Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Lounge › Artikel & Tips Sehat Puasa Ramadhan › Kisah Pohon Nabi, The Only Living Sahabi
- This topic has 15 balasan, 16 suara, and was last updated 8 years yang lalu by Sakura156.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
17 Juni 2016 pada 1:20 pm #77948Au3Keymaster
Kisah Pohon Nabi, The Only Living Sahabi
Merdeka.com – Tumbuhan ini disebut-sebut sahabi, pohon yang diberkati. Karena pohon tersebut berhasil bertahan hidup di tengah ganasnya gurun Yordania selama 1400 tahun.
Letaknya di bagian utara padang pasir Yordania. Dalam radius ratusan kilometer, tak ada pohon lain yang hidup, menemani sang sahabi.
Pohon shahabi in tumbuh di bagian utara padang pasir Yordania. Pohon ini juga di sebut sebagai pohon yang di berkati. Karena pohon ini bisa bertahan hidup sampai sekarang di tengah panasnya gurun Yordania selama 1400 tahun.pohon ini juga bisa di katakan sebagai bukti kenabian dari Nabi Muhammad SAW. Umat islam juga mempercayai bahwa pohon ini sengaja di biarkan tetap hidup dan tumbuh subur oleh Allah SWT untuk menjadikan pengingat, kenangan, dan bukti sejarah masa lalu. pohon ini juga bisa di sebut pohon keberkatan, pohon ajaib, pohon keramat bahkan pohon yang aneh. Bagaimana tidak, pohon ini hanya sendiri di tengah ganasnya tanah padang pasir yang kering kerontang dan tetap hidup subur dan rimbun. Pohon ini juga tumbuh besar menyerupai pohon bringin. Hanya saja, dahan dan ranting pohon ini tidak menjalar ataupun serabut. Namun merunduk ke bawah.
Pohon yang ‘kesepian’ ini dipercaya sebagai saksi pertemuan biarawan Kristen bernama Bahira dengan Nabi Muhammad.
Pada zaman di saat nabi Muhammad SAW masih hidup, di ceritakan juga bahwa pohon ini adalah saksi pertemuan nabi dengan biarawan kristen bernama Bahira. Dulu ketika Nabi Muhammad melakukan perjalanan menuju Syam untuk berdagang, sebelum sampai ke sana Nabi Muhammad pernah berteduh di bawah pohon ini. Pada saat Nabi Muhammad berteduh di bawahnya, dahan dan ranting-ranting pohon ini mulai bergerak menaungi beliau dari panasnya terik matahari. Kemudian ada Seorang pendeta yang melihat kejadian ini, lantas mendatangi Maisarah yang saat itu datang bersama nabi. lalu menunjukkan pohon tempat berteduh Nabi Muhammad itu seraya berkata: “Hanya seorang Nabi saja yang berteduh di bawah pohon itu.”Dan terbuktilah, sampai hari ini pohon tersebut tetap subur bahkan di tengah-tengah padang pasir yang kering kerontang dan tidak ada tumbuhan yang hidup seperti itu. Allah SWT menghidupkannya dengan kehendaknya.
Inilah cerita mengenai Bahira dan pertemuannya dengan Nabi Muhammad kecil yang masih berusia 9-12 tahun, beliau bersama dengan pamannya Abu Thalib dalam perjalanan menuju Suriah. Bahira yang bertemu dengan kelompok tersebut mengajak mereka untuk beristirahat. Bahira yang kala itu adalah seorang biarawan sudah mempunyai firasat akan bertemu dengan bocah kecil yang akan menjadi Nabi terakhir. Dia mulai memperhatikan satu persatu orang yang datang. Namun tak di temuinya tanda-tanda mukjizat.Ternyata ada satu orang rombongan yang tidak ikut ke tempat Bahira. Yakni Muhammad kecil. Beliau diminta menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta. Bahira yang melihatnya merasa takjub karena diatas nabi Muhammad dahan dan ranting pohon tersebut merunduk seakan ingin melindungi Nabi Muhammad dari teriknya sinar matahari. Bahira pun tidak ragu untuk mengajak Muhammad kecil untuk ikut mampir dan bersantap bersama. Namun betapa terkejutnya dia ketika nabi muhammad berjalan menjauhi pohon, ada segumpal awan yang menaunginya dari sinar matahari. Kemanapun beliau pergi. Dari situlah Bahira sang biarawan yakin kalau pemuda itu adalah nabi teralhir yang sudah di ramalkan kedatangannya. Bahira kemudian berpesan kepada Abu Thalib agar menjaga Nabi Muhammad. Karena kelak, ia akan membawa berkah bagi kehidupan manusia. Namun tidak sedikit juga orang yang tidak menyukainya dan ingin mencelakainya. Saat ini, pohon bersejarah tersebut dilestarikan oleh pemerintah setempat. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin. Namun, siapapun bisa menyentuh dan berlindung di bawah cabangnya yang senantiasa rimbun.
