pembuatan makanan itu terpana dan penasaran akan bagaimana tampilan dari masakan yang sedang di buat ini. Pelayan itu pergi ke tungku lain dan membuka sebuah panci yang ternyata berisi kukusan bambu yang sama seperti yang dilihatnya tadi. Ternyata pelayan itu tidak hanya membuat satu.
“Ini yang sudah matang..” ucap pelayan itu sambil mengangkat kukusan bambu dan di bawanya ke meja di dekat Asong. Di atas meja itu sudah tersedia sebuah tampah besar beralaskan daun pisang lalu di tumpahkannya sekaligus tepung beras yang sudah matang tadi ke atasnya.
“Wow..” seru Asong dan Gory bersamaan ketika melihat makanan itu jadi.
“Silahkan tuan-tuan menunggu di depan, kami akan menyiapkan makanan ini untuk kalian” ujar pelayan itu mempersilahkan Asong dan Gory keluar dari dapur dan menuju ke ruang depan.
Sebelum keluar dari sana Asong dan Gory mencium wangi jahe. ternyata pelayan lainnya yang berada di dapur itu sedang merebus air yang di dalamnya terdapat jahe. Kemudian dimasukannya beberapa sendok kopi ke dalam panci berisi rebusan air jahe itu. lalu di tambah susu dan sedikit gula. Asong dan Gory saling berpandangan setelah melihat apa yang baru saja di lakukan pelayan itu.
“Maaf, sebaiknya tuan-tuan kembali ke ruang depan, kami akan segera mengantarkan sarapan untuk tuan-tuan” ujar pelayan tadi menyadarkan Asong dan Gory yag masih berdiri di sana.
“Baiklah, aku ingin kau siapkan makanan yang baru saja kau masak dan minuman yang di buat oleh orang itu..” perintah Asong kepada pelayan tadi dan menunjuk salah seorang pelayan yang tadi merebus air jahe.
“Baik, tuan” jawab pelayan itu sambil menunduk hormat.
***
Asong dan Gory yang baru saja kembali dari luar dan segera bergabung dengan Ajir dan Panda yang sudah lebih dulu duduk di sebuah meja berkursi empat di ruangan depan penginapan. Tidak lama kemudian seorang pelayan yang tadi di temui Asong datang membawa nampan dan di atasnya terdapat makanan yang tadi buat oleh pelayan itu.
Makanan itu berwarna putih dan berbentuk segitiga seperti gunung. Terlihat warna keemasan berwarna cokelat di sela-sela kue itu. Dengan beralaskan daun pisang dan asap yang mengepul, menandakan bahwa kue itu baru saja di angkat dan masih hangat dan fresh.
“Bisa kau jelaskan makanan ini?” tanya Asong pada pelayan itu.
“Saya akan menjelaskan mengenai kue ini, sambil tuan-tuan dan nona menikmati kue ini” jawab pelayan itu. Tanpa ragu Asong pun memotong kue itu dan menadahkan kue itu ke piring kecil miliknya. Begitu pula dengan Gory dan yang lainnya.
“Kue ini adalah makanan khusus dari penginapan kami. Kue ini bernama Gold Mountain. Karena bentuknya yang segitiga seperti gunung dan setiap lapisannya terdapat gula merah yang berwarna cokelat kuning keemasan. Keberadaan penginapan kami yang ada di puncak Bukit Cream menjadikan kami kesulitan untuk mendapatkan beras atau makanan karbohidrat, karena itu dengan tepung beras yang di tambah dengan gula merah akan memberikan kita energi untuk menjalani hari-hari.” Jelas pelayan itu.
Sambil mendengarkan penjelasan dari sang pelayan, Asong dengan lahap memakan kue itu. Teksturnya yang halus dan kondisi kue yang masih hangat membuat gulanya meleleh ketika berada di dalam mulut. Perpaduan antara tepung beras dan halusnya parutan kelapa yang di kukus bersamaan, lalu ditambah rasa manis yang yang pas, membuat rasanya gurih dan nikmat.
Tidak lama muncul kembali seorang pelayan perempuan yang membawakan mereka minuman. Tapi lagi-lagi harum minuman ini berbeda dari biasanya. Tercium wangi jahe yang biasanya di gunakan untuk masakan. Tetapi kali ini terdapat di dalam minuman. Pelayan itu pun menaruh empat cangkir di meja Asong.
“Silahkan di minum tuan, ini adalah Kopi jahe” pelayan pria yang tadi menjelaskan Gold Mountain mempersilahkan mereka untuk mencicipi kopi jahe yang baru saja datang. Sedang pelayan perempuan itu sudah berlalu pergi kembali ke dapur.
“Wahh.. tubuhku terasa hangat begitu meminumnya..” ucap Ajir sambil memejamkan matanya dan meresapi kopi itu kembali.
“Betul tuan, rasa hangat itu berasal dari jahe yang kami gunakan. Karena penginapan ini berada di puncak Bukit Cream yang mana rasa dingin selalu melingkupi kami, maka untuk menghangatkan badan kami menambahkan jahe dalam pembuatannya. Kalau begitu saya pemrmisi tuan..” jelas pelayan pria itu dan segera pergi dari sana tanpa menungu balasan, karena mereka semua sedang sibuk menikmati Kopi jahe.
“Ini sangat nikmat..” Gory juga mengatakannya sambil menutup mata. Begitu pula dengan Panda yang mengangguk setuju.
Sedangkan Asong mengirup harum kopi itu terlebih dahulu sebelum mencecapnya dengan perlahan. Refleks, Asong memejamkan matanya dan meresapi setiap kopi jahe yang masuk ke tubuhnya. Hangat. Rasanya sangat pas. Apalagi setelah dirinya memakan kue Gold Mountain dan langsung meminum Kopi jahe ini, terasa sensai yang luar biasa di mulutnya.
***
Setelah menikmati sarapan pagi yang unik dari penginapan itu, Asong dan rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Bukit Kayu. Jalan yang mereka tempuh kali ini adalah menuruni Bukit Cream dan selanjutnya menuju Lembah Madu. Tiba-tiba saja ketika diperjalan Ajir teringat sesuatu.
“Ah, kau tahu Song?” panggilan Ajir kepada Asong jika di luar Istana dan hanya diantara mereka saja.
“Aku tidak tahu Jir!” jawab Asong cepat. Bagaimana dirinya bisa tahu jika Ajir saja belum mengatakannya dan malah langsung bertanya, pikir Asong. Saat ini mereka sedang berjalan bersisian tanpa menunggangi kuda masing-masing karena turunan yang cukup curam.
“Euww.., bukan begitu maksudku, apa kau pernah mendengar tentang… Madam Lelesang?” tanya Ajir lagi dan memberikan sedikit penekanan pada nama yang di ucapkannya dengan sedikit berbisik.
“Apa! Madam Lelesang!” seru Panda dari belakang Ajir dan Asong. Gory yang berada di samping Panda terkejut mendengar seruan Panda yang kencang.
“Sssttt!” langsung Ajir membalikan badan dan mengangkat jari telunjuknya ke depan mulut memperingati Panda.
“Kenapa?” tanya Panda sambil berbisik.
“Kau tidak boleh menyebutkan nama itu dengan kencang” jawab Ajir dengan berbisik pula.
“Memang kenapa? Aku pernah mendengar kalau Madam Lelesang ini sakti, tetapi ketika di cari oleh salah seorang penduduk ke rumahnya di Gunung batu, Madam Lelesang menghilang.” jelas Panda.
“Benar, dan apa kau tahu kalau katanya Madam Lelesang kini tinggal di Lembah ini” tambah Ajir dengan wajah serius.
“Apa itu, orang yang kau sebut Madam Lelesang?” tunjuk Asong yang menghadap depan sambil menunjuk seseorang yang sedang mengambil air di dekat lembah.
“Hah!” seru Ajir dan Panda bersamaan yang langsung berbalik dan melihat ke arah tangan Asong menunjuk.
Terlihat seorang nenek berambut putih dengan pakaian berwarna hitam putih, rambut yang putih, membawa tongkat kayu di tangan kanan, dan tangan sebelah kirinya memegang wadah berisi air, dengan mata sayu dan memandang ke arah mereka.
