Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Kepenulisan › (DIRGAHAYU-RI) SIRCUIT LOVE
- This topic has 12 balasan, 7 suara, and was last updated 8 years, 4 months yang lalu by Asrafnurana.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
18 Agustus 2016 pada 11:13 pm #98892AsrafnuranaPeserta
Author : AsrafNuraNa
Genre : Romance
#LombaCerpen
“Kamu sih nggak mau berjuang, cuma bisa nangis begitu. Kapan coba dia bisa tahu dan mengenal kamu ?” Luby menceramahiku ketika kami bertemu disebuah Cafe yang sering kami kunjungi.
“Hiks, aku tidak punya keberanian seperti para wanita di luar sana Luby. Aku hanya seorang gadis biasa bernama Qiana Mahabhatika yang mengagumi pembalap nasional Faisal Syahrial Dharma. Kamu tahu persis bagaimana aku hiks.” Ucapku terbata-bata kepada Luby sahabat terbaikku karena saat ini aku sedang menangisi nasibku yang selalu tidak baik mengenai cinta.
Cinta, sebuah kata yang selalu membuatku jatuh dan jatuh untuk kesekian kalinya. Nasibku selalu tidak baik ketika berpapasan dengan cinta, seolah takdir memang tidak ingin aku dan cinta bisa akur dan bisa bersama. Jangankan mencintai, pada titik dimana biji cinta ditanam “saat mengagumi” aku sudah tidak kuat untuk melanjutkannya karena nasibku tentangnya tidak baik. Aku selalu mundur teratur pada fase awal mencintai. Aku gadis yang selalu terbelenggu nasib cinta yang kurang baik.
“Lalu jika kamu menangis sampai matamu bengkak Faisal akan segera berpisah dengan kekasihnya dan berpaling padamu Qiana sayang ? Tidakkan ?” Luby selalu benar. “Kamu harus bangkit dan memperjuangkan cintamu Qiana, Indonesia merdeka sudah 71 tahun, cintamu kapan dimerdekakan ? Hatimu kapan dimerdekakan ?”
“Luby, aku takut jika akhirnya aku harus menggulung tikar lagi pada perjuanganku kali ini. Aku takut tidak berhasil lagi. Kamukan tahu, aku gadis biasa tidak cantik dan tidak seksi, tidak seperti kekasih Faisal yang cantiknya bak dewi Yunani.” Perlahan air mataku luruh kembali ketika teringat banyaknya barisan mantan kekasih dari Faisal yang cepat berganti dengan yang baru seperti layaknya jarum jam yang setiap menit selalu berganti menunjuk angka.
“Dengarkan aku Qiana, jika kamu tidak pernah mencoba untuk berjuang sampai akhir kamu tidak akan pernah sampai ke finish. Ingat itu.” Ucap Luby tegas.
Beberapa saat setelah itu aku dan Luby memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Aku selalu jalan kaki jika pergi ke Cafe ini karena jarak antara Cafe dan rumahku lumayan dekat.
Gerimis menemani perjalanan pulangku kali ini. Pikiranku berlari-lari kearah pembicaraanku bersama Luby beberapa saat yang lalu. Apa yang dikatakan Luby benar, jika aku tidak berjuang sampai akhir aku tidak akan pernah sampai di finish. Tapi…
‘BRAKKK !!!’
Suara benda bertabrakan yang amat keras mengejutkanku disusul dengan suara teriakan orang-orang disekitarku.
“Panggil ambulans ! Kecelakaan !” Teriakan dari salah satu orang terdengar sampai telingaku. Tanpa berifikir dua kali lagi aku melangkah menuju tempat yang sudah dikerumuni oleh orang banyak. Entah mengapa aku jadi penasaran dengan kecelakaan itu.
Aku menerobos masuk ke dalam kerumunan orang-orang yang melihat kecelakaan itu sampai aku berhasil berdiri dibarisan depan.
“Faisal !” Pekikku. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat korban kecelakaan bersimbah darah yang tergeletak tanpa pergerakan apapun, yang aku ketahui bahwa ia adalah Faisal. Faisal yang sama dengan Faisal yang aku kagumi, aku suka dan aku cintai diam-diam. Faisal Syahrial Dharma.
Aku langsung berlari ke arahnya tanpa menghiraukan himbauan dari orang-orang yang berada di sekitarku. Aku panik. Aku khawatir.