Tiga manuskrip kuno yang ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Sa’d al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil calon rasul terakhir. Saat itu Muhammad baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Suriah.
Bahira bertemu dengan kelompok kafilah tersebut dan mengajak mereka untuk beristirahat. Bahira telah mendapat firasat kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir. Diperhatikannya masing-masing tamu. Namun tak satupun di antara mereka yang memiliki tanda-tanda mukjizat.
Ternyata masih ada satu anggota rombongan yang tidak ikut masuk ke tempat Bahira. Muhammad kecil diminta menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.
Bahira takjub menyaksikan cabang pohon tersebut merunduk untuk melindungi sang pemuda. Bahira pun meminta agar bocah kecil tersebut diajak berteduh dan bersantap. Konon, segumpal awan memayungi Muhammad ke manapun ia pergi.
Dari sanalah sang biarawan yakin kalau pemuda itu memang benar-benar nabi yang sudah diramalkan kedatangannya.Bahira lantas berpesan kepada Abu Talib untuk menjaga pemuda cilik itu, karena kelak ia akan membawa berkah bagi umat manusia. Tetapi tak jarang pula orang yang ingin mencelakakannya.
1400 tahun kemudian, pohon yang pernah meneduhkan Muhammad itu masih berdiri tegak, menjadi satu-satunya pohon yang berhasil hidup di tengah gurun.
Penemuan kembali pohon itu terjadi secara tak sengaja. Menurut situs Last Prophet, Pangeran Ghazi bin Muhammad menemukan manuskrip tentang pohon tersebut ketika memeriksa arsip negara.
Jika dirunut dari naskah-naskah tua tersebut, kemungkinan besar tempat terjadinya pertemuan Bahira dan Muhammad adalah di gurun Yordania.
Sejumlah ilmuwan dan cendekia pun diminta untuk memeriksa area tersebut. Berdasarkan pengamatan mereka, memang benar pohon tua tersebut yang disebutkan dalam catatan Bahira. Namun tentu saja, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan otentisitasnya.
Dilansir Green Prophet, Pangeran Ghazi menyebutkan,”Rasulullah duduk di bawah pohon ini.” Dan kenyataan bahwa pohon itu bersedia merundukkan cabang-cabangnya demi Muhammad merupakan bukti mengenai kesaksiannya terhadap kerasulan Muhammad. “Karena itulah kami menyebutnya sahabi dalam bahasa Arab.”
Sekarang pohon tersebut dilestarikan oleh pemerintah. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin. Namun siapapun masih bisa menyentuh dan berlindung di bawah cabangnya yang senantiasa rimbun.
Pengalaman Travelling ke Pohon Nabi
Detikcom, Amman – Yordania merupakan suatu negara yang kaya budaya dan sejarah menakjubkan. Cukup banyak situs sejarah para nabi yang terdapat di Yordania, mulai dari situs Nabi Nuh, Nabi Syuaib, Nabi Soleh, Nabi Musa, Nabi Isa, dan terakhir Nabi Muhammad. Demikian juga situ sejarah kekaisaran Romawi, kekuasaan Dinasti Umawiyah, Salahuddin al Ayubi dan masih banyak lagi torehan sejarah perdaban yang terjadi di bumi Kerajaan Yordania yang saat ini dipimpin oleh Raja Abdullah II.
