Di-tag: 

Melihat 15 pertalian (thread) balasan
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
    • #98241
      iyesari
      Peserta

      Judul: Istimewa

      Author: Iyesari

      Genre: Romance

      #Lomba Cerpen
      Note: Ikut ngeramein ya, sesuai permintaan sang soulmate.

      ==o0o==
       

      Galang memandangi dirinya yang terpantul di cermin yang berada di sisi lain lemari pakaiannya. Tubuhnya terlihat gagah dengan balutan pakaian resminya hari ini. Jas hitam garis-garisnya dipadu dengan kemeja putih dan dasi cokelat tua serta rompi yang bercorak sama dengan jas itu. Hari ini ia harus terlihat rapi dan menawan karena ia tidak ingin mempermalukan calon istrinya.

      Ya…hari ini dia akan menikah.

      Butuh perjuangan keras bagi Galang untuk mendapatkan cinta Elena. Gadis manis dengan rambut hitam panjangnya, bibir tipisnya yang tersenyum akan terlihat semakin tipis itu membuat wajahnya semakin terlihat manis. Satu lagi yang membuat Galang hampir tergila-gila pada gadis ini, dia istiewa. Di usianya yang masih terbilang muda, Elena sudah sukses sebagai seorang pelukis terkenal yang selalu menyumbangkan uang hasil lukisannya untuk yayasan panti sosial.

      Kegemaran Elena yang selalu membantu untuk anak-anak yatim piatu itulah yang membuat Galang akhirnya bisa bertemu dengan gadis itu. Suatu hari, ia ditugaskan oleh atasannya untuk datang ke sebuah panti asuhan dan mengundang anak-anak yatim piatu untuk datang ke acara syukuran ulang tahun anak bungsu atasannya tersebut. Di sanalah Galang bertemu dengan Elena. Gadis itu, bukan hanya sedang berkunjung, tapi dia juga tinggal di sana. Dia juga yatim piatu dan setelah sukses, dia tidak lantas ingin pergi dari sana. Baginya, panti asuhan itu adalah rumahnya, istananya dan ia mencintai seluruh yang ada di sana, bangunanya, orang-orang yang sudah membesarkannya dan tentunya, anak-anak di sana.

      Jatuh cinta pada pandangan pertama? Tidak, Galang bukan jenis laki-laki seperti itu. Ia jelas jatuh cinta, tapi tidak pada pandangan pertama. Dia jatuh cinta karena mengenal gadis itu lebih dekat. Sikap dewasanya dan keunikannyalah yang membuat Galang tidak bisa menolak pesonanya. Unik karena Elena adalah gadis yang selalu bisa membuatnya tertawa dengan semua kekonyolannya. Oh ya, dia adalah gadis yang selalu tampil apa adanya, tidak dibuat-buat.

      Cinta membuatnya ingin memiliki gadis itu, cinta juga yang membuatnya berjuang sampai dua tahun lamanya untuk meyakinkan Elena bahwa dia benar-benar serius dengan apa yang ia inginkan dan Cinta juga yang membuatnya bersedia menerima gadis itu apa adanya.
      **
      Enam bulan yang lalu…

       

      “Lena.” Galang memanggil nama itu saat memasuki ruang bermain anak-anak. Di sana tidak ada siapapun selain Elena dan kain kanvas serta alat-alat lukisnya.

      Gadis itu menghentikan gerakannya yang sedang menggoreskan warna biru di atas kanvas yang membentuk gambar sebuah pelabuhan dengan mercusuar dan lautan yang biru. Tubuhnya yang tadi sedang membungkuk, langsung membusung tegap. “Galang,” jawabnya dengan suara yang sedikit serak. “Kamu mampir lagi?”

      Galang mendekat, suara sepatunya terdengar mantap. “Iya. Aku bawa ice cream untuk anak-anak hari ini.”

      Elena berdiri dari posisinya yang sedang duduk di lantai dan menghadap ke arah Galang. “Kamu tidak perlu terus-terus melakukan itu, Lang. Sekeras apapun usaha kamu, jawaban aku tetap sama.”