“Wow.. Madam Lelesang sedang meliahat ke arah kita” ucap Gory seperti terpesona.
“Berhenti!” seru Asong menghentikan langkah mereka. Para pengawal yang menuntun kuda mereka di belakang pun langsung berhenti.
“Maaf, apakah anda Madam Lelesang?” tanya Asong langsung dari tempatnya berdiri. Ajir dan Panda membelalakan matanya melihat Asong yang dengan percaya diri langsung menghampiri Madam Lelesang yang terkenal sakti. Apa lagi baru kali ini mereka melihat langsung Madam Lelesang.
“Apakah kau yang bernama Asong, Pangeran Songong dari Kerajaan Leocardio?” tanya Madam Lelesang.
“Wah bagaimana Madam bisa tau kalau dia Pangeran Songong!” seru Panda takjub.
“Dan kau Panda asistennya yang suka memarahi Asong bukan?” tambah Madam Lelesang lagi.
“Betul Madam! Apa kau bisa menghilangkan dia saat ini juga?” Pinta asong antusias.
TAKKK!! Sesuatu mengenai bagain belakang kepala Asong.
“Dasar songong kau!” kesal Panda.
“Aww!” Asong mengaduh sambil mengusap belakang kepalanya yang baru saja kena pentungan yang Panda ambil dari saku Asong. Entah bagaimana justru Panda yang selalu menggunakan pentungan milik Asong. Ketika Asong akan mengcapkan sesuatu kepada Panda, Madam Lelesang menghentikannya.
“Hentikan!” Madam Lelesang mengucapkannya sambil memejamkan mata. Lalu Madam Lelesang membuka matanya kembali seraya berjalan melewati Asong dan meninggalkan rombongan itu.Tidak lama setelah kepergian Madam Lelesang, hujan datang dan mengguyur mereka.
“Hujan, Ayo kita cari tempat berteduh!” seru Asong dan segera menaiki kuda masing-masing.
Rombongan Asong menemukan sebuah gua kecil. Baju mereka semua basah. Panda membuka tas besarnya. Lalu di keluarkannya sebuah selimut dan langsung melapisi tubuhnya dengan selimut itu.
“Di sini sangat dingin..” ucap Gory sambil menggigil. Ajir menyenderkan tubuhnya pada dinding gua. Sedangkan Asong berdiri di dekat pengawal yang berjaga dekat pintu gua. Asong menyipitkan matanya ketika melihat seseorang yang berjalan ke arah gua.
“Bukankah itu.. Madam Lelesang..” ujar Asong ragu.
“Apa! Madam Lelesang!” seru Ajir tiba-tiba. Langsung saja ia berdiri tegak dan melangkah ke tempat Asong, tetapi karena tanah gua yang licin Ajir pun terpeleset dan terjatuh ke depan menubruk Asong yang juga ikut terjatuh dengan wajah Asong yang lebih dulu sampai ke tanah.
“Aaaaa!!” teriak Ajir saat terjatuh, kemudian di susul teriakan Asong yang juga terjatuh di hadapannya. Kejadian itu berlangsung cepat. Wajah Asong pun kotor oleh tanah dan lumpur.
“Ajiiirrr! Apa yang kau lakukan!” kesal Asong. Ajir pun terbangun mengangkat kepalanya yang ternyata tidak mengenai tanah, tetapi menubruk badan Asong.
“Ha.. Ha.. Ha..” tawa Panda dan Gory membahana di dalam gua itu.
“Dasar kalian! Panda ambilkan sapu tangan!” perintah Asong dan Panda langsung mengeluarkan sapu tangan yang dipersiapkannya di dalam tas besar itu.
“Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Madam Lelesang sambil membawa payung besar.
***
Rumah Madam Lelesang ini terbilang asri. Terbuat dari kayu dan di beri cat berwarna putih, di pekarangan rumahnya terdapat bunga-bunga dan tanaman di dalam pot. Sama sekali tidak terlihat menyeramkan untuk ukuran orang yang di bilang sakti.
Ajir, Asong, Gory, dan Panda sudah berada di dalam rumah Madam Lelesang dan duduk di ruang tamu, sedangkan pengawal Asong meneduh bersama kuda-kuda mereka di gudang jerami milik Madam Lelesang. Di bagian dalam rumah terlihat seperti rumah pada umunya. Kursi untuk tamu, hiasan dinding yang terbuat dari tanduk hewan, lalu hiasan dari akar tanaman, ada juga beberapa labu tua yang di pajang di atas meja.
Setelah kejadian di gua tadi, Madam Lelesang yang kebetulan melewati gua itu melihat rombongan Asong basah kuyup dan berteduh di dalam gua yang kecil. Lalu Madam pun akhirnya mengajak rombongan itu untuk berteduh di rumahnya. Madam Lelesang masuk ke bagian dalam rumahnya, tidak lama Madam Lelesang keluar lagi dari ruangan dan membawa sesuatu di tangannya.
“Makanlah, hanya ini yang ku punya” ujar Madam Lelesang sambil menaruhnya di meja tamu.
Asong dan yang lainnya pun mengamati makanan yang di katakan Madam Lelesang. Mereka saling memandang satu sama lain, lalu mengalihkan kembali perhatian mereka pada makanan di hadapannya. Makanan itu seperti buah, tetapi mereka tidak yakin, karena baru pertama kali ini mereka melihatnya. Bentuknya bulat, berwarna cokelat kehijau-hijauan, kulit buah itu seperti akar atau tanah yang menepel.
Dengan berani Ajir mengambil salah satu buah itu dan langsung menggigitnya seperti memakan apel.
“AWwwwhh!!” teriak Ajir.
“Keras sekali! Buah apa ini?” tanya Ajir heran. Tiba-tiba Gory mengambil buah itu lalu mengetuk buah itu seperti mengetuk pintu tiga kali.
“Kita harus membukanya dengan ini…” Gory mengatakannya sambil memegang sebuah benda di tangan kirinya.
“Pentunganku?” ucap Asong heran.
Gory mengambil satu buah yang ada meja, lalu di taruhnya buah itu ke lantai kemudian di pukulnya buah itu dengan pentungan.
Trakk!!
“Uwow!!” mata Ajir terlihat takjub melihat kejadian itu.
Bagian dalam buah itu berwarna cokelat hitam kemerahan, wanginya segar seperti jeruk. Bijinya bewarna putih. Lalu Panda mengambil salah satu potong buah itu.
“Bagaimana rasanya?” tanya Asong yang melihat wajah Panda biasa saja memakan buah itu, sedangkan Ajir dan Gory sudah melahap buah itu, bahkan sampai memecahkan buah yang ke dua.
“Rasanya.. asam manis..” jawab Panda pelan sambil meresapi daging buah itu yang berwarna cokelat.
“Gory, ayo pecahkan lagi!” pinta Ajir kepada Gory.
“Hei! bilang saja kalian lapar, dasar.. memalukan sekali..” keluh Asong melihat Ajir dan Gory yang sudah menghabiskan beberapa potong buah.
Kruuukkk…
Seketika hening.
Asong dengan wajah datarnya menunduk, memperhatikan perutnya yang bunyi.
“Dasar Pangeran Songong! Sudah makan saja buah itu!” kesal Panda yang melihat Asong sok kuat.
“Buah itu dinamakan Apple Kayu, karena kulitnya yang tebal dan keras seperti buah maja. Tetapi kandungan dari buah ini sangat bermanfaat untuk tubuh” ucap seseorang.
Bersamaan dengan itu, tercium harum teh dari bagian dalam rumah. Tidak lama Madam Lelesang datang dan menaruh empat cangkir teh di meja. Lalu menuangkan teh yang ada di dalam poci kecil ke dalam gelas. Harum teh itu sangat unik. Segar dan menenangkan. Asong langsung mengangkat gelas teh itu dan mencium wanginya.
“Maaf Madam, minuman apakah ini?” tanya Panda penasaran. Di tengah suasan dingin karena hujan rasanya sangat pas meminum teh ini yang masih hangat.
