Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › [DIRGAHAYU-RI] Venustraphobia
- This topic has 4 balasan, 5 suara, and was last updated 8 years, 4 months yang lalu by famelovenda.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
21 Agustus 2016 pada 1:17 am #99799babyurlrPeserta
Dalam kesendirianku aku berfikir bergeming, apa aku harus mengatakannya?
Aku masih menatapnya dari jauh untuk kesekian kali. Ku lihat lekuk tubuh indahnya yang memakai seragam kerjanya hari ini. Ia memakai kemeja biru langit yang bermotif bunga-bunga diselingi dengan rok hitam ketatnya. Wanita itu mulai memoleskan bedak tipis yang hampir berwarna sama dengan kulitnya. Pipinya yang tirus membuatnya semakin lebih menawan. Belum lagi bibir tipisnya yang mengundang selera lelaki manapun untuk sekedar bersapa dengan si merah itu.
Cupu. Itu yang aku gambarkan pada diriku sendiri. Untuk kesekian kalinya aku membuntutinya lagi. Bodoh, aku bodoh. Aku seakan-akan sangat terintimidasi dengan pesonanya. Aku tersenyum kembali. Ia mulai menaiki angkot jurusan yang pasti aku sudah ketahui. Tempat kerjanya berada di daerah Ahmad Yani, dekat dengan Cafe Glass tempat biasanya ia berbincang dengan teman lama atau teman sekantornya. Wanita itu memandang ke arah luar jendela. Ibukota memang tak ada habis-habisnya ditimpa macet yang luar biasa kurang ajar, padahal ini baru jam setengah 7 pagi. Aku juga tau ia sebenarnya baru masuk jam 8, ia ingin menghindari macet yang membuatnya bisa telat bekerja.
Ia mendesah pelan. Kerja, kerja, kerja. Itu yang ia pikirkan setiap hari.
“Aku harus mencari uang!” Batinnya memaksa bersemangat.Kehidupan di era sekarang terutama di negeri komodo ini banyak berubah. Aku biasanya melihat para wanita-wanita mencuci-cuci baju, mengupas bawang di teras halaman kompleks- maaf mungkin dahulu bisa dibilang kampung mereka. Masih banyak hutan lebat, perkebunan tebu dan pertanian padi dimana-mana. Mobil termahal dan terpopuler adalah Absolute Corona keluaran Toyota yang tak mau kalah dengan mobil Honda Civic. Mobil ini beredar luas pada tahun 1992-1997 dan umum kebanyakan menggunakan merah maroon untuk catnya.
Aku masih mengingat wajah polosnya yang baru memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama. Waktu itu ia diantarkan ayahnya yang berprofesi sebagai pegawai PNS. Aku membuntutinya pertama kali waktu itu. Setelah ia memakan sarapan sekedar susu putihnya, ia melangkah dengan girang menaiki mobil baru ayahnya.
Biayah. Nama mobil itu. Mobil Ayah- adalah kepanjangannya.
Ia mengikat rambutnya seperti ekor kuda, dan memperlihatkan leher jenjangnya. Mungkin ia sudah pubertas waktu itu. Ah membayangkannya saja waktu saat-saat itu membuatku malu.
Sekarang gadis remaja yang aku temui tahun 1995 sudah dewasa. Ia yang asli Madiun itu telah berpindah ke ibukota untuk sekolah perguruan tinggi dan mencari nafkah. Tapi tak apa, aku masih bisa membuntutinya walau hanya dalam kurun setengah hari.
Mungkin jika kau tak mengenalku kau pasti akan mengira aku adalah om-om aneh atau pedofil yang menggilai orang sampai sebegitunya. Tapi aku tak membantahnya, karena aku memang sudah tua. Tetapi jangan mengira dengan usiaku yang sangat tua ini, aku sudah rentan. Sebaliknya, aku masih bisa berdiri dan muncul dengan lantangnya walaupun kadang aku pergi tak meninggalkan salam.
