Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › (DIRGAHAYU RI) SRIKANDI MERDEKA
- This topic has 10 balasan, 11 suara, and was last updated 8 years, 4 months yang lalu by tsalispark.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
16 Agustus 2016 pada 6:03 pm #98096Au3Keymaster
Cerita ini sebenarnya hendak dimasukkan ke list kumpulan cerita tentang perempuan di hari Kartini lalu, tapi batal karena tidak selesai tepat waktu hahahaha, ini sebenernya prolog saja dari kisah sinetron yang panjang wkwkwkwk , tapi bisa menjadi sebuah cerpen yang berdiri sendiri.
Author kan ga boleh ikutan lomba, jadi author ikut ngeramein aja ya. hehehehe :YYYPATAHHATI
Kadang-kadang makna merdeka bagi seseorang memang berbeda-beda, apalagi di jaman dimana kita tak lagi berperang dimana arti dari penjajahan dan kemerdekaan menjadi semakin kompleks. Begitupun makna kemerdekaan bagi sosok Srikandi dalam kisah ini, yang mungkin juga dirasakan oleh banyak perempuan di dunia.Author : Author3
Genre : Apa ya?
SRIKANDI MERDEKA
Srikandi duduk di tepi ranjang, matanya menerawang meskipun tangannya tetap bergerak pelan melipat dan merapikan kembali satu demi satu pakaian yang berada di atas ranjang, lalu memasukkannya ke dalam koper besar terbuka yang ada di depannya.
Sesekali Srikandi menggerakkan lengan untuk mengusap matanya yang terasa panas, merembeskan sisa-sisa air mata yang mungkin telah mengering sumbernya karena dikuras terus dan terus dari hari ke hari.
Keputusan yang diambilnya ini adalah keputusan yang menghancurkan hati. Melawan seluruh nilai yang dianut dan diajarkan oleh ayah dan ibunya di waktu lampau ketika mengantarkannya ke pelaminan.
Dirinya masih teringat akan doa ibunya dulu, doa yang diucapkan dalam isak air mata dan ketulusan meraja ketika dirinya sungkem di pangkuan Sang Ibu, dalam baju pengantin dan kebahagiaan naif seorang perempuan yang jatuh cinta.
Jadilah istri yang baik. Patuhilah suamimu dan berusahalah memenangkan cintanya setiap saat, niscaya rumah tanggamu akan menjadi rumah tangga yang bahagia sampai akhir hayat.
Srikandi masih ingat setiap patah kata nasehat Sang Ibunda ketika beliau menghelakan jemarinya untuk digenggam suaminya yang sudah menunggu di pelaminan. Menyerahkan tanggung jawab seorang ibu kepada sosok suami yang seharusnya menjaga dan mencintai istri yang sekarang berada di bawah tanggung jawabnya.
Mas Arjuna adalah sosok suami yang dahulu Srikandi percaya. Dengan senyumnya yang lembut, sikapnya yang kebapakan dan perhatian tulus yang dilimpahkannya kepada Srikandi pada masa-masa pendekatan mereka. Lelaki itu adalah sosok yang cukup sempurna, apalagi berasal dari keluarga baik-baik, sudah mapan dalam hal finansial dan memiliki wajah yang sangat tampan. Karena itulah, kebahagiaan Srikandi begitu besar ketika lelaki yang begitu sempurna ternyata menjatuhkan hati kepadanya dan melamar dirinya.
Sayangnya kehidupan setelah pernikahan ternyata tidak semulus kisah-kisah cinta romantis yang selalu dibacanya. Suaminya ternyata memiliki sisi lain yang tidak pernah ditunjukkan sebelum menikahi Srikandi.
Mas Arjuna ternyata punya kecenderungan melampiaskan kemarahannya secara fisik, memukul, menampar, menendang bahkan menjambak rambutnya tanpa ampun. Kekerasan fisik itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari ketika lelaki itu tidak bisa mendapatkan apa yang hatinya mau dan menjadikan Srikandi pelampiasannya.
Pertama kali topeng suami sempurna itu terkoyak adalah ketika Srikandi terlambat pulang karena ada acara makan-makan salah satu teman kantornya yang sedang berulang tahun. Dia sebenarnya sudah menghubungi suaminya untuk meminta izin, tetapi ponsel suaminya mati dan tidak bisa dihubungi.