“Ini adalah minuman anti depresan, terbuat dari Cymbopogon, dapat menenangkan pikiran dan membuat kulit bebas dari jerawat” jelas Madam Lelesang dengan bangga.
“APA! Bebas jerawat!” mata Panda langsung berbinar begitu mendengar penjelasan dari Madam Lelesang, terlebih mengenai manfaat teh ini. Karena sebagai seorang perempuan, apalagi dirinya yang menjabat sebagai asisten seorang Pangeran harus selalu berpenampilan bersih dan bebas dari masalah kulit yang mengganggunya.
“Madam Lelesang, maukah anda memberitahuku cara membuat minuman ini?” mohon Panda sambil menangkupkan kedua tangannya dan wajah memelas.
“Kau cukup menggunakan ini..” Madam Lelesang menjawabnya sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.
“Bukankah ini… batang serai?” tanya Panda ragu.
“Benar, kau cukup merebus air dalam panci, kemudian masukkan serai ini, lalu tambahkan madu dan teh ke dalamnya” jelas Madam Lelesang singkat.
“Terima kasih Madam! Kau memang hebat!!” ucap Panda sambil berkaca-kaca. Lalu Panda mendengar suara orang yang berbisik-bisik di sebelahnya.
“Sepertinya itu mustahil..” suara itu seperti bisikan dan membuat wajah Panda merah padam menahan amarah yang hampir memuncak.
“Tidak mungkin Panda berubah karena minuman ini..” ucap seseorang dengan suara kecil.
“Benar, lagipula, dengan sifatnya yang pemarah itu, minuman apapun tidak akan berpengaruh” terdengar lagi suara lainnya.
“Bagaimana kalau kita bertaruh, yang menang akan mendapatkan…” seseorang lainnya serius mengatakan ide itu dengan suara yang tidak kalah kecil.
TAKKK!! TAKKK!! TAKKK!!
“AAAWWWHHH!!!” teriak ketiga pria itu.
“Beraninya kalian membicarakanku!!!” dengan wajah merah Panda berdiri menghadap ketiga orang lelaki yang telah membuatnya naik darah.
“Percaya diri sekali..” ucap Ajir sambil mengusap-usap kepalanya.
“Aku masih di sini dan mendengar apa yang kalian bicarakan!!” kesal Panda sambil mengangkat pentungan Asong di salah satu tangannya.
“Ehem!!” Madam Lelesang mengehentikan situasi ini.
“Sebenarnya ada perlu apa kalian kemari?” tanya Madam Lelesang mencoba mengalihkan.
“Pangeran Asong membutuhkan bantuan anda untuk menemukan pengganti koki khusus Raja Leocardio, tetapi sebelum itu, saya ingin menanyakan sesuatu kepada anda..” Ajir menjelaskan dan mengutarakan keingintahuannya mengenai kesaktian Madam Lelesang.
“Siapakah yang paling tampan di wilayah kekuasaan Leocardio ini?” tanya Ajir dengan percaya diri.
TAKKK!! Pentungan Asong mendarat di kepala Ajir.
“Dasar kau! Bisa-bisanya menanyakan hal tidak penting seperti itu!” kesal Asong kepada Ajir.
“Tentu saja jawabannya Pangeran Asong yang berkharisma!” Asong langsung melipat kedua tangannya di dada dan mengangkat ibu jari dan telunjuknya ke bawah dagu.
TAKKK!! TAKKK!! Kali ini pukulan dari Panda kepada Asong dan Ajir.
“Hei! Kenapa aku dua kali! Eugh..” erang Ajir yang terkena pukulan lagi dari Panda.
“Awas kau Panda!” kesal Asong sambil mengusap kepalanya.
“Rasakan! Ho..ho..ho” tawa Panda yang menyebalkan terdengar dengan bangga.
TAKKK!! Kali ini Gory yang terkena pukulan.
“Hei! Apa salah ku! Kenapa aku di pukul juga?” tanya Gory bingung, sejak tadi dia hanya memakan buah dan minum teh tetapi kenapa tiba-tiba dia terkena pukulan.
“Aku yang memukulmu” jawab Madam Lelesang.
“Lah, apa salahku Madam?” sambil mengusap-usap kepalanya Gory kembali mempertanyakan pukulan itu.
“Karena kau menghabiskan makanan dan minumanku” jelas Madam Lelesang.
Mendengar jawaban Madam Lelesang, Gory pun terkekeh malu. Asong, Ajir, dan Panda melirik Gory dengan tatapan yang sulit di artikan, apalagi tatapan Asong yang tajam.
“Baiklah aku akan menjawab pertanyaamu… jawabannya adalah Pangeran Piscok” jawab Madam Lelesang tenang.
“APA!!!” semuanya menggebrak meja, sampai gelas-gelas teh terangkat ke atas dan kembali turun dengan suara nyaring.
“Sial, Pisok! Bocah itu mengalahkanku!” geram Asong sambil menutup matanya.
“A..aku.. kalah oleh anak lima tahun! AArghhh!” Sambil mengangkat tangannya ke kepala, Ajir tidak terima.
“Piscok, anak iseng itu..” ucap Panda tidak percaya.
“Pangeran Piscok, di luar dugaan..” Gory menghela napasnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya perlahan, sambil memakan buah di hadapannya. Dan hanya Gory yang langsung menerima berita itu dengan pasrah.
“Madam, bagaiman cara kami menemukan pengganti koki khusus Raja Leocardio?” tanya Panda dengan serius.
“Kalian tidak perlu jauh-jauh mencarinya, orang itu ada di antara kalian..” jawab Madam Lelesang dengan senyum misterius.
“Hujan sudah reda, sebaiknya kalian segera kembali ke Istana” sambung Madam lelesang. Tanpa terasa hujannya reda. Panda Asong dan lainnya bertanya-tanya apa maksud dari perkataan madam Lelesang tadi. Ajir yang langsung bertanya kembali pada Madam pun tidak di beritahu. Mereka pun berpamitan dan mengucapkan terima aksih kepada Madam Lelesang.
“Selanjutnya bagaimana rencana kita Pangeran?” tanya Gory.
“Kita batalkan rencana menjenguk Paman Gaelen, kita langsung mencari koki khusus yang dapat membuat Cronut seperti Gaelen” dengan tegas asong mengatakan rencana selanjutnya.
“Apa ada jalan tercepat menuju Istana?” tanya Asong kepada Gory. Karena mereka membutuhkan waktu satu malam untuk dapat mendaki kembali ke puncak bukit Cream.
“Jalan tercepat yaitu melalui jalan biasa dari Bukit Kayu ke Istana yang tertutup Longsor kemarin, jadi sebaiknya kita tetap mengikuti jalan ini dan jika dilihat dari cuacanya, sepertinya jalan biasa dari Bukit Kayu ke Istana sudah di buka.” Terang Gory.
“Ayo, kita harus sampai Istana sebelum malam!” seru Asong sambil menaiki kudanya, Thunder.
***
Di tengah perjalanan, rombongan Asong beristirahat sejenak. Di antara pohon bambu dan angin yang berhembus mereka beristirahat di dekat air yang mengalir tenang.
Kruuukkk…
“Aku lapar.” Ucap Asong dengan wajah datar dan pandangan ke depan.
“Aku juga lapar… lapar…” keluh Ajir sambil mengguling-gulingkan badannya ke tanah.
“Ha! Aku bawa makanan!” ingat Panda. Lalu merogoh sesuatu ke dalam tas besarnya yang entah berisi apa.
Sedang Gory terlihat mengunyah daun bambu yang berjatuhan sambil memeperhatikan Panda yang mengubek-ubek tas besarnya.
“Lah.. aku kira kue beras.. ternyata aku membawa beras mentahnya…” sambil memandang sebuah bungkusan yang tadi di keluarkannya dari dalam tas.
“Huaaa… malang nian nasib kitaaa” keluh Ajir yang kita sudah berganti gaya dengan mengorek-ngorek tanah.
TAKKK!!