      Galang mengeraskan rahangnya. Tangannya terkepal erat di saku celananya, ia menoleh ke samping, ke arah jendela yang menampilkan pemandangan halaman luas panti beserta anak-anak yang sedang bermain di sana. “Kenapa kamu tidak mengerti juga?” ia mendesis, lalu menoleh lagi ke arah Elena. “Aku akan terus datang sampai kamu kasih jawaban yang pasti kenapa kamu menolak lamaran aku.”

      Elena menggelengkan kepalanya. “Kamu sudah tahu alasannya.”

      “Itu bukan alasan yang masuk akal, Elena.” Suara galang meninggi.

      “Itu yang paling masuk akal.” Elena berteriak frustrasi hingga rona di wajahnya memerah. “Aku bukan wanita yang pantas untuk kamu, Lang. Aku rusak, aku cacat.”

      “Aku tidak peduli dengan itu, Lena.”

      “Tapi, aku peduli. Kenapa kamu tidak pernah mengerti? Kamu tampan, kamu baik, kamu juga mapan, kamu bisa dapatkan wanita yang lebih baik dari aku. Sedangkan aku? Aku hanya akan menorehkan rasa malu di wajah kamu nanti, Lang. Apa kamu tidak memikirkan hal itu?”

      “Tidak. Sama sekali tidak,” jawab Galang tegas. “Aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan, tentang masa lalu kamu, tentang keadaan kamu.”

      “Tapi, aku peduli!” Elena kembali berteriak frustrasi. Ia berbalik sambil menahan diri untuk tidak menangis, tapi apa yang bisa ia lakukan? Airmata itu jatuh dengan sendirinya di wajahnya. “Apa yang bisa wanita sepertiku lakukan nanti setelah menikah?”

      “Kamu tidak perlu melakukan apa-apa. cukup berada di sisiku, cintai aku dan bahagia bersamaku, dan anak-anak kita.”

      Airmata Elena jatuh semakin banyak ketika mendengar kata anak-anak. Oh Tuhan, itu adalah mimpinya selama ini. Memiliki seseorang yang ia cintai, menikah, lalu memiliki anak-anak yang lucu dan hidup bahagia selamanya. Mimpi sederhana setiap wanita, tentu saja. Tapi? Apa wanita sepertinya pantas untuk mendapatkan itu semua?

      Elena menggelengkan kepalanya. “Tidak, jawabannya tetap sama. Aku tidak mau menikah denganmu.”

      Galang lagi-lagi harus mengeraskan rahangnya, ia mengulurkan tangannya, memegang bahu Elena dan memutar tubuh gadis itu agar menghadap padanya. “Kamu tidak mencintaiku?” Elena diam, ia memilih untuk memalingkan wajahnya ke samping. “Jawab aku, Elena. Katakan kamu tidak mencintaiku, maka aku akan menyerah.”

      Bibir gadis itu bergetar, ia mengigitnya agar bisa kuat dengan desakan yang diberikan oleh Galang. “Aku…”

      “Kamu mengajarkan pada anak-anak untuk tidak berbohong, maka jangan berbohong, Elena. Jawab aku dengan jujur.” Mata Galang menatap dengan penuh keyakinan.

      “Aku tidak pantas mendapatkan cinta kamu.” Elena menggeleng, membuat airmatanya semakin berjatuhan.

      “Siapa yang memutuskan hal itu? Cinta ini milik siapa, Elena? Milikku, maka dari itu, aku yang memutuskan apakah kamu pantas atau tidak, Elena.”

      Pertahanan Elena hampir runtuh, ia tidak bisa terus didesak akan sesuatu yang memang ia inginkan. Tidak bisa bertahan dengan penolakan yang sebenarnya tidak ia inginkan. “Aku akan membuatmu malu,” isaknya tertahan.

