Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › Lomba Cerbug Misteri : ROSEMARY (Part 3)
- This topic has 8 balasan, 5 suara, and was last updated 8 years, 1 months yang lalu by yuukikazawa.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
11 September 2016 pada 9:19 pm #107396yuukikazawaPeserta
“Aku mendapatkanmu.”
Suara itu mengagetkan dua orang yang duduk tenang didepan monitor. Salah satu dari mereka bahkan meloncat dari kursi karena terkejut. Wajah keduanya pucat pasi saat melihat sosok didepan mereka. Sosok itu berjubah hitam panjang dengan tudung besar menutupi kepala. Tangannya memegang sebilah pisau yang sudah berwarna merah darah. Jubah dan tangannya juga penuh dengan cipratan darah. Tinggi sekitar 160 cm. Wajahnya masih tidak terlihat karena tertutup tudung yang besar.
“Kita bertemu kembali kepala asrama dan. . .Danny.” Sapa sosok berjubah itu santai. Ia berjalan mendekat dan berhenti sekitar lima meter dari mereka. Danny mengerut bingung saat mendengar suara sosok itu.
Wanita? Batinnya. Ia mencoba melihat masa lalu sosok itu namun sakit yang luar biasa menghantamnya. Danny roboh kelantai setelah bisa melepaskan diri dari sakit yang menghantamnya. Penderitaan seperti apa yang telah ia alami sebenarnya? Pikir Danny saat membayangkan rasa sakit yang diterimanya tadi.
“Bagaimana. . .bagaimana kau bisa ada disini?” Kepala asrama berteriak tidak percaya. Bukankah dia seharusnya sudah mati? Pikir kepala asrama. Matanya menatap kembali monitor yang masih menyala. Sosok didepannya tertawa.
“Kau kira aku akan terjebak dengan trik seperti itu. aku sudah mengenal seluruh seluk beluk tempat ini.” Ujarnya.
“Itu hanya salah satu anjingmu.” Tambahnya saat melihat raut bingung diwajah kepala asrama. Kepala asrama menatap waspada sosok berjubah didepannya.
“Darimana kau bisa masuk ketempat ini? Satu-satunya jalan dari pintu rahasia itu.” Tanya kepala asrama. Sosok berjubah hitam itu terkekeh pelan dan membuka tudung yang dikenakannya. Danny dan kepala asrama terkesiap kaget melihat wajah yang selama ini mereka kenal dengan baik.
“Aku sudah bilang mengenal setiap seluk beluk tempat ini dengan baik kan?” Jawab sosok itu sambil tersenyum.
“Kau. . .” Danny menatap tidak percaya pada sosok didepannya,” Bukannya kau ada digudang bawah tanah?” Tanyanya.
“Mary. . . .” Desis kepala asrama. Matanya menatap nyalang sosok gadis yang tersenyum mengejek didepannya.
“Hahahaha. . .Mary? Mary? Ahhh, gadis manis itu. Menyenangkan bukan bisa mengenal gadis semanis dia. Hidup tanpa penderitaan, cantik, dia bahkan menyukai pria bodoh yang ternyata tergiur dengan limpahan harta dan tega mengorbankannya.” Racau gadis itu. Ia menatap tajam kearah Danny.
“Apa yang kau katakan?” Tanya Danny tak mengerti dengan arah pembicaraan gadis didepannya. Kenapa ia berbicara seakan dirinya bukan Mary? Batinnya.
“Mary hanyalah sebuah karakter yang kubuat untuk menghindari penderitaan didunia ini. Seseorang yang memiliki sifat feminim dan manis akan lebih dicintai, bukan?” Ucapnya sambil menelengkan kepalanya kesamping.
“Tapi. . .aku tidak pernah melihatmu melakukan semua pembunuhan itu, bahkan dipagi saat gadis itu ditemukan.” Kerutan dikening Danny semakin terlihat jelas.
“Karena kau melihat masa lalu Mary bukan diriku.” Jelas gadis tersebut. Diam-diam kepala asrama mengambil pistol yang terletak didalam laci meja dibelakangnya.