Pada akhirnya, Srikandi baru sampai di rumah jam sepuluh malam, dia menuntun motornya memasuki garasi dan melangkah lewat pintu tembusan yang langsung menghubungkan ke ruang televisi. Waktu itu seluruh ruangan sudah gelap dan lampu-lampu dimatikan, membuat Srikandi mengerutkan kening karena tidak biasanya Mas Arjuna sudah tidur di jam-jam seperti ini.
Kemudian mata Srikandi menemukan sosok suaminya itu, sedang duduk dengan tubuh kaku di atas sofa yang berada di ujung ruangan. Srikandi menyentuh dada untuk menenangkan jantungnya yang berdebar karena terkejut dan tidak menyangka menemukan sosok suaminya yang duduk di kegelapan seperti itu.
“Mas… kenapa semua lampu dimatikan?” Srikandi bertanya lirih, entah kenapa tiba-tiba ketakutan merayapi hatinya ketika sekilas dia melihat bayangan wajah suaminya yang tampak mengerikan dan berbeda dari biasanya.
Mas Arjuna tidak mengatakan sepatah kata pun, lelaki itu tiba-tiba berdiri, merangsek dari kursinya, menyerbu ke arah Srikandi hingga tubuh Srikandi terdorong ke tembok. Mas Arjuna menggunakan salah satu tangannya yang kuat untuk mencengkeram dagu Srikandi, tidak menahan-nahan kekuatannya hingga membuat Srikandi merintih kesakitan.
“Kemana saja kau hingga pulang sampai larut begini?!” Suaminya berteriak dengan nada menggelegar, membuat Srikandi hampir terlompat karena terkejut. Dipandangnya Mas Arjuna dengan tatapan mata tidak percaya.
Benarkah yang berada di depannya itu adalah suaminya? Benarkah yang berada di depannya itu adalah Mas Arjuna yang penuh senyum dan selalu bersikap penuh kasih kepada dirinya?
Srikandi berusaha menyentuhkan jari mungilnya ke tangan suaminya yang lepas kendali, memohonkan kelembutan hati untuk dirinya sendiri,
“Mas… tolong lepaskan mas, sakit…” ucapnya dengan suara bergetar, menahan takut bercampur air mata.
Sayangnya permohonannya itu tak bersambut, lelaki di depannya yang telah berubah menjadi monster menyeramkan malah semakin mempererat cengkeramannya, tidak mempedulikan teriakan kesakitan Srikandi.
Dan malam itu, untuk kali pertama, Srikandi merasakan secara langsung seperti apa sosok suaminya yang sebenarnya, dia diseret ke ranjang, dijambak, ditampar, dipukuli tanpa belas kasihan, hingga keesokan paginya seluruh tubuhnya terasa sakit, meningggalkan lebam-lebam menguning yang sebentar lagi akan berubah menjadi biru gelap yang menyiksa.
Sejak saat itu, Mas Arjuna tidak pernah lagi bersandiwara di dalam rumah. Kapanpun Srikandi tidak bisa memuaskan apa yang dia mau, Srikandi akan menerima satu sampai puluhan lebam setiap saat. Jumlah lebam yang diterimanya tergantung seberapa marah Mas Arjuna kepadanya.
Pernikahan itu berubah menjadi seperti neraka, menyiksa batin dan merusak jiwa.
Tetapi Srikandi bertahan. Karena dia seorang perempuan.
Apa kata orang kalau dia menjadi janda di usianya yang masih begitu muda? Belum lagi betapa malunya kedua orang tuanya ketika pada akhirnya dia pulang ke rumah dan meninggalkan rumah tangga yang hancur di belakangnya? Apa kata keluarga besarnya yang notabene masih keturunan ningrat? Apa kata tetangga?
Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat Srikandi tidak berani melepaskan diri dari jerat rumah tangga yang penuh kekerasan ini. Pada akhirnya dia terpuruk, pasrah dan menjadi perempuan lemah tanpa daya, terus diam sementara suaminya menjadi semakin parah seiring berlalunya waktu.
Mas Arjuna telah merenggut bukan hanya harga dirinya sebagai seorang istri, tetapi juga kemerdekaannya sebagai seorang wanita. Lelaki itu memaksa Srikandi dengan ancaman supaya dia keluar dari pekerjaannya. Srikandi yang tak berdaya tidak mampu lagi melawan dan menuruti permintaan egois Mas Arjuna.
Dia menyerahkan kemerdekaannya sebagai perempuan karir kemudian tinggal di dalam rumah, melayani suami tanpa kebebasan, dikurung dalam ancaman dan selalu bersedia menjadi samsak tinju suaminya ketika lelaki itu membutuhkan pelampiasan.