“Hei! Kenapa kau memukulku!” tanya Ajir yang tiba-tiba saja terkena pukulan dari Panda dengan menggunakan Pentungan Asong.
“Apa yang kau lakukan dengan megeruk-ngeruk tanah?” tanya Panda sambil bercakak pinggang.
“Aku lapar.. dan kau malah membawa beras mentah” jawab Ajir dengan kesal kepada Panda. Sedang Panda hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Hei! Aku ada ide!” seru Gory tiba-tiba.
“Kita buat Nasi Bambu!” sambung Gory lagi.
Dengan cepat Gory mencari pohon bambu yang ukurannya pas, kemudian di potongnya bambu itu menjadi beberapa bagian. Bambu itu lalu di cuci dengan air sungai hingga bersih, kemudian dibilah untuk di bersihkan bagian dalamnya supaya tidak tercampur dengan beras yang akan di simpan pada bambunya nanti. Selagi Gory membersihkan bambu itu, Panda mencuci beras yang di bawanya tadi. Ajir dan Asong serta para pengawal mencari ranting atau kayu untuk membuat api unggun.
Gory juga menggunakan daun pisang yang di temukannya di hutan dan di gunkannya untuk melapisi dasar bambu yang di bilah tadi. Kemudian beras yang sudah di cuci bersih oleh Panda di tuangkan pada daun pisang yang sudah disiapkan lalu di bungkus. Setiap lubang pada dua sisi bambu di tutup dengan menggunakan daun pisang yang masih tersisa. Gory melakukannya berulang sesuai dengan banyaknya beras yang ada.
Kayu bakar yang di kumpulkan oleh Asong, Ajir dan para pengawal di tumpuk dan di jejerkan kesamping. Sebelum di bakar, sisa kayu yang lebih panjang di pasang berdiri di kanan dan kiri tumpukan kayu. Dua kayu panjang lainnya di pasang di tengah di antara kayu yang berdiri. Kemudian bambu yang sudah siap berisi beras tadi di jejerkan dengan posisi berdiri di bagian tengah kayu. Dan tumpukan kayu yang di bawahnya pun di bakar. Sesekali Gory memutar bambu-bambu itu agar nasi di bagian dalamnya matang hingga merata.
“Harum..” sambil menutup matanya Ajir meresapi harum dari nasi bambu yang di bakar. Rasanya lembut. Bebaur dengan daun pisang yang ada di dalamnya apalagi dimakan hangat-hangat. Sangat mudah untuk di buat pada kondisi seperti ini.
“Dari mana kau tau cara ini?” tanya Panda pada Gory.
“Dulu, ketika tinggal bersama kakak dari ibuku.. aku tidak pernah tau namanya..“ jawab Gory sambil mengetuk-ngetuk dahinya.
Setelah makan selesai, mereka melanjutkan perjalanan ke Istana Leocardio, dalam perjalanan Ajir mengusulkan koki pribadi miliknya untuk membuat Cronut kesukaan Raja. Mendengar itu Asong langsung setuju, tetapi dengan syarat dirinya harus mencoba terlebih dahulu kue itu. jika rasa dan bentuknya sudah sesuai maka Asong akan segera membawa koki itu ke istana dan membuatkan Cronut untuk Raja Pasong dan juga Piscok.
Begitu sampai di kota menjelang malam, Mereka langsung menuju kediaman rumah Ajir. Ajir segera memanggil Abas, koki yang juga sudah Asong kenal. Asong ragu apakah Abas dapat membuat Cronut, karena makanan itu di ciptakan khusus untuk Raja Pasong dan hanya Gaelen yang dapat mengeksekusi kue itu menjadi sangat lezat. Tidak banyak yang mengetahui kue itu, masyarakat hanya mnegetahui hal itu dari orang-orang yang bekerja di Istana. Resep kue itu pun di jaga ketat karena makanan itu di buat khusus oleh nenek moyang Asong.
“Ada apa memanggil saya tuan?” tanya Abas. Dengan tubuhnya yang gempal dan mengunakan celemek bewarna cokelat yang sedikit kotor oleh tepung berdiri di hadapan Ajir di ruang tengah. Asong duduk di sebelah Ajir dan Panda, sedang Gory berdiri dekat tempat duduk mereka.
“Silahkan Pangeran Asong” Ajir mempersilahkan Asong mengatakan tujuannya.
“Abas, apa kau mengetahui kue yang sangat di gemari oleh Raja Pasong?” tanya Asong hati-hati.
“Apakah kue Cronut yang anda maksud Pangeran? Saya hanya mendengar dan mengetahui dari orang-orang di pasar” jawab Abas sambil menunduk karena di tatap dengan tajam oleh Asong.
“Apa kau bisa membuatnya?” tanya Asong lagi.
“Maaf Pangeran, bahkan melihatnya pun saya belum pernah..” sambil menggaruk tengkuk lehernya Abas menjawab.
“Duhh!” Ajir menepuk dahinya.
“Baiklah, Abas, kembali ke tempatmu!” perintah Ajir, dan Abas berlalu dengan cepat dari sana.
“Aku juga belum pernah melihatnya..” ucap Gory dengan menengadahkan wajah ke atas dan mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dagu.
“Aku hanya pernah mendengarnya, kalau kue itu seperti donut, hanya saja ada beberapa lapisan pada kulitnya” penuturan Ajir berdasarkan desas desus mengenai kue khusus Raja.
“AH! Aku pernah membuat kue itu!” seru Gory tiba-tiba.
TAKKK!!
“Aduh! Apa salahku!” keluh Gory yang lagi-lagi mendapatkan pukulan.
“Jangan menghayal!” ucap Panda kesal.
“Aku tidak bohong, saat mengantarkan surat untuk kakak ibuku di Bukit Kayu, aku melihat paman sedang membuat sesuatu dan aku di suruh membantunya..kalau tidak salah bentuk kue itu persis seperti yang dikatakan Ajir..” jelas Gory sambil mengingat-ingat.
“Bukit Kayu? Apakah kakak bibi Illa adalah paman Gaelen?” pikir Panda dan Asong yang mendengar itu langsung teringat akan perkataan Madam Lelesang.
“Kalian tidak perlu jauh-jauh mencarinya, orang itu ada di antara kalian..” jawab Madam Lelesang dengan senyum misterius.
Asong terlihat memikirkan sesuatu. Mengingat saat di hutan tadi Gory membuat nasi bambu yang enak, karena selama tinggal di Istana Asong belum pernah melihat Gory memasak. Apakah Gory memiliki bakat terpendam? Pikir Asong. Tanpa di sadari olehnya, Asong berjalan ke hadapan Gory dan meraih bahu Gory untuk menghadapnya.
“Gory… “ Dengan tatapan mata Asong yang tajam dan saling berhadapan.
“Ya.. ya.. Pangeran..” jawab Gory pelan, seakan terbius dengan tatapan mata itu.
“Kau harapanku satu-satunya..” ucap Asong dengan serius sambil meremas bahu Gory dengan kuat.
“Baiklah.. Pangeran..” balas Gory sambil memandang mata Asong dan menyentuh tangan yang meremas bahunya itu.
TAKKK!! TAKKK!!
“Hei!!” kedua orang itu berseru bersamaan. Terkejut karena seseorang memukul kepala mereka.
“Hentikan!! Aku geli melihatnya!!” kesal Panda melihat dua orang lelaki di hadapannnya yang tadi saling memandang.
“Huekk! Huek!!” mereka bertiga langsung menoleh ke arah suara itu,
“Jorokk!! Ajir kau muntah!!” sambil menutup mulutnya Panda melihat Ajir yang membelakangi mereka dan menundukkan kepalanya ke jendela di belakangnya.
“Maaf.. aku tidak tahan melihat kalian..” jawab Ajir sambil mengelap mulutnya dengan sapu tangan Panda.
“Gory, memang apa yang kita lakukan?” tanya Asong pada Gory yang berdiri di sebelahnya sambil memperhatikan Panda yang mengejar Ajir karena sapu tangan Panda di pakai untuk mengelap wajah Ajir sehabis muntah tadi.