“ARGH. . .” Teriakan kepala asrama terdengar memenuhi ruangan saat sebilah pisau menembus punggung telapak tangannya dan menancap diatas meja. Ia mengerang kesakitan, darah segar merembes keluar dari luka yang terbuka. Danny menatap tidak percaya kearah luka ditangan kepala asrama dan menatap kembali kearah sosok gadis didepan mereka.
“Kau masih sama liciknya seperti dulu. Tapi sayang aku bukan Mary yang kalian kenal.” Desis gadis itu. Kepala asrama mencabut pisau yang menancap ditelapak tangannya. Darah langsung mengucur semakin deras. Ia segera melilit telapak tangannya dengan kain untuk menghentikan pendarahan.
“Siapa kau?” Tanyanya.
“Namaku Rose dan malam ini kalian akan menemaniku bermain. Kita akan menciptakan sebuah karya yang sangat indah. Aku sudah punya banyak sekali koleksi gambar yang menarik. Paduan warna sempurna dari merah darah yang tak ada duanya.” Gadis yang mengaku bernama Rose itu berkata dengan wajah berbinar. Tangannya bergerak membuat desain diudara. Tawanya menghiasi ruangan pengap itu,” Tapi hal pentingnya adalah aku bisa menyingkirkan sampah seperti kalian dari dunia ini.” Tambahnya sebelum bergerak cepat kearah kepala asrama dan Danny yang tidak siap menerima serangannya. Tangannya terayun melempar beberapa pisau sekaligus. Teriakan menyayat hati terdengar dari ruangan kecil bawah tanah itu diiringi darah yang mengalir melewati pintu ruangan.
Pasukan polisi yang bergerak memasuki asrama utama tercekat melihat mayat-mayat bergelimpangan dilantai. Darah membasahi dinding koridor asrama. Hampir keseluruhan mayat tewas karena kehabisan darah dari luka besar disepanjang leher.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Gumam pemimpin pasukan itu. Mereka berjalan menyusuri koridor yang penuh mayat lalu berbelok dimana disana hanya ada satu ruangan kepala asrama. Pemimpin pasukan mengisyaratkan berhenti saat melihat sebuah lubang berdiameter satu meter didepan pintu. Ia dan beberapa anak buahnya melompat turun kedalam lubang dan sebagian lagi berjaga diatas. Tangannya memegang pistol dengan waspada. Mereka berjalan pelan menyusuri ruangan bawah tanah itu. Langkahnya berhenti saat menginjak genangan air berwarna merah kehitaman yang mengalir dari dalam sebuah ruangan. Ini bukan air, ini darah. Pikirnya setelah melihat lebih jelas. Tangannya membuka pintu dengan hati-hati dan pemandangan didalam ruangan itu membuatnya berdiri diam tanpa kata. Matanya memandang kosong kedepan. Ada dua mayat disana dengan kondisi yang mengenaskan. Terpotong-potong dan tercampur satu dengan yang lain. Ia bahkan tidak bisa membedakan itu kaki dan tangan milik siapa. Kepala yang terpisah dari tubuh dengan organ dalam yang juga berceceran dilantai. Bola mata yang menggelinding jatuh dari meja.
“Hubungi tim evakuasi, katakan operasi clear. Kita butuh sedikit ‘pembersihan’ ditempat ini.” Perintah pemimpin pasukan setelah sadar dari keterkejutannya.
Sementara itu disebuah ruangan kecil dengan cahaya temaram, berdiri seorang gadis didepan cermin besar seukuran manusia. Ia memandang diam pantulan dirinya yang penuh bercak darah. Dilepasnya jubah hitam panjang yang dikenakannya. Tangannya lalu mengambil kain dan mulai mengelap seluruh percikan darah yang menempel dikulitnya. Sesekali ia mencelupkan kain itu kedalam baskom berisi air. Setelah merasa bersih ia kembali menatap pantulan dirinya dicermin yang kini menampilkan sosok gadis muda berparas cantik dengan rambut tergerai indah.
“Aku tahu kau bangun disana, Mary.” Ujarnya pelan. Sosok bayangan yang berdiri disudut ruangan bergerak pelan mendengar suaranya. Bayangan itu berjalan pelan kearahnya. Kini ia bisa melihat dengan jelas wajah bayangan itu yang juga berparas sama dengannya. Ia bisa melihat ketakutan diwajah bayangan itu.