Tapi itu semua adalah dirinya yang dulu.
Srikandi melepaskan diri dari kenangan masa lampaunya yang mengerikan dan kembali ke masa kini. Tanpa sadar air mata telah bercucuran di pipinya. Dihelanya napas panjang, sambil sekali lagi mengusap air mata.
Seluruh pakaian yang hendak dibawanya telah masuk ke dalam koper. Diamatinya pakaian-pakaian itu dan kesedihan bercampur tekad bulat mulai bergolak di dalam jiwanya.
Dirinya yang sekarang adalah Srikandi yang merdeka, Srikandi yang berani menentang tirani suaminya dan bertekad untuk berjuang di bawah kakinya sendiri.
Titik balik kepasrahan Srikandi yang berubah menjadi perlawanan adalah ketika dia menerima tendangan Mas Arjuna di perutnya, yang ternyata mengakibatkan pendarahan dan menggugurkan janin kecil yang telah dia kandung tanpa dia sadari.
Mas Arjuna boleh saja melukai tubuhnya, tetapi ketika lelaki itu melukai calon anaknya, insting keibuannya langsung menggeliat dari tidur panjang, membuka mata dan bangkit dengan kekuatan penuh untuk melawan.
Seorang ibu tidak akan pasrah dan membiarkan anak-anak masa depannya tumbuh di dalam rumah tangga yang penuh dengan kekerasan dan neraka. Kesakitan yang Srikandi tanggung ketika keguguran, sudah pasti tidak sesakit ketika dia membayangkan anak-anaknya nanti akan menanggung ketakutan dan luka yang sama seperti yang ditanggungnya sampai saat ini.
Pemikiran itu pada akhirnya berhasil menyulut semangat Srikandi untuk bangkit dan menguatkan tekad supaya bisa lepas dari cengkeraman Mas Arjuna.
Sudah cukup lima tahun dia bertahan dalam pernikahan ini, menjadi sosok yang selalu pasrah dalam doa, sementara lelaki yang didoakannya tidak pernah berusaha untuk berubah malahan menjadi semakin parah.
Jadi, ketika Srikandi menerima pukulan suaminya yang memang sudah biasa diterimanya, dia langsung memeriksakan dirinya ke rumah sakit supaya bisa mendapatkan hasil catatan kesehatan tentang kondisi tubuhnya secara terperinci setelah dipukuli oleh suaminya sendiri, tidak lupa dia juga mengambil foto luka dan lebamnya, dan dengan cerdik dia juga telah memasang kamera di rumahnya sendiri untuk merekam diam-diam sebagai bukti nyata bahwa dia telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga oleh suaminya sendiri.
Berkas asli catatan kesehatan, foto dan hasil rekaman kejadian sudah dia simpan di tempat yang aman. Dititipkan pada seorang dokter yang bersimpati setelah melihat luka dan lebam yang Srikandi tanggung di sekujur tubuhnya.
Mengingat data-data berisi bukti itu membuat Srikandi melirik ke arah amplop cokelat berisi salinan seluruh data berikut sebuah surat yang dia tinggalkan untuk Mas Arjuna.
Srikandi telah memilih jalannya. Dia akan menjadi Srikandi yang merdeka, lepas dari doktrin perempuan lemah yang hanya diam dan pasrah di bawah kuasa suaminya yang kejam. Srikandi yang sekarang adalah perempuan yang akan berjuang untuk memperoleh haknya, hak sebagai manusia, hak sebagai perempuan, hak untuk dicintai dan hak untuk berbahagia.
Dirapikannya jilbab putih yang membungkus kepalanya, dikenakannya jaket tipis untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin di luar. Pagi ini gelap teriring mendung, sementara hujan rintik-rintik mulai terjun membasahi bumi. Suasana mendung ini seolah berempati kepada hatinya yang mendung karena memilih langkah ini. Sebuah langkah besar yang akan memutar balikkan kehidupan yang pernah dia susun dalam mimpinya sebagai perempuan naif ke arah yang berlawanan.
Srikandi berdiri, membawa koper pakaiannya dan hendak melangkah keluar kamar. Matanya sekali lagi melirik ke arah amplop cokelat yang diletakkannya di atas ranjang putih, tampak kontras di sana.