      “Demi Tuhan. Kapan kamu bisa mengerti? Jika aku malu, aku tidak akan melamarmu. Seperti yang kamu bilang, aku bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih sempurna dari kamu, itu benar. Aku bisa mendapatkan siapa saja selain wanita yang melukis dengan kakinya. Yang memiliki jari-jari indah untuk aku genggam, tapi yakinlah, Lena. Kamu bahkan bisa diandalkan dari mereka yang sempurna. Kamu tidak perlu tangan untuk meraihku, biarkan aku yang merengkuhmu. Kamu tidak perlu tangan untuk melindungiku, biarkan aku yang melakukan tugas itu.”

      Elena tidak mengatakan apa-apa lagi, ia terlalu sibuk menangis dengan kepala tertunduk dalam. Galang meraih wanita itu dan memeluknya dengan sangat erat. “Aku harus melakukan apa untuk membuktikan bahwa aku serius? Aku tidak pernah seserius ini pada seorang wanita, tidak pernah sampai ingin menikahi mereka. Kumohon, Elena. Jangan siksa kita berdua dengan penolakan kamu. Aku tahu, kamu juga mencintai aku.”

      Elena tidak bisa menahan dirinya lagi, ia memejamkan matanya dengan isak yang terus keluar dari mulutnya.

      “Lihat, betapa serasinya kita berdua,” ujar Galang seraya menatap pantulan mereka yang sedang berpelukan di kaca jendela.

      Elena juga melihatnya, memang tidak ada yang salah dari pelukan itu, hanya saja. “Aku bahkan tidak bisa membalas pelukanmu,” lirihnya sedih.

      “Jangan. Biar aku yang memelukmu.” Galang mengeratkan pelukannya. Lama mereka berpelukan, tidak ada seorang pun yang berniat menjauh, mereka sama-sama menikmati kebersamaan itu. Pelukan hangat itu begitu nyaman untuk dilepaskan.

      Galang menyentuhkan pipinya di rambut terurai gadis itu. “Satu hal yang selalu aku banyangkan adalah mengikat rambutmu yang indah ini.” Elena tertawa, ia memejamkan matanya sambil mengembuskan napasnya panjang. Galang menunduk agar bisa melihat wajah Elena dan mengusap wajah gadis itu. “Menikahlah denganku, Elena.”

      Elena mendongak, ia bisa melihat kesungguhan di mata itu, sama sekali tidak ada keraguan dan apakah nanti akan ada penyesalan? Entahlah, Elena lelah untuk menduga-duga. Kenapa tidak ia cari tahu saja sendiri, dengan resiko yang akan ia lihat nantinya. Perlahan, ia pun menganggukkan kepalanya. “Jika kamu benar-benar ingin menikahi wanita cacat ini.”

      “Sssstt….Kamu tidak cacat, sayang. Kamu istimewa…”
      **
      Dia tidak sempurna. Elena…

      Ketika usianya tujuh tahun, ia mengalami kecelakaan bersama kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya meninggal, sedangkan ia harus kehilangan kedua tangannya karena diamputasi. Seluruh keluarganya menghilang, ia seperti terbuang karena keadaannya yang cacat dan pasti akan merepotkan. Elena merasa kesepian, ia merasa sedih karena tidak diinginkan dimanapun juga. Tetapi, dia tidak menyerah dengan keadaan. Dia memang tidak memiliki tangan lagi, tapi dia masih memiliki kaki yang bisa ia gunakan.

      Ya, dia berusaha dengan sangat kuat agar bisa mandiri, melakukan segalanya seorang diri, bahkan dia ingin bisa diandalkan oleh seseorang.

       

      Karena itu, Galang jatuh cinta padanya…
      **
      Pernikahan itu berlangsung khidmat. Semua yang berada di sana terlihat bahagia dan menanti-nanti acara puncaknya. Ketika ijab kabul itu sudah diucapkan semua bersorak, gembira dan haru bercampur menjadi satu. Semuanya ikut bahagia.

       

      “Silahkan pasangkan cincinnya,” ujar sang penghulu.