“Jangan takut, aku akan terus melindungimu.” Mendengar janjinya, bayangan itu balas menatapnya sendu. Ia menghela napas pelan.
“Aku telah membalaskan kematian Alice. Mereka telah mendapatkan balasan yang pantas.” Ucap gadis itu lagi. Bayangan itu masih diam tanpa merespon apapun. Namun, saat mendengar nama Alice disebut matanya bergerak gelisah.
“Tapi. . .aku telah membunuh banyak orang dengan tangan ini.” Suara pelan itu terdengar dari mulutnya. Gadis itu melirik bayangan dibelakangnya yang menatap sedih kedua tangannya, pancaran matanya penuh penyesalan.
“Bukan kau, tapi aku. Kau adalah Mary! Aku menciptakanmu agar bisa menjalani kehidupan yang normal. Semuanya berhasil, bukan.” Bentak gadis itu keras. Bayangan dibelakangnya tersentak kaget mendengar suara gadis itu.
“Tangan berlumur dosa dan darah itu adalah tangan seorang Rose dan kau akan selamanya menjadi Mary yang manis dan suci. Kita akan menjadi pasangan yang sempurna.” Bayangan itu mendengar semua perkataan gadis didepannya.
“Jika saja mereka tidak menangkap Alice, kita akan hidup bahagia bersama. Kau juga tidak perlu menumpahkan darah lagi.” Sesal bayangan dibelakangnya.
Mendengar ucapan bayangan tersebut, mau tak mau ia mengingat kembali masa-masa kelam dimana ia hidup sebagai satu pribadi yang ditempa sebagai pembunuh bayaran. Hidupnya tidak berwarna. Hanya ada kegelapan yang menemaninya entah itu siang atau malam. Ia bahkan tak perlu repot-repot memikirkan hari apa, jam berapa, atau siapa dirinya. hatinya membeku dan hanya punya satu keinginan, yaitu membunuh. Sampai ia bertemu dengan sosok anak jalanan bernama Alice. Untuk pertama kalinya ia bisa tersenyum dan memiliki impian untuk hidup bebas tanpa membunuh lagi. Kebaikan dan kepolosan hati Alice telah meruntuhkan dinding es dihatinya. Namun, ia sadar Alice tidak akan mau menerima sosoknya yang berlumur dosa. Itu lah saat dimana ia menumbuhkan sosok baru dalam dirinya. Sosok gadis yang manis, perhatian, lembut dan suci. Ia membentuk karakter Mary dan menidurkan Rose dalam alam bawah sadarnya. Walau sosok Rose terkadang muncul mengambil kembali tubuhnya untuk melindungi mereka tanpa Mary menyadarinya.
Tak lama kemudian Alice menghilang, kesedihan yang dirasakan Mary membangunkan sosok Rose yang telah lama tertidur. Mereka mencari jejak Alice dan berakhir pada penemuan sindikat penjualan organ tubuh manusia. Rose yang mengambil alih tubuh itu sekarang meskipun begitu Mary masih tersadar dan bisa merasakan apa yang terjadi walau ia tidak bisa melihatnya. Pencarian mereka berakhir saat menemukan Alice yang tak lagi bernyawa ada diantara korban sindikat itu. Sindikat itu membawa tubuh Alice kesebuah pulau menggunakan kapal tengah malam. Kebencian telah memupuk menjadi dendam dalam diri Rose. Ia bertekad untuk membalas kematian Alice. Untuk itu ia perlu menyusun rencana serapi mungkin. Hal pertama yang harus ia lakukan adalah menyerahkan kendali tubuhnya pada sosok Mary agar bisa masuk ke pulau itu.
Mary yang telah terbangun tidak menyadari apapun, tentang bagaimana ia bisa ada di pulau itu atau bagaimana ia bisa berakhir menjadi salah satu siswi di SMA TRIBUANA. Sementara itu sosok Rose melihat dalam sudut tergelap hatinya menunggu kesempatan untuk membalaskan dendamnya.