“Aku juga tidak mengerti..” sambil mengangkat kedua bahunya Gory menjawab.
***
Asong memutuskan untuk mencoba keahlian Gory. Karena Gory mengatakan kalau dirinya sering membuat Cronut kesukaan Raja yang bentuknya saja belum pernah dilihat oleh Gory. Mereka pulang diam-diam ke Istana melalui jalan belakang dan langsung ke area dapur Istana. Dapur Istana terpisah dengan bangunan utama. Letaknya berdekatan dengan kebun dan pohon-pohon buah yang berada di belakang Istana. Hal itu menjadikan mereka para koki Istana untuk membuat masakan yang selalu fresh.
Sebelum ke Istana, Gory meminta izin untuk pulang terlebih dahulu ke pondoknya yang berada di pinggiran hutan tidak jauh dari Istana. Entah apa yang di ambil olehnya, karena sesampainya di pondok itu, Gory berjalan memutari pagar pondok dan mengambil sesuatu dari sebuah pohon. Asong, Panda dan Ajir yang ikut ke Istana hanya saling memandang dengan bingung.
Sesampainya di dapur Istana, Asong memanggil kepala dapur yang saat itu bertugas. Kepala dapur adalah orang yang bertugas menjaga kebersihan dapur, merawat alat-alat dapur tetap bersih dan steril, serta bertanggung jawab pada bahan-bahan dan bumbu dapur yang akan di pakai saat akan memasak. Asong menyerahkan urusan peralatan dan bahan di butuhkan Gory kepada Panda. Sebagai asisten Panda pun langsung mengerti.
“Siapakan peralatan membuat donut dan bahan-bahan yang di butuhkan, selanjutnya Gory yang akan melengkapi bahan dan peralatan lainnya” perintah Panda kepada kepala dapur yang baru saja datang. Berdasarkan pengetahuannya, bahan yang digunakan paman Gaelen untuk membuat Cronut tidak jauh beda dengan bahan-bahan membuat donut. Asong, Panda, dan Ajir duduk di hadapan meja panjang tempat biasa koki menaruh makanan yang selanjutnya akan di bawa pelayan ke ruang makan. Dari meja itu mereka bisa melihat proses pembuatan Cronut yang akan dilakukan oleh Gory.
Pertama-tama Gory menuangkan tepung ke dalam wadah di tambah garam dan gula, lalu di kocok dengan cepat. Kemudian dimasukannya segelas air ke dalam adonan. Di aduk kembali hingga menggumpal dan di beri lubang pada bagian tengah adonan. Setelah itu, Gory mengambil lemon lalu memotong menjadi dua, di perasnya lemon itu hingga airnya bercampur dengan adonan tadi. Hal ini akan membantu adonan jadi lebih elastis dan lebih mudah untuk di giling.
Terlihat Gory memanggil kepala dapur untuk mempersiapkan sebuah plastik. Sambil menunggu, Gory mengaduk kembali adonan itu. Tidak lama, kepala dapur datang kembali dan membawa beberapa bungkus plastik, lalu Gory memasukkan adonan tadi ke dalam plastik. Setelah adonana di bungkus, Gory menyuruh kepala dapur untuk menyimpan adonan itu di tempat bersuhu dingin selama satu jam. Kepala dapur itu pun pergi sambil membawa adonan yang Gory berikan tadi.
Kemudian Gory mengambil mentega dan menaburkan sedikit tepung di atasnya dengan beralaskan kertas perkamen. Lalu Gory mengambil kertas perkamen lainnya dan menutup adonan mentega dan tepung itu, selanjutnya Gory menggiling adonan itu beberapa kali hingga merata. Adonan itu pun kembali di masukan ke dalam plastic dan di simpan di tempat yang dingin.
Setelah beberapa lama menuggu, Gory memanggil kepada dapur untuk mengambil adonan yang pertama. Setelah adonan pertama tadi datang, Gory membuka bungkusan adonan itu dan menaruhnya di atas talenan beralaskan tepung yang tadi sudah di siapkannya. Adonan itu pun digiling oleh Gory hingga menjadi persegi panjang.
Tidak lama adonan mentega yang tadi di dinginkan diambil dan di taruhnya di atas adonan yang sudah di giling tadi. Ujung-ujung adonan yang di giling tadi di angkat dan di lipat ke arah tengah bagian mentega hingga berbentuk sebuah persegi. Adonan persegi itu lalu di giling kembali menjadi sebuah persegi panjang yang panjangnya tiga kali lipat lebih panjang dari lebarnya.
Gory lalu melipat adonan itu hingga menjadi tiga lapis. Di giling kembali, lalu di lipat lagi dan melakukan hal yang sama hingga beberapa kali. Kembali kepala dapur di panggil oleh Gory dan menyuruh adonan tadi di simpan di tempat bersuhu dingin hingga 20 menit.
“Nah kulit pastry telah selesai, selanjutnya membuat Cronut” ucap Gory setelah selesai membuat adonan tadi. Sambil menepuk-nepuk tangannya dan mengangkat wajahnya melihat ke arah meja di seberang dimana Asong, Panda, dan Ajir menunggu. Tetapi, orang yang di lihatnya jatuh tertidur dengan kepala terkulai di atas meja. Hanya Panda yang masih memperhatikan Gory saat membuat adonan tadi.
“Ada apa denganmu Panda?” tanya Gory yang terkejut melihat Panda yang memperhatikan dirinya dengan mata berbinar.
“Woww.. kau sangat keren saat sedang memasak, di bandingkan dirimu yang sedang menunggang kuda” uacap Panda tanpa sadar.
“A..apa.. A.. aku.. memang keren bukan!” jawab Gory dan menutupi kegugupannya karena di bilang seperti itu oleh Panda.
“Apakah aku bisa membantumu?” tawar Panda dengan wajah sedikit merona.
“Ya, kemarilah!” ajak Gory.
“Sekaranglah saatnya kita membuat Cronut!” seru Gory.
Lalu Gory menyuruh kepala dapur untuk mengambil adonan yang tadi di dinginkan. Begitu adonannya datang, Gory membuka bungkusnya dan menggiling adonan itu hingga persegi panjang dan lebar. Panda yang berada di samping Gory, menyiapkan mangkuk yang besar dan kecil sesuai instruksi Gory. Setelah adonan di lebarkan hingga terlihat datar dan tipis, mangkuk besar di tangkupkan di atasnya hingga membentuk lingkaran. Panda pun mengikuti apa yang dilakukan Gory.
Adonan yang berbentuk lingkaran itu di tangkup kembali oleh mangkuk kecil, sehingga membuat bagian tengahnya berlubang. Mereka melakukan itu hingga beberapa kali. Gory menyiapkan telur dan memisahkan kuning dan putih telurnya. Putih telur itu di oleskan ke atas lapisan pastry berbentuk bulat dan di tumpukkan dengan lapisan lainnnya. Begitu pula dengan Panda yang mengikuti langkah Gory.
Gory menyiapkan sebuah kuali di sebelah kirinya dan memasukan minyak. Di taruh di atas kompor dan menunggunya hingga panas. Kemudian pastry yang di tumpuk hingga tiga lapis itu di goreng sampai garing. Gory menyuruh panda untuk mengoreng beberapa pastry tadi sedangkan dirinya melelehkan cokelat.
Gory melakukan hal lainnya, ia mengambil susu putih dan vanilla, di aduknya di atas panci yang di panaskan di atas kompor. Kuning telur yang tadi pisahnya, di campurkan ke dalam adonan susu dan di tambahkan gula, kemudian di aduk hingga mendidih dan mengental.
Pastry atau yang kini sudah menjadi Cronut di belahnya menjadi dua. Kemudian di oleskan bagian tengahnya dengan vanilla yang tadi buatnya di tangkupakan kembali bagian atasnya yang tadi di belah. Selanjutnya di oleskan dengan lelehan cokelat di atasnya. Lalu Gory mengambil sesuatu dari dalam saku bajunya.
“Apa itu?” tanya Panda yang sedari tadi memperhatikan Gory.
“ini adalah kayu manis..” jawab Gory santai.