       

      Cincin diserahkan. Elena menatap kotak cincin itu dengan sedikit was-was. Ia melirik ke arah orang-orang sekitar, namun tidak ada yang memasang ekspresi yang seperti ia takutkan. Ia lalu menoleh pada Galang yang sama sekali tidak peduli dengan kenyataan bahwa cincin itu tidak akan bisa disematkan di jari manis Elena.

       

      Galang memasangkan cincin itu pada rantai kalung yang terbuat dari besi yang tipis, namun kokoh. Ia mengalungkan cincin itu di leher Elena, lalu memakai sendiri cincin miliknya di jari manisnya. Setelah itu, ia tersenyum. Senyum yang merekah sangat lebar.

       

      Dia bahagia….

       

      Elena tidak bisa berkata-kata lagi, ia pun tersenyum mengikuti Galang. “I love you,” bisik Galang sebelum mencium dahi Elena.

       

      “I love you more.”

       
      **
      The End

       

      1.473 words ya Kak Git… jangan nuntut sampe 2000 ya. ini da pas…wkwkwk…byee… ;YYYYUHUI  :sampaijumpalagi

       

       

       

    • #98243
      Belleindream
      Peserta

      bagus ahjumma.. Mencintai apa adanya.. So sweet mau satu dong yg kayak galang..

    • #98249
      choniAhshofa
      Peserta

      Cho jadi inget pasangan yang pernah diundang ke hitamputih, gg beda jauh sama galang-elena mungkin, ketika mereka memutuskan untuk menikah, tapi akhirnya juga happy after ever forever  :happyhappy

      “Jangan. Biar aku yang memelukmu”  :merayu

      Kakak ahjumma  :YYYKISS

       

    • #98274
      princesskarin
      Peserta

      Ini penuh perasaan sumpah. Saya sangat terharu bacanya.
      Kebahagiaan Galang dan kesakitan Elena tersampaikan dengan baik.
      Saya harap masih ada banyak lelaki seperti galang di luar sana.

    • #98275
      NUMEYA
      Peserta

      Biarkan aku menjadi tangan mu… yaampunn galanggg boleh minta satu nggak cowo kaya dia?

      Cinta tanpa syarat… cerita ini menjelaskan hal itu…

      Sukaaaa bangetttt…

    • #98345
      z
      Peserta

      keren,, bikin baper

    • #98433
      ElvaZavier
      Peserta

      Ini kaya cerita nyata yaa . Aq inget pasangan yg diundang d hitam putih. Pdhl cowoknya ganteng dan kaya, tp memilih wanita yg cacat. Dia juga menguncir rambutnya dgn telaten.

      Sungguh mengharukan ahjumma … kalo qta baca dr cerpen ini kaya hal yg mustahil yaa, seperti cuman ada di dunia dongeng. Padahal sejatinya kisah itu ada ..

      :YYYPEDIH

    • #98608
      nurullchan
      Peserta

      Ini sungguh mengharukan :YYYPEDIH  saya berharap  masih ada cowo yg ky galang, yg mau menerima pasangannya apa adanya :xxxAuthor2

    • #98677
      yoonnee88
      Peserta

      terharuu banget perjuangan cinta galang ke elena :YYYTERHARU  :YYYTERHARU :YYYTERHARU

    • #99383
      SairaAkira
      Keymaster

      @iyesari aku sampe ikut bahagia bersama galang dan elena.
      Elena memerdekakan dirinya dari belenggu “cacat” dan mengubahnya menjadi istimewa.