“Aku merasa kehilangan identitas dengan adanya namamu. Rosemary, bunga berwarna ungu dan daun hijau tua. Tidak ada merah sama sekali. Bagaimana kalau aku yang menciptakan warna merah untuk kita berdua.” Sungut Rose suatu saat disela ia menunggu waktunya.
“Ahh, benar. Aku akan mulai menyingkirkan sampah satu persatu lalu mengambil warna merahku.” Gumamnya senang. Setelah itu terkadang ia muncul mengambil alih kesadaran Mary untuk membunuh orang-orang yang berkaitan dengan sindikat itu. Lalu ia bertemu dengan Siska yang memiliki aura yang sama dengan Alice membuat mereka cepat akrab. Ia tahu jika hilangnya mayat gadis yang dibunuhnya waktu itu hanyalah skenario si kepala asrama agar tidak menimbulkan curiga saat mereka membawa mayat itu dan mengelabui pandangan dirinya juga Siska. Kejadian saat ia dan Siska diculik tidak ada dalam rencananya, untung saja ia bisa bangun tepat waktu dan meloloskan diri dengan keahliannya.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Suara itu menyentaknya dari ingatan masa lalu. Matanya menatap bayangan gadis dibelakangnya.
“Bangunlah dan ambil alih tubuh ini. Kembali kedalam gudang bawah tanah. Para polisi mulai berdatangan, kita akan aman sebagai salah satu korban dari sindikat itu.” Jelasnya. Bayangan itu menggangguk mengiyakan, ia memeluk tubuh gadis didepannya.
“Terima kasih.” Ucapnya sebelum Rose berubah menjadi bayangan dan mundur kebelakang. Melihatnya dalam kegelapan. Mary berjalan keluar dari ruangan tempatnya bersembunyi dan kembali ke dalam gudang tempat para korban diikat. Ia menutup mulutnya dengan lakban dan mengikat tangan serta kakinya kembali seperti semula.
Suara derap kaki terdengar menuju kearah gudang bawah tanah. Mary memejamkan matanya kembali dan berpura-pura tak sadarkan diri.
“Kami menemukannya. Mereka disekap dalam gudang bawah tanah.” Teriak salah satu dari personil polisi yang menemukan mereka. Sinar putih menyilaukan mata memenuhi ruangan. Suasana mendadak menjadi ramai, puluhan personil tim evakuasi bergerak cepat menyelamatkan para korban. Sirine polisi terdengar memekakkan telinga. Para awak media juga mulai berdatangan meliput operasi pemberantasan sindikat penjualan organ tubuh manusia itu.
“Sindikat penjualan organ tubuh manusia yang baru-baru ini meresahkan warga kini berhasil dibekuk. Para korban berhasil dievakuasi. Tidak ada yang selamat dari sindikat itu termasuk pemimpin mereka. Polisi mengaku ada yang telah membunuh semua anggota sindikat itu sebelum mereka datang. Siapa dalang dari semua. . . .”
PRANG !!!
Seorang pria berbaju formal duduk disebuah sofa panjang berwarna coklat. Didepannya sebuah televisi yang baru menayangkan berita terkini tentang sindikat gelap penjualan organ tubuh manusia pecah dengan percikan-percikan listrik disekitarnya.
“Sial! Hancur semua rencanaku. Siapa dia?” Umpatnya kesal saat mendengar berita kehancuran salah satu kelompoknya.
****
Mary berdiri didepan cermin kamar mandi rumah sakit. Setelah dievakuasi, mereka dibawa kerumah sakit dikota. Matanya memandang kesudut ruangan dan tersenyum saat menyadari sosok yang bergerak disana.
“Rose. . .” Panggilnya. Sosok bayangan itu mendekat kearahnya. Wajah mereka sama, hanya mata yang membedakan mereka. Rose memiliki mata yang lebih tajam dan raut wajah yang kurang bersahabat sedangkan Mary lebih lembut dan bersahabat.
“Sejauh ini semuanya berjalan sesuai rencanaku.” Gumam Rose. Mary menatapnya diam.
“Semuanya baru dimulai, Mary. Kita tidak akan bisa menuntaskan misi ini jika keadaannya masih sama seperti sekarang.” Ujar Rose pelan.
“Apa maksudmu?” Tanya Mary bingung.