Semua situs warisan sejarah itu menjadi destinasi wisata idaman turis mancanegara. Sebut saja objek wisata Laut Mati, Petra, Wadi Rum, Wadi Musa, Jerash, Ajloun, Mount Nebo, Gua Ashabul Khafi, Maqom Nabi Nuh, Makam Nabi Syuaib, Nabi Soleh, Pohon Nabi, dan masih banyak situs lainnya. Sangking banyaknya situs sejarah yang menjadi objek wisata ini, maka tidak cukup dua minggu waktu para traveller untuk mengjelajahi Yordania.
Di akhir minggu lalu, Duta Besar Teguh Wardoyo menyampaikan usul untuk berkunjung ke situs Pohon Nabi sehari menjelang bulan Ramadan kepada staf KBRI Amman. Pohon Nabi merupakan situs sejarah yang tergolong baru ditemukan oleh Pemerintah Yordania.
Sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (6/6/2016), Staf KBRI Amman Nico Adam berbagai pengalaman saat ia dan keluarga besar KBRI Amman berkunjung ke pohon nabi tersebut.
Dalam merealisasikan kunjungan tersebut tidaklah mudah, karena letaknya sekitar 150 km sebelah timur Amman, yaitu perjalanan ke arah perbatasan Irak dan Saudi, dan itupun masih memasuki jalan kecil berbatuan di tengah gurun batu yang dinamakan Al-Buqawiyah, sekitar 7 km untuk mencapai lokasi Pohon Nabi. Oleh sebab itu untuk berkunjung ke situs ini tidak bisa menggunakan kendaraan jenis sedan melainkan harus kendaraan four wheel drive. Karena situsnya masih baru jadi belum terdapat petunjuk jalan yang berwarna coklat menandakan objek wisata di pinggir jalan utama.
Dalam kunjungan ini, penulis dipandu dan disopiri oleh Muhammad Jalil, mahasiswa doktoral Universitas Yarmouk Yordania yang kini menjadi staf KBRI Amman. Selama perjalanan, Jalil banyak bercerita tentang situs pohon Nabi, maklum dia sudah cukup lama tinggal di Yordania jadi sudah banyak tahu mengenai objek wisata di daerah ini.
Jalil mengisahkan bagaimana pohon ini kembali ditemukan. Pohon yang disebut Pohon Nabi ini ditemukan setelah Pangeran Ghazi bin Muhammad yang baru kembali dari belajar di Universitas Cambridge setelah ditugaskan oleh sang paman, Raja Hussein, untuk bekerja di Perpustakaan Kerajaan.Di perpustakaan Royal Archives, Pangeran Ghazi mempelajari arsip negara dan sejumlah literatur, antara lain dokumen soal pohon yang pada masa Raja Abdullah I terlewatkan, tidak dimasukkan sebagai situs suci saat dilakukan inventarisasi. Pohon yang terletak di wilayah Safawi Provinsi Zarqa inilah yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Pendeta Buhaira.
Tiga manuskrip kuno yang ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Saad al – Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al – Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil calon rasul terakhir.
Saat itu Muhammad baru berusia 9 atau 12 tahun. Beliau menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke negeri Syam, negara Suriah saat ini.
Pada suatu hari, Pendeta Bahira mendapat firasat, kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir. Tiba-tiba ia melihat rombongan kafilah pedagang arab, dan melihat pemuda kecil yang memiliki ciri-ciri sesuai yang digambarkan dalam kitabnya.
Kemudian Bahira mengundang kafilah tersebut dalam sebuah perjamuan. Semua anggota kafilah hadir pada jamuan tersebut, kecuali anak yang ia tunggu-tunggu. Ternyata Muhammad kecil sedang menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.
Bahira keluar mencarinya dan ia sangat takjub menyaksikan cabang-cabang pohon Sahabi merunduk melindungi sang pemuda dari terik matahari. Dan segumpal awan pun ikut memayungi kemanapun Ia pergi.Bahira pun meminta agar bocah kecil tersebut diajak serta berteduh dan bersantap dalam perjamuan. Dia pun segera meneliti dan menanyai pemuda kecil ini dan menyimpulkan bahwa Dia adalah utusan terakhir yang di jelaskan dalam Alkitab.