      Thanks for sharing the story

    • #99765
      yoonilee85
      Peserta

      so sweet.. terharu saya..  :PATAHHATI

    • #102775
      kagita1
      Moderator

      Kakak eeoooooooon, my soulmate, kesayangan. Ya Allah. Ini sukses bikin baper. Keren ihh. I don’t expect this. But, this very nice feeling that I got. :PELUKRINDU  :PELUKRINDU  :PELUKRINDU

      Gak kerasa kalau ini cerpen. Penggambaran alurnya bagus. Penempatan konfliknya juga bagus. Dari awal cerita, aku anggap yg dimaksud istimewa itu karena dia sukses di usia muda dengan lukisannya dan dia selalu menyumbangkan uang hasil menjual lukisannya ke panti asuhan. Tapi kemudian, di tengah-tengah cerita, pikiran itu mulai dipertanyakan. Arti istimewa sudah bukan lagi soal dia yg seperti itu. Dan, kaget setelah tahu yg dimaksud Elena istimewa itu karena di cacat tanpa tangan, tapi bisa melukis dengan kakinya. Astaga, aku suka banget konfliknya.

      Ini cerpennya hampir tanpa cacat. kekurangannya hanya di bagian yg flashback itu sebaiknya penulisannya dicetak miring untuk menegaskan kalau kisah yg diceritakan adalah mundur ke waktu di masa lampau. Dan, beberapa kesalahan ejaan seperti:

      * Penulisan partikel ‘pun’ yang dipisah dari kata dasarnya. Contoh: siapa pun, kapan pun, apa pun. Kecuali kata yg sudah paten penulisannya digabung. Contoh: meskipun, walaupun, bagaimanapun.

      * Penulisan kata yang menunjukkan tempat dipisah. Termasuk: di mana, di sana, dll.

      * Penulisan airmata dan terimakasih dipisah. Ini kesalahan yg paling sering dilakukan penulis. Jadi, yg benar ‘air mata’ dan ‘terima kasih’.

      * Yang benar ejaannya ‘silakan’, bukan ‘silahkan’.

      Selebihnya, udah bagus.  :MAWARR

       

      Makasih banyak buat cerpen bapernya, kakak eon.  :KISSYOU

    • #102854
      famelovenda
      Moderator

      Kak iyeeeee….. Bisaan yaaa bikin ceritanya, ini ngingetin sama kisah nyata yang pernah aku lihat beritanya s!kilas. Saat itu, aku cuman ngerasa kagum sama cowoknya tanpa memikirkan hal lainnya tapi setelah baca ini, aku jadi bisa ikut membayangkan bagaimana perasaan wanitanya, proses pernikahan dan juga proses memenangkan hatinya.
      Kereeeennn dan ikut bahagia untuk mereka. Ah, senangnya kalo mengakhriri membaca cerita dengan senyuman :MAWARR

    • #103069
      farahzamani5
      Peserta

      Ya Allah, malming baca cerpen ini, fix bikin baper & bikin pengen hihi
      Ka iye tanggung jawab dah, ini ngetik sambil ngelap tetes2 air mata kebahagian ‘eaaaaa’
      Ikut bahagia akan kisah cinta galang & elena
      Cinta itu buta, bukan buta artian negatif tp buta akan kekurangan pasangan, krna kekurangan itu tertutup sempurna oleh kelebihan
      Aduhhh Ya Allah baper ini baper

    • #103687
      TiwiWhielfElf
      Peserta

      Terharu :kipaskipasan  :inlovebabe

    • #105178
      dianisah
      Moderator

      Aaakkk (entah udah berapa kali aku teriak hari ini. Wkwk)

      Aku meweeekk, emang dasarnya gampang baper sih kalo baca cerita beginian. Ini baguuuss. Dengan jumlah kata yg dibatasi, kak iye bisa bikin cerita yg runut dan jelas. Aku nggak ngerasa ada plot yg missing, semuanya full disajikan dengan penuh cinta  :NGEBETT

      Aku nggak minta galang, karena galang cuma punya elena, udah taken, bok!

      Aku mau minta sodaranya galang yg masih single aja, ada nggak?? Atau pengen ketemu mamahnya galang, ibu luar biasa yg berhasil didik anak dengan karakter luar biasa pula *mulai ngelantur*

      I love you full, kakak eooon. Ditunggu postingan cerita lainnyaaa.. hihi  :aaaKaboor

Melihat 15 pertalian (thread) balasan
  • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.