“Apa! Ta.. tapi itu kan bahan yang langka!” Panda yang mengetahui kelangkaan kayu manis ini terkejut karena Gory mendapatkannya.
“Kayu manis ini tumbuh di belakang pondokku. Karena itulah tadi aku mampir sebentar ke pondok” jelas Gory sambil memarut potongan kayu manis hingga terlihat seperti bubuk.
“Ba.. bagaiman bisa? Karena sejauh ini hanya paman Gaelen yang…” tanya Panda dengan bingung.
“AH! Aku semakin yakin kalau dirimu adalah keponakan dari paman Gaelen!” seru Panda sambil menepukan kedua tanganya.
“Ka Sooooongggggg!!!” teriak seseorang dari luar.
“Aduuhhh… siapa itu berisik sekali..” erang Asong yang terbangun dari tidurnya karena suara teriakan dari luar.
BRAAKKk!! Pintu dapur terbuka dengan dorongan keras dari luar.
Terlihat Piscok yang berdiri di sana dengan memakai piyama, karena memang sudah larut malam. Lalu Piscok berlari ke arah kakaknya yang masih linglung karena terbangun tiba-tiba. Piscok langsung saja menubruk Asong begitu jarak mereka sudah dekat. Bugh!!
“Ka Sooongggg aku tidak bisa tidurr…” ujar Piscok sambil memeluk kaki Asong kemudian mengigitnya.
“AAwwwh! Piscokk! Lepaskan!!” jerit Asong sambil menahan sakit.
“Hehehe..” tawanya sambil tersenyum lebar dan tidak lupa memperlihatkan gigi-giginya.
“Lah kenapa ka Jir bisa ada di sini?” tanya Piscok saat melihat teman kakaknya ada di dalam Istana atau lebih tepatnya di bagian dapurnya. Di depannya terlihat Gory dan juga Panda yang ada di sana.
“Kenapa kau bisa kemari Cok?” tanya Asong.
“Karena aku bisa mencium bau ka Song” dengan polos Piscok mengatakannya.
“Dasar kau bocah! Jawab pertanyaanku dengan benar!” kesal Asong dan menoyor dahi Piscok.
“Papi sudah tahu kalau Ka Song sudah pulang, karena itu aku di suruh memanggil Kakak ke ruang tengah” jawab Piscok yang kali ini di jawabnya dengan benar.
“Kebetulan kuenya juga sudah jadi..” ucap Gory yang sedari tadi memperhatikan dari tempatnya.
“Baguslah kalau begitu. Ayo kita semua ke ruang tengah dan bawa kue itu!” perintah Asong sambil berdiri dan merapikan bajunya.
***
Asong berjalan di depan dengan Ajir dan yang lainnya di belakang Asong menuju ruang tengah. Gory dan Panda menyusul di belakang dengan membawa nampan berisi kue Cronut yang ditutup dengan tudung saji. Terlihat beberapa pengawal yang berjaga di sana dan mengangguk hormat saat Asong melewati mereka. Di depan pintu ruang tengah pengawal yang berjaga membukakan pintu itu dan menyambut kedatangan Pangeran Asong.
“Yang Mulia…” panggil Asong dengan ragu ketika melewati pintu.
Ternyata di singgasana sudah ada Raja Pasong dan Ratu Misong yang menunggu Asong. Asong pun memberi hormat begitu sampai di depan singgasana Raja.
“Mengapa kau tidak memberitahuku jika sudah sampai di istana?” tanya Raja Pasong.
“Maaf Yang Mulia, kami belum sempat mengabari, karena sedang membuat kue kesukaan Raja” jawab Asong.
“Membuat? Jadi kau sudah menemukan pengganti Gaelen?” tanya Raja Pasong terkejut.
“Begini Yang Mulia..” jawab Asong sambil menggerakkan tangannya yang berada di balik punggung untuk menyuruh Gory dan Panda maju ke depan Singgasana.
Gory dan Panda maju ke depan singgasana sambil membawa nampan yang di tutup dengan tudung saji. Asong menjelaskan bahwa yang membuat kue itu adalah Gory. Ternyata Gory memiliki bakat terpendam yang baru diketahuinya selain bakatnya menjinakkan kuda. Raja Pasong terlihat penasaran akan kue yang di ada di nampan itu.
“Bawa kue itu kemari..” perintah Raja Pasong.
Panda membawa kue itu ke hadapan Raja Pasong dan Ratu Misong yang ada di sebelahnya. Di simpannya kue itu di meja kecil dekat bangku Raja. Tudung saji yang menutupi kue itu pun di buka dengan perlahan hingga menampakkan kue Cinnamon Cronut buatan Gory.
Begitu tudung saji itu di buka harumnya langsung tercium oleh Raja Pasong. Wangi bubuk kayu manis yang khas serta cokelat dan mentega yang berpadu sangat menggugah Raja Pasong untuk segera mencicipinya. Di ambilnya sebuah pisau yang sudah di siapkan Panda dan memotong kue itu menjadi dua. Salah satu potongnya di ambil dan langsung di makan oleh Raja.
Cronut itu masih hangat. Gurihnya mentega dan lapisan croisantnya yang renyah bercampur di mulut. Di tambah rasa kayu manis dan cokelat yang menyatu. Terasa garing dan juga empuk secara bersamaan. Raja Pasong menikmati kue itu sampai memejamkan matanya. Dan begitu matanya di terbuka Raja Pasong langsung menatap nampan yang tadi berisi satu potong lagi, tetapi kue itu sudah hilang. Ternyata sudah di ambil lebih dulu oleh Misong yang ada di sebelahnya.
“Ini sangat lezat..Gory kau sangat berbakat” sanjung Raja Pasong.
“Terima kasih Yang Mulia..” ucap Gory sambil memberi hormat.
“Papi.. ini sangat lezat.. Mami sampai terharu..” ungkap Misong sambil berkaca-kaca.
“Baiklah.. kalau begitu.. berdasarkan kue Cronut yang lezat ini, saya jadikan Gory sebagai koki khusus!” Titah Raja langsung.
Gory yang mendapat perintah itu pun langsung memberi hormat. Walaupun Gory menjadi koki khusus tetapi Gory tidak sepenuhnya terlibat dengan urusan dapur Istana. Gory tetap akan mengurus kuda hanya saja jika Raja memintanya untuk membuat Cronut maka saat itulah dirinya berubah menjadi seorang koki khusus. Asong tidak menyangka bahwa Gory yang sehari-harinya mengurus kuda ternyata memiliki bakat terpendam yang sangat pantas untuk di banggakan.
“Asong, Papi sangat bangga, ternyata kau benar-benar menjalankan tugas ini dengan baik. Dengan waktu tiga hari telah berhasil menemukan pengganti Gaelen.” sanjung Raja kepada Asong.
“Karena itu, Papi akan memberikanmu penghargaan sebagai.. The Best Prince Leocardio!” sambung Raja dengan lantang.
“Terima kasih Yang Mulia” ucap Asong sambil mebungkukkan badan memberi hormat. Di sambut tepuk tangan dari semua orang yang ada di ruangan itu. Asong berbalik kepda teman-temanya sambil tersenyum, melipat kedua tangnnya ke dada dan mengangkat ibu jari dan telunjuknya ke bawah dagu.
“Gory. Apakah kue itu masih ada?” tanya Ratu Misong yang masih ingin merasakan kelezatan Cronut buatan Gory.
“Tentu saja Yang Mulia Ratu, hamba akan membawakannya kemari untuk Yang Mulia dan juga membagikannya kepada semua yang ada di sini.. ” jawab Gory dan di sambut senyuman Raja dan Ratu serta Panda, Ajir, dan Asong yang juga ingin mencoba kue itu. Tetapi ketika Gory akan berjalan menuju dapur tiba-tiba Asong menahannya.
“Tunggu, dimana Piscok?” tanya Asong. Sejak tadi dirinya tidak melihat Piscok di ruangan itu. Gory, Ajir dan Panda pun saling berpandangan dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Begitu pula dengan Raja dan Ratu yang memandang ke segala arah mencari Piscok. Lalu ada salah seorang penjaga pintu yang mendekati Asong.