Ku amati lagi masih dengan senyum sumringah di sudut bibirku.
Ah aku melihatnya sedang berbincang di kantin perusahaan dengan rekan kerjanya.Aku menguping sedikit-sedikit lewat celah jendela yang hampir 90% tertutup oleh korden.
“Aku mengandung sudah 3 bulan teman! Jangan lupa berikan aku hadiah saat aku melahirkan, oke?” Ujarnya dengan berbunga-bunga. Kau bisa melihat dengan jelas di alat pengelihatannya.
Dia mengandung?
Dengan senyum getir. Tak tersangka dengan aksiku yang seperti ini mengundang temanku datang.
“Hai besar, mengapa kau sedih, gara-gara kau aku jadi muncul! Padahal aku ingin beristirahat sejenak melepaskan penat.”
Ah lihat siapa yang berbicara berani-beraninya ia berbicara denganku seperti itu.“Apa kau tak tau aku sedang sakit hati karena wanita?” Jawabku dengan serius masih redup.
“Dasar klise! Makanya seperti aku dong, laut, sungai, air tanah, danau, semuanya membutuhkanku!”
“Banyak omong kau. Sudah pergi kau.”
Omongan dari makhluk tak-berguna-tetapi-berguna itu setidaknya sedikit berhasil memotivasiku untuk kembali dari keterpurukan.
Kutatap lagi dari jendela, aku baru sadar ternyata aku sedih dengan sia-sia. Dia bahagia, bukannya aku juga harus bahagia?
Bahagia mulut! Aku masih dijajah oleh perasaan gila ini!
Dari umurnya yang masih 15 tahun sampai yang sekarang 36 ini aku masih mengejarnya. Dan aku tak pernah bosan bahkan tak pernah jera untuk memandang wajah manis sawo matang Jawa-nya.
Ia kembali ke dunia kerja. Ia mengetik presentasi hasil produk yang akan diluncurkannya 2 bulan kedepan. Wanita itu terhenti tatkala ada bunyi ting dari Oppo-nya.
-1 pesan masuk.-
Dari: Ayah anak-anakku.
Untuk: Dini.Jangan lupa jam 7 malam, luangkan waktumu untuk aku, Husna dan calon anak kita, Faiza.
Dari: Dini
Untuk: Ayah anak-anakku.Siap komandan, 86!
Dari: Ayah anak-anakku.
Untuk: Dini.Jangan hanya tulisan loh Din. Aku tunggu di rumah ya, aku bela-belain pulang cepet.
Dari: Dini.
Untuk: Ayah anak-anakku.Ya kapten! Aku pulang jam 6, cuma buat kamu.
Jam 7 malam? Aku harus pergi, karena itu sudah kodratku. Aku tak seharusnya membuntutinya saat dia hendak berhubungan dengan keluarganya. Dia sudah mempunyai suami dan anak, cupu! Aku akan pergi dari kehidupannya dengan cara berhenti membuntutinya lagi.
Basi, busuk, gak berguna apa yang kau katakan semua tadi, bodoh! Kau akan terus mengikutinya kembali esok hari. Selama 21 tahun itu yang kau ucapkan dan tak ada hasil. Semua hanya omong kosong belakang, karena kau sangat mencintainya.
Batin yang mungkin sudah hafal dengan tabiatku.
Pagi hari kembali lagi, yang berarti bahwa aku membuntutinya untuk kesekian ribuan kali. Hari itu tak seperti biasanya. Ia menggunakan kemejanya yang lusuh padahal ia adalah orang yang sangat rapi. Ia juga baru memasuki angkot pukul setengah 8. Aku keheranan mengapa wanita yang kuketahui tak pernah ada kata terlambat bisa ceroboh seperti ini? Ku intip dari jendela angkot yang kebetulan seluruhnya terbuka.