“Kita perlu sekutu yang bisa berdiri dalam dua kepribadian sekaligus. Ia bisa menjadi manis dan berbahaya disaat yang bersamaan. Jadi, aku telah memutuskan untuk membentuk satu karakter lagi.” Jelas Rose. Matanya menatap kebelakang melalui sudut matanya. Saat itulah Mary baru menyadari ada sosok bayangan lain dibelakangnya.
“Perkenalkan karakter pembantu kita yang baru, namanya Alice.” Ucap Rose. Ia sedikit menyingkir kesamping memperlihatkan sosok Alice yang berjalan maju mendekat. Wajahnya cantik, lembut dan feminim.
“Mulai sekarang ia akan mengambil alih tubuh ini, kita akan menunggu disudut tergelap hatinya. Saatnya mengunjungi bos besar.” Rose berkata penuh tekanan.
“Selamat datang Alice.” Sapa Mary sebelum mundur menjadi bayangan dan membiarkan Alice mengambil alih tubuh mereka.
“It’s show time.” Sosok didalam cermin menyeringai kejam. Tak lama kemudian wajahnya kembali normal seperti tak berdosa menjelma menjadi sosok yang anggun dan lemah. Tubuh yang kini dikendalikan oleh Alice itu berjalan keluar dari kamar mandi dan memulai rencana terakhir mereka.
Menghancurkan sumber dari penderitaan mereka. Sang bos besar!
The End
Ini bagian terakhir dari ROSEMARY, semoga tidak terlalu mengecewakan.
aku post khusus buat yang merayakan idul adha besok ya, :DOR!
Terima kasih pada kalian yang mau menyempatkan baca kisah ini. sebenarnya aku gak terlalu suka ngegantung cerita seperti ini tapi setiap kisah pasti punya satu misteri yang tidak akan pernah terpecahkan. So, aku akan memberi kebebasan kepada kalian semua untuk berspekulasi dan menentukan ending yang kalian suka. :BAAAAAA
Terakhir, maaf bila masih banyak kekurangan. :aaaKaboor :NABRAKKACA
-
12 September 2016 pada 8:25 pm #107502Author5Keymaster
-
13 September 2016 pada 3:08 am #107563yuukikazawaPeserta
yeah….hahahaha :BAAAAAA
I know that was unperfect story. but, thanks for give me the chance.
:TERHARUBIRU
-
13 September 2016 pada 10:36 pm #107722AuliyaRahmanPeserta
Waduh, syerem iih.. :CURIGAH Rose, Mary, dan Alice, satu tubuh 3 kepribadian… :KAGEET :KAGEET.. Cerita misteri sering nya akhirnya ngantuk yaa… :PATAHHATI.. Makasih untuk cerita nya :HULAHULA
-
13 September 2016 pada 10:38 pm #107723AuliyaRahmanPeserta
Typo pulak.. :PATAHHATI maqsud aq, akhir cerita nya ngantung… :PATAHHATI
-
14 September 2016 pada 2:12 am #107738yuukikazawaPeserta
@YuliaRahman hahahaha….jangan-jangan pas nulisnya tadi itu beneran ngantuk makanya typo ‘ngantuk’. :BAAAAAA
keseringan jadi korban film misteri yang endingnya digantung, makanya saya jadi balas dendam nih. :ASAHPISAU2
-
14 September 2016 pada 11:44 am #107804asleyfionaPeserta
Rosemary mengingatkanku tentang panggil namaku 3X
Seremmmmm….. -
27 Oktober 2016 pada 6:04 am #226560farahzamani5Peserta
Jdi ini 1 tubuh 2 alter ya dan nambah 1 alter lgi, Alice
Selalu suka baca cerita yg ambil tema kepribadian ganda, kerennnn dah pokokny, btw btw, lanjut dongs, penasaran gmn cara Alice dan rencana terakhir mereka
Ya ya ya hihi -
28 Oktober 2016 pada 2:50 am #229345yuukikazawaPeserta
@farahzamani5
Thanks kak, ya jadi ada 3 alter.
Mau lanjut, hmmm….
Tapi udah di end, gimana dong
Ntar saya pertimbangkan, karena sepertinya menarik
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.