“Lapor Pangeran Asong, Pangeran Piscok sedang berada di dapur” ujar pengawal itu memberitahu Asong. Seketika Asong, Raja dan Ratu terkejut mendengar itu.
“Asong, segera hentikan Piscok!” seru Raja Pasong.
Asong langsung berbalik badan dan segera berlari ke arah dapur. Di ikuti Panda, Ajir, dan Gory di belakangnya.
BRAKK!! Di dobraknya pintu dapur dengan keras oleh Asong. Terlambat. Adiknya itu telah menghabiskan semua Cronut buatan Gory. Piscok duduk di atas meja dapur, sedang menjilati tangannya yang penuh cokelat. Dengan santainya mengangkat kepalanya ke arah Asong yang datang.
“Enaaakkkk sekaliiii…” sambut Piscok tersenyum lebar dan banyak cokelat yang menempel pada giginya.
“PISCOOOOOKKKKKKKKK!!!!” Asong terlambat, Piscok lebih cepat darinya.
THE END
kimoy berniat ikut meramaikan lomba ini, maaf ya cerpennya banyak kekurangan, karena sudah lewat waktu lomba jadi maaf yaaa ka auuu @author2 @author4 :sopan
entah apakah layak dikatakan sebuah cerita (?) hehe :ngambeknih :GERAAH
maaf juga apabila ada kesalahan pada proses pembuatan kuenya ya :aaaKaboor
Terima kasih banyak untuk vitamin yang mensupport kimoy :sopan dan kimoy minta maaf karena tidak sesuai harapan hehe :GERAAH
duhh maaf banyak typo hihi
-
26 November 2016 pada 5:42 am #301031DalpahandayaniPeserta
Lucu
makanannya enak2 bkin air ludah menetes -
26 November 2016 pada 5:47 am #301035kimyAngela_Peserta
ew kupikir ga jadi smlm ketiduran euyyyyy @oncomyoyoy :ngambeknih
-
26 November 2016 pada 8:42 am #301128kimyAngela_Peserta
@dalpa makasih udh mampir :PATAHHATI
-
26 November 2016 pada 1:10 pm #301319Au3Keymaster
Hehehehe sepanjang cerita bikin ketawa2 nama namanya familiar ya dari piscok, misong, pasong, asong, ajir, panda dan lele
:aaaKaboor
Cerpennya menghibur sekali, perjalanan mencari koki layaknya perjalanan sun go kong mencari kitab suci, ada kue awug beras juga di sana, good job @kimyangela_
-
26 November 2016 pada 1:16 pm #301322kimyAngela_Peserta
-
26 November 2016 pada 2:01 pm #301365RositaAmalaniPeserta
Wahaha waktu di tunjukan paragraf awalnya sdh ketawa, ncom hihi nama2nya jg cukup kenal apalagi yg asong eksis juga dia akhirnya. Seru, Song lanjutkan :aaaKaboor
-
26 November 2016 pada 2:04 pm #301366kimyAngela_Peserta
wuhahaha iya dong walau namanya ada percampuran yunani :KETAWAJAHADD di balik nama” tokoh itu punya arti sendiri loh :HUAHAHAHAHA
makasih udh mampir @rositaamalani
-
26 November 2016 pada 3:22 pm #301416whysulis4Peserta
Pas baca awal2 ,, namanya kok aneh2 ya,, pengen ketawa
Ceritanya menghibur bgt hihihihi -
26 November 2016 pada 3:41 pm #301436kimyAngela_Peserta
hahaha nama” itu semua perpaduan bahasa yunani. :BAAAAAA @whysulis4
-
26 November 2016 pada 4:17 pm #301495yanayulianti6Peserta
Salpok sama si piscok jadi pengen makan piscok (pisang coklat), lucu deh ceritanya makanannya juga enak enak…. Mau cronuts juga jadinyaaaa…. Ah banyak mau kalo baca cerita beginian…
-
26 November 2016 pada 4:21 pm #301501GrenboyPeserta
Wih kak sarjana @kimyangela_ keren euy. Ternyata gak cuma jago malakin aja. Ceritanya bikin perut mules kebanyakan ketawa. Dari awal namanya udah bikin mulut menganga, asong, ajir tapi kok gak ada namaku ya kk kimyyy :aaaKaboor bagus banget cerita kamu :MAWARR :MAWARR
Lain kali boleh dong aku dibikinin cerita tentang Asong dan jodohnya :KETAWAJAHADD
-
26 November 2016 pada 4:51 pm #301540kimyAngela_Peserta
sebegitu lucukah cerita ini? wkwkwkw, ini yg upload oncom tau :GERAAH makasih kaka jones udh mampir, soal asong nanti di pertimbangkan yak haha @grenboy
hahaha keluarga asong memang namanha aneh” jgn heran yak :KETAWAJAHADD makasih udh mampir @yanayulianti6
-
27 November 2016 pada 9:41 am #301980tatameethaPeserta
Ceritanya lucu, apalagi pas bagian piscok sama asong :HUAHAHAHAHA
Itu si piscok cepet banget ya kalo urusan makanan, sampe asong kalah cepet mulu :BAAAAAA
Keren lah @kimyangela_ sama @oncomyoyoy bisa bikin cerita yang menghibur :YUHUIII
-
27 November 2016 pada 10:59 am #302037kimyAngela_Peserta
ka gitaaaaaaaaaa :kelincipaketoa @kagita1
-
27 November 2016 pada 3:34 pm #302190kagita1Moderator
Com, ini request dari kimy loh. Katanya minta komentar yang tajem. So, I feel free. :HUAHAHAHAHA
Ini konsep ceritanya kingdom ya. Kalau dari segi gaya bahasa, ada beberapa scene yang agak gak nyaman bacanya. Walaupun ini ceritanya lebih nonjolin unsur humor, tapi tetep sisi formal kerajaannya jangan diabaikan. Ada saat di mana di acara kerajaan (meski yang hadir adalah orang-orang istana sendir seperti, para pejabat istana, tukang kebun, pengawal, dll) tetap bahasa formal harus diperhatikan. Emang sih susah kalau mencampurkan unsur humor ke dalam bahasa formal kerjaan. Tantangannya ada di sini. Tahu cerita Abunawas? Itu konsep cerita kingdom. Bercerita tentang Baginda Sultan yang sering bosan sampai sering narik Abunawas gimana caranya ibur rajanya. Bahasa tetap formal, tapi humor juga masih bisa digambarkan di ceritanya.
Terus untuk panggilan, ini setting waktunya kapan? Apa zaman dahulu, atau zaman sekarang atau zaman masa depan seperti di After Earth? Ini emang genrenya lebih ke fantasi. Cuman, lebih enak kalau ada setting waktu yang pasti. Karena ini mempengaruhi keseluruhan cerita. Misalnya nih, di sini semua anak-anak Pasong dan Misong memanggil orang tuanya dengan sebutan Papi dan Mami. Nah, ini kerasa absurd kalau diucapkan sementara ini kan konsepnya kingdom yang setting waktunya juga gak jelas. Papi mami itu penggunaannya lebih ke modern kontemporer. Gak cocok kalau disematin di cerita kayak gini.
Setting tempat juga begitu. Walaupun cerita ini fantasi harus punya setting tempat yang merujuk ke tema cerita. Cerita-cerita fantasi/dongeng seperti Cinderella, Aladdin, dan sejenisnya memang tidak digambarkan dengan jelas di mana setting tempatnya. Tapi, di cerita-cerita itu tema yang bisa merujuk ke setting tempat (walau samar) tapi jelas. Contohnya, Cinderella kental dengan suasan baratnya dan ini bisa saja memakai ciri khas negara barat. Begitupun dengan cerita Aladdin yang kental dengan Asia. Bisa saja orang menggambarkan cerita itu bersetting di timur tengah. Nah, setting tempat ini sangat mempengaruhi MAKANAN KHAS yang akan dimasukan dalam cerita. Kalau temanya kental dengan barat, otomatis makanan juga berbau barat. Di cerita kimoy ini, aku berasa bacanya itu random. Makanan Cronut pasti orang menilai makanan ini kebaratan. Tapi, di sini kimoy juga menggunaan makanan yang kalau orang awam (orang Indonesia yang membaca cerita ini) tahu kalau makanan ini makanan yang adanya (mungkin hanya) di Indonesia. Jadi, ini ceritanya kerasa labil banget.