“Proposal Peluncuran Produk Baviar Sepatu. -Oleh: Andini H.”
Jadi ia sedang mengerjakan produk barunya yang akan dipresentasikan hari ini. Mungkin dia menggunakan sistem kebut semalam, makanya ia bisa sampai telat pagi ini. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk wanita berambut sebahu tersebut. Saat itu seiring berjalannya waktu aku pun mulai menuju perlahan ke atas, pukul 8 lebih 10 menit.
“Andini, kamu tau kan konsekuensi kamu jika terlambat 5 menit lagi? Kamu tidak jadi presentasi, produk kamu langsung digagalkan! Jangan membuat manajemen produksi rusak gara-gara kamu ya!”
“Maaf pak, saya lupa kalau hari ini presentasi harus sudah jadi, saya akan meminta maaf kepada manajer umum. Sekali lagi saya minta maaf pak.” Wajahnya memperlihatkan kepedihan dan melas memohon.
“Ya cepat.” Tegas atasannya, kasar.
Aku sungguh tak rela melihatmu dimarahi oleh atasanmu, padahal hari ini kau akan presentasi produk barumu. Ternyata tak semua yang aku inginkan berjalan sesuai dengan apa yang aku mau.Aku hari ini kembali marah, kesal, benci pada diriku. Dengan bajingannya lagi aku bersembunyi. Kawan-kawanku yang selalu berada di dekatku menitikkan air mata dan ada menggelegarkan suara agungnya.
Aku terdiam. Dengan pelan-pelan aku mengintip. Ia membawa sebuah payung dan mengibas-kibaskan tangannya mencari angkot untuk pulang.
Aku tersentuh, lalu dengan perlahan aku muncul kembali, sehingga ia bisa menurunkan payungnya. Aku juga minta temanku untuk mengecat alam sekitar dengan berwarna-warni, warna kesukaan wanitaku.
Aku tak tau harus mencintaimu dengan cara apa, karena aku hanya seorang mentari, yang mungkin akan merdeka hanya dengan menerangimu. Aku akan pergi, tidak aku hanya sebagian pergi karena aku harus menyinarimu agar kamu hidup dan tak lagi susah payah menaikkan payungmu.
Kali ini aku tak hanya omong kosong. Seorang yang berumur sudah ribuan abad harus memegang omongannnya kali ini.
20 Agustus 2016, aku akan menghentikan pembuntutanmu padaku, dan aku akan menyinarimu saja, tanpa membuntutimu dan mencintaimu.
-
21 Agustus 2016 pada 9:41 am #99906Park HeeniPeserta
ternyata si mentari bisa jatuh cinta juga ya, kasian…. :PATAHHATI
-
21 Agustus 2016 pada 10:02 am #99916farahzamani5Peserta
Ini jlebbbbbbb, cinta bertepuk sebelah tangah hihi
Yg laen cinta beda usia, beda pulau, beda negara dll. Lahhh ini cinta beda apa????huhuhuhu
Pas ditengah, saya mikir jngn2 dia hantu hiii, jngn2 si dia suaminya, jngn2 jngn2, aduhh kebnykan jngn2 ny
trnyata makin ke akhir, si dia itu sebuah benda angkasa toh
Bagussss ka, lanjutkan tulisanmu hihi
Keren lah ini -
21 Agustus 2016 pada 3:53 pm #100012yoonilee85Peserta
aiiiiiiih mentari co cwiiiiit..
ada yg kelupaan nyantumin nama author, genre, sama hashtag lomba cerpennya. ayo dicantumin dulu..
semangat.. :YUHUIII
-
27 Agustus 2016 pada 2:30 am #102860famelovendaModerator
Alamaaaak ternyata mentari, kirain om2 dengan perut buncit dan kepala hampi botak gitu :NGAKAK
Eh iya, sayang banget ga ada nama author dan hashtagnya padahal ceritanya bagus :CURIGAH
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.