Pendeta itu lantas memberi tahu Abu Thalib bahwa anak kecil yang turut serta dalam rombongannya (Nabi Muhammad) kelak akan menjadi Nabi. Pendeta Buhaira berpesan agar Abu Thalib menjaga Nabi Muhammad.
Perihal kisah ini juga dituliskan ahli sejarah Islam, Ibnu Hisyam, dalam buku Al-Sirah al-Nabawiyah. Kisah pertemuan Nabi dengan Buhaira juga dituliskan Ibn Sa’d al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari.
Liputan6.com, Jakarta – Pada momen Ramadan ini, alangkah baiknya kita mempelajari sejarah Nabi Muhammad SAW. Salah satunya yang mungkin tidak banyak diketahui orang adalah pohon Nabi Muhammad SAW. Kenapa dijuluki demikian? Ternyata ada sebabnya sendiri
Pohon tersebut sebenarnya hanyalah pohon biasa. Namun, pohon Nabi Muhammad SAW hingga sekarang masih hidup dan berbuah walau telah berumur ribuan tahun. Pohon ini seperti sengaja dibiarkan hidup oleh Allah SWT untuk menjadi pengingat dan bukti sejarah masa lalu.
Menurut sejarah, saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan menuju Syam bersama Maisarah untuk berdagang, beliau pernah berteduh di bawah pohon ini sebelum sampai ke sana. Pohon ini menaungi Rasulullah dari teriknya matahari dengan dahan dan daun-daunnya.
Pohon yang juga dijuluki “The Only Living Sahabi” atau “Sahabat Nabi yang Masih Hidup” ini terletak di tengah padang pasir Buqa’awiyya di Yordania. Secara geogragis, letaknya berdekatan dengan kota Bosra di Syria.
Kisah pohon Nabi Muhammad SAW ini pernah dimuat dalam film dokumenter berjudul “The Blessing Tree”. Di tempat ini pula, Rasulullah bertemu dengan Pendeta Buhaira yang melihat beliau berteduh di bawahnya.
Namun demikian, meski pohon Nabi Muhammad SAW diklaim telah berumur ribuan tahun, belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan berapa usia pohon itu sebenarnya.
Setelah perjalanan selama 2,5 jam dari Amman, akhirnya rombongan staf KBRI Amman sampai juga di lokasi yang dituju. Subhanallah kata yang takjub keluar dari mulut ini berulang kali ketika melihat pohon yang dijuluki Sahabi (sahabat Nabi), yang selama perjalanan diceritakan Jalil, dan telah menjadi saksi berteduhnya Rasulullah, masih hidup dengan subur.
Keberadaan pohon ini memang cukup unik, karena rasanya tidak mungkin bisa tumbuh di lingkungan tandus seperti ini. Pasalnya lingkungan sekitar pohon itu merupakan tanah kering berbatuan dan sangat gersang, sementara pohon Sahabi ini menjadi satu-satunya pohon yang tumbuh subur dengan daun yang rimbun. Meskipun bulan Juni ini matahari di tengah gurun sangat terik, namun akan terasa teduh ketika berada di bawah pohon Sahabi. Subhanallah.
Kini pohon tersebut dijaga dan dilestarikan oleh pemerintah Yordania. Bahkan disekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin. Ketika rombongan sampai ke lokasi ini, penjaganya langsung menyambut dengan ramah dan bahkan banyak menjelaskan sejarah pohon Sahabi ini kepada Duta Besar dan rombongan.
Namun sayang, tak dijelaskan apakah ada penelitian ilmiah yang menunjukkan berapa usia pohon tersebut. Sebab, jika keyakinan ini benar, maka pohon rindang yang usianya sudah lebih dari 1.400 tahun ini benar-benar merupakan pohon Sahabi atau ‘The Only Living Sahabi’ yang berarti sahabat nabi yang masih hidup hingga saat ini.
Jadi, apakah pohon itu benar-benar menjadi saksi perjalanan hidup Nabi Muhammad? Wallahu A’lam Bishawab.