Terakhir, masalah percakapannya. Ada beberapa kalimat percakapan di sini yang bahasanya bahasas lisan banget. Contoh: “Lah kenapa Kak Jir bisa ada di sini?”.
Kesimpulannya, kimoy kurang referensi waktu nulis cerita ini. Padahal dasar cerita ini bagus. Cuman, kesannya jadi konsepnya itu kurang terencana.
Overal, yang paling suka banget itu cara penggambaran makanannya. Detail dan akurat. Good job, kimoy. :KISSYOU
Udahan ya. Ini komen panjangnya udah kayak kereta. Padahal mau kasih masukan soal EYD juga. Gak jadi aja ahh. :BAAAAAA
-
27 November 2016 pada 3:41 pm #302194kimyAngela_Peserta
aaaaaahhhhhh kaaaa gitttt daleeeemm yeee mana ada typonya lagi :aaaKaboor
makasih masukannya ini memang cerita absrud bnyk kekurangannya knp ga lanjut komennya sampe bnyk :KETAWAJAHADD @kagita1
-
27 November 2016 pada 3:45 pm #302195kagita1Moderator
Hahahah. Males edit typo. Puyeng baca komen segitu panjangnya. :pingsan!
Ini udah panjang banget, kim. Mau dipanjangin sampe mana? Gak puyeng apa? :pingsan!
-
27 November 2016 pada 3:47 pm #302197Author4Keymaster
Tembak dulu dah, uploadnya lewat tengah malam yak
:DOR! :DOR! :DOR! :DOR!
Bwakakak dari namanya aja langsung tau ini cerita lucu amat wahahaha
Paling suka adegan yang ada bunyi krik krik krik, terus katanya entah darimana suara itu berasal, au ampe ngakak, woii penulis, lucu amat sih! :HUAHAHAHAHA
Genrenya komedi yakk dan cerpen ini berhasil bikin ketawa, au pribadi ada satu lagi adegan masterpiece disini yang benar2 bikin ngakak gila, inilah adegannya, kaga nahan buat copy paste dan munculin lagi, tiap baca pasti ngakak wakakaka
“Kau harapanku satu-satunya..” ucap Asong dengan serius sambil meremas bahu Gory dengan kuat.
“Baiklah.. Pangeran..” balas Gory sambil memandang mata Asong dan menyentuh tangan yang meremas bahunya itu.
TAKKK!! TAKKK!!
“Hei!!” kedua orang itu berseru bersamaan. Terkejut karena seseorang memukul kepala mereka.
“Hentikan!! Aku geli melihatnya!!” kesal Panda melihat dua orang lelaki di hadapannnya yang tadi saling memandang.
“Huekk! Huek!!” mereka bertiga langsung menoleh ke arah suara itu,
“Jorokk!! Ajir kau muntah!!” sambil menutup mulutnya Panda melihat Ajir yang membelakangi mereka dan menundukkan kepalanya ke jendela di belakangnya.
“Maaf.. aku tidak tahan melihat kalian..” jawab Ajir sambil mengelap mulutnya dengan sapu tangan Panda.
Adegan si ajir muntah itu yg bikin ngakak, lagipula napa pake remas2 bahu segala seh wahaha
Beruntung ternyata apa yg mereka cari ternyata ada di depan mata, sudah ada dan hanya menunggu saat yg tepat untuk ditemukan eaaaaa
Oke cerita ini lucu dan berhasil bikin ketawa, itu adiknya asong di piscok jahil amat yak, minta diiket yak tapi dia doyan cokelat sesuai namanya, piscok, kalo di au piscok itu jajanan pisang cokelat
-
27 November 2016 pada 4:25 pm #302213NovaPuspitaPeserta
hihhi ceritanya lucuu.. :KETAWAJAHADD :KETAWAJAHADD
apalagi nama” pemainnya, kirain nama abang nya si piscok itu “gosong” :HUAHAHAHAHA :HUAHAHAHAHA
-
29 November 2016 pada 7:21 am #304010kimyAngela_Peserta
mau lebih panjang kyk skripsweet ka hahahaha, @kagita1 :PATAHHATI
astaga nama keren” di bilang gosong :LOONCAT makasih udh mampir @novapuspita :KISSYOU
-
29 November 2016 pada 11:09 am #304240kimyAngela_Peserta
eww ka au main tembak” aja :ASAHPISAU2
karna kita memang sengaja bikin genre komedi biar beda aja ya walau blm di bilang sempurna mash banyk kesalahan sana sini :PATAHHATI
kita jg ga nyangka bakal selucu ini keluarga asong yg absrud :GERAAH @author4 :KISSYOU
buat ka au2 buru baca cerita keluarga asong :KETAWAJAHADD @author2
-
7 Desember 2016 pada 4:29 am #311978byunimhasparkyuPeserta
baru part awal byun udah ketawa gara2 baca namanya pada ngga asing semua :HUAHAHAHAHA ceritanya lucu dan menghibur good job ka kimoy :MAWARR btw itu nasi bambu di tempat byun juga masih sering di buat tapi cuman pas perayaan hari keagamaan aja sih wkwkwk
-
29 Desember 2016 pada 12:37 am #327396oncomYoyoyPeserta
@kagita1 ka giiiitttttt miane, i’m sory daku lupa br buka lapak ini lagi ??
Uwow ka git betul bett ini cerita nya emg absurd pas bikinnya jg labil wkwkk
Yoyoy ka gitt daku jg setuju yg ttg bahasa memang sulit disesuaikannya ?? tp jika di hadapan org banyak/para petinggi mereka menggunakan ‘yang mulia’ kepada Raja, ttg ‘mami’ dan ‘papi’ itu singkatan sebetulnya haha tp lupa ga dijelasin wkwk :GERAAH
nah mengenai waktu dan setting cerita memang sulit utk di deskripsikan hahah ttg makanannya hal itu krna di sesuaikan dgn lokasi di cerita juga karena cerita ini genre fantasi jadi walau makanan itu dlm kenyataannya tradisonal dan modern tetapi kembali lg ke genre cerita, makanan itu pun menjadi bagian dr fantasi, bgtu menurutku *sotoybettini* hahah :girlynyengir
justru bagian pembuatan makanan itu yg rumit ka git utk di deskripsikan ? krna kebetulan menu yg di pilih dlm cerita ini emg lumayan rada ribet juga pembuatannya hahah :GERAAH
Makasih banyak ka gitt :sopan udh sempet baca n komentar di cerita kimoy yg aneh ini dgn segala kekurangannya :D aseekkk :anakayamngeband
Semoga nti ada peningkatan yakk :D amiinn :MAWARR
-
29 Desember 2016 pada 12:54 am #327406oncomYoyoyPeserta
Ka auuuuu telolett ka auuu hahah :kelincipaketoa maaf lupa baru buka lapak ini lagi hehe
Terima Kasih banyak ka au atas apresiasinya dan Alhamdulillah klu ceritanya bisa menghibur :sopan walau masih banyak kekurangan dan ceritanya yg absurd serta aneh ini :girlynyengir
Bikin cerpen ttg kuliner aja udh sulit :GERAAH apalagi kami tambah dgn komedi ? lengkap sudah :pingsan!
Salut buat ka @author4 dan ka @author2 yg bisa bikin cerita ttg kuliner, Luar biasa! :ijoberharap
Semangka terus ka au ka au!! hoho :superhero
Ka au : “itu si piscok jahil amat yakk minta diiket! ”
Piscok : “Oohhhh tidaaaakk bisaaaaa! Weeeeekkkk! Hahahahaha ” jawab piscok sambil berlari dan mengambil cronut punya Asong. :anakayamnyisir
:aaaKaboor :aaaKaboor :aaaKaboor
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.