Mas Arjuna pasti akan melihatnya ketika dia pulang kerja nanti dan semoga lelaki itu memahami, bahwa meski sekarang Srikandi telah menjadi istri yang durhaka karena meninggalkan suaminya, Srikandi harus mengambil keputusan ini demi kemerdekaannya sebagai seorang perempuan, sebagai seorang istri yang seharusnya dicintai dan dihargai oleh suaminya.
Srikandi sudah merdeka. Dia akan pergi. Dia akan berjuang sendiri dan membiarkan masa depan yang entah seperti apa, memeluknya nanti.
Tamat
-
16 Agustus 2016 pada 7:49 pm #98116NolanDzetaPeserta
MERDEKAAAA :aaaKaboor
-
16 Agustus 2016 pada 8:09 pm #98119RositaAmalaniPeserta
Ceritanya bagus bgt aku iri bisa buat narasi panjang dan nggak bosenin jg scenenya tergambar dengan jelas.
Ada versi panjangnnya nggak Srikandi? pengen tahu kehidupannya setelah pergi meninggalkan suaminya. Ehh si suami minta kena mutilasi kayaknya, wanita kl hilang kesabaran bisa menjadi sangat kuat dan berinsting tajam untuk melindungi dirinya sendiri. merdeka srikandi cayoooo :lompattali :lompattali
-
16 Agustus 2016 pada 9:08 pm #98129dianisahModerator
Huaaa..
Pengen baca versi lengkapnyaaaa kak au… :YYYTERHARU :xxxManja
Emosinya tergambar jelas, narasinya mudah dicerna dengan bahasa yang ringan. Sukaa :xxxInLove :YYYNGEBET
-
17 Agustus 2016 pada 7:40 am #98229ias1610Peserta
Wow…wow…wow….baca ini seperti melihat cerita fiksi yang realistis :YYYPATAHHATI
-
17 Agustus 2016 pada 8:08 pm #98472nindy89Peserta
MERDEKA !! :xxxSuperhero
-
18 Agustus 2016 pada 12:41 pm #98688ceptybrownPeserta
Kereeennn ah thooor kereeenn cap cayyyy pokoknya ga bisa omnong lagiiii huhuhu
-
18 Agustus 2016 pada 1:29 pm #98701yoonnee88Peserta
KERENNNN ;YYYYUHUI
Ayooo srikandi jgn diem aza dizhalimi suami sendiri , kamu hrs berjuang demi kehagiaan dirimu sendiri :AZHURA
MERDEKAAA ;YYYYUHUI
-
20 Agustus 2016 pada 1:28 pm #99598farahzamani5Peserta
Haii ka
Baca cerita ini bnr2 ga sadar tau2 udah di akhir aja hihi
Cerita ny singkat,padat dan jelas, di jabarkan dngn lengkap sehingga kita tau knp si istri mau ‘merdeka’
Bnr2 mengalir kyk air, yg tanpa sadar tau2 sdh sampai aja tu air di laut
Sebagai istri, sdh bukan zaman ny takut sama suami kejam kyk cerita di atas
Wanita/istri itu harus kuat, mandiri dan berani
Sudah kewajiban istri untuk taat kpd suami, tp suaminy jg yg taat sma Tuhan krna jika suami bnr2 taat sma Tuhan, tentu dia akan sayang sma istri nya
klo suami kyk cerita di atas mah itu wajib ditinggalkan
Krna ini cerpen, ya cerita ny berakhir sampai disini aja kan ya ka, tp saya dan yg lainnya akan dngn senang hati membaca kelanjutan cerita di atas hihi
Mga ka @author3 lanjutin ceritany
Aminnnnn -
20 Agustus 2016 pada 2:39 pm #99609famelovendaModerator
Bagusss bangeet, kak. Dan perasaan yang dirasakan oleh srikandi seperti bisa aku rasakan.
Penasaran kelankutannya, akan kah sang Arjuna berubah atau malah makin murka? -
23 Agustus 2016 pada 10:07 pm #101589tsalisparkModerator
it’s hurt so baaadddd :PEDIHH :PEDIHH :PEDIHH
di sini aku sedih ketika perempuan diinjak injak harga dirinya, perempuan disakiti kayak di cerita ini mba srikandi. laki-laki macam apa yang melayangkan pukulan pada perempuan :BANTING! :BANTING!
kalo aku jadi srikandi mungkin detik dimana dapet pukulan, aku bakal bales yang sama :CURIGAH
perempuan punya hak, perempuan punya kebebasan, jangan pandang sebelah mata wanita. huweee emosiku naik turun di cerita ini. authooorrr sip bangettttttt :kehilangan
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.