-
17 Juni 2016 pada 1:34 pm #77952farahzamani5Peserta
Pernah diceritain kisah ttng pohon ini sma bu guru sejarah kebudayaan Islam pas MTs, semua murid terdiam dngr kisah ini, beliau klo cerita tuh bikin kita penasaran, antusias°2an dlm waktu yg bersamaan hihi
Ya Allah jdi kangen sma bu guru, sehat trs ya bu
Mksh ka infonya
-
17 Juni 2016 pada 2:11 pm #77958RisallyPeserta
Terima kasih infonya Kak @Author3
Jadi pengen ke sana,,, :ASIA
Tapi pas baca kalimat
Pohon yang kesepian ini” kok langsung inget k kak @Author4 sama @carijodoh ya,,,
mungkin karena senasib wkwkwkw :KETAWAJAHAD -
17 Juni 2016 pada 2:22 pm #77961arthms12Peserta
Waah infonya cukup panjang, ternyata banyak kalimat yg diulang ya~ menarik sekali, semoga bisa ke sana, thanks sharingnya kakak author3 :ASIA
-
17 Juni 2016 pada 2:35 pm #77972MichikaLeePeserta
masya Allah ..!!
Allah maha besar … !!
Chika pernah dengar sih ..nggak nyangka ini termasuk situs yang baru-baru ditemukan dengan kata lain sebeluum pangeran Ghazi , banyak yang tidak tahu asal-usul pohon ini hhm..
syukron jazillahh..pangeran Ghazi ^^
thanks kak @author3 ^^
-
17 Juni 2016 pada 4:46 pm #78010DeedewiPeserta
Pernah dengar dulu dari guru ngaji kisahnya Rasulullah sebelum jadi nabi bertemu pendeta Bahira. Tapi gak lengkap ceritanya, gak ada tentang Rasulullah yg berteduh di bawa pohon nabi cuma tentang Nabi yg berjalan di naungi awan aja.
Terimakasih Author3 untuk infonya, jadi tau ada pohon nabi. -
17 Juni 2016 pada 6:44 pm #78041zoedyaPeserta
Menambah wawasan… terimakasih (:
-
17 Juni 2016 pada 9:01 pm #78110wieambarPeserta
Terimakasih udah mengingatkan kembali kisah pohon ini salah satu pelajaran dr sejarah kebudayaan islam
-
17 Juni 2016 pada 10:02 pm #78151nurullchanPeserta
Ternyata begitu :AZHURA Sungguh besar kekuasaan Allah, pohon yg hidup sampai sekarang ditengah gurun yg gersang….
Terima kasih untuk info kak… :ASIA
-
17 Juni 2016 pada 10:11 pm #78159AnonimNon-aktif
Jadi inget masa masa dulu waktu masih ngaji di TPA :ASIA Suka sekali waktu guruku cerita ttg kisah Rasul waktu ikut pamannya berdagang :ASIA
Makasih kak buat share nya jd bisa nostalgia sama masa dulu :ARMENIA
-
17 Juni 2016 pada 10:15 pm #78164AnonimNon-aktif
-
18 Juni 2016 pada 12:21 am #78251ClaupherinPeserta
Cerita ini udah tahu dari dulu, tapi baru tahu sekarang kalau ternyata pohonnya terletak di negaranya Pangeran Hussein 2 hehehe
Jadi pengen cepat-cepat maen ke Jordan :KOPROL
Terima kasih untuk infonya kakak @author3 :AZHURA
-
18 Juni 2016 pada 3:54 am #78299
-
3 Desember 2016 pada 3:58 pm #308656pathirPeserta
Subhanallah, baru tahu ada phon ini
Thanks info nya -
3 Desember 2016 pada 4:06 pm #308661DalpahandayaniPeserta
Bru tahu lo
mksh -
6 Desember 2016 pada 10:32 am #311292Sakura156Peserta
Subhanallah.. Sungguh kuasa Allah, pohon ditengah gurun pasir pun dapat hidup hingga sekarang :wowkerensekali
Jadi pengen ke Yordania :PATAHHATI
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.