“Pak tolong panggilkan ambulance, tolong ! Selamatkan dia pak tolong.” Teriakku kepada orang-orang yang memandangiku. Tak kusadari air mata kembali membasahi pipiku. Tangis yang sama untuk orang sama tetapi pada keadaan yang berbeda.
…
Menunggu hal yang sangat mengkhawatirkan adalah hal yang paling aku benci. Sekarang aku berada di ruang tunggu IGD salah satu rumah sakit terdekat dari tempat kecelakaan sembari memegang ponsel Faisal.
Ponselnya tidak dikunci. Tetapi aku bingung harus menghubungi siapa, aku terlalu panik. Memegang ponsel saja tanganku masih bergetar hebat.
Dengan kekuatan seadanya aku membuka ponsel Faisal dan memanggil salah satu nomor yang terakhir ia hubungi. Aku menghubungi Sulung, yang aku ketahui adalah kakak Faisal.
Tidak berselang lama Sulung datang dengan wajah sama paniknya denganku.
“Kamu Qiana ? Yang menghubungiku ?” Tanyanya ketika ia berada di hadapanku.
“Iya Mas Sulung. Saya yang menghubungi anda.” Jawabku.
“Bagaimana keadaan Faisal ?” Tanyanya lagi.
“Faisal masih berada di dalam, dokter belum keluar untuk memberitahu saya. Kita tunggu dulu Mas.” Jawabku. Ia pun mengangguk kemudian duduk dikursi tunggu.
Tidak pernah terlintas dipikiranku bahkan dimimpiku akan bertatap muka langsung sedekat ini dengan kedua pembalap Nasional tampan yang selalu dijuluki ‘duo brother’. Faisal S.D 98 dan Sulung S.D 95 meskipun dalam keadaan penuh kekhawatiran.
“Terimakasih sudah membawa adikku ke rumah sakit. Terimakasih sudah menolongnya.” Ucapan terimakasih yang tulus dari Sulung.
“Sudah seharusnya saling tolong menolong.” Mungkin juga ini karena aku mencintainya.
Dokter yang menangani Faisal pun keluar dari ruang IGD sembari melepas sarung tangan yang penuh dengan warna merah yang sudah pasti adalah sisa-sisa dari darah Faisal.
“Bagaimana keadaan adik saya dokter ?” Sulung langsung menyambarkan pertanyaan kepada dokter yang aku ketahui bernama dokter Deva.
“Keadaanya baik-baik saja. Dia akan segera di pindahkan ke ruang rawat.”
“Ruang rawat kelas satu dokter.” Sambar Sulung lagi.
“Baik.” Jawab dokter Deva. “Anda keluarganya ?” Sulung mengangguk. “Bisa ikut saya ke ruangan saya ? Ada yang perlu saya sampaikan kepada anda.”
“Bisa dokter.”
“Mari.”
“Qiana, tolong jaga adikku sebentar saja. Aku akan segera kembali.” Ucap Sulung kepadaku.
“Baik Mas.”
…
Seperti yang dikatakan Sulung tadi, Faisal dipindahkan ke ruang rawat kelas satu yang super besar dan super mewah. Sayangnya Faisal belum sadarkan diri.
Ada banyak perban yang menempel ditubuhnya. Kepala, pergelangan tangan dan sikunya. Dia terlihat sangat tidak baik, tetapi disisi lain ia tetap terlihat tampan seperti saat memakai helm dan berlaga di sirkuit.
Aku menungguinya sembari duduk di kursi yang terletak tepat di samping ranjang rumah sakit.
Tiba-tiba saja jemari Faisal bergerak begitu juga kelopak matanya. Dan disaat itu juga jantungku serasa ingin melompat dari tempatnya karena berdetak sangat tidak wajar.
Ya Tuhan, kenapa aku bisa sebegini gugupnya berhadapan dengan Faisal. Tuhan, detakkan jantungku seperti jantung normal lainnya aku mohon.
Perlahan mata Faisal terbuka dan langsung terkejut ketika melihat keadaan sekitar terlebih saat ia melihatku.
“Kenapa kau ada di sini ?!” Tanyanya tiba-tiba dengan nada sedikit tinggi.
Bukannya menanyakan bagaimana ia bisa berakhir di rumah sakit malah bertanya kenapa aku ada di sini. Aneh.
“Anda me mengenal sa saya ?” Astaga, aku selalu gagu jika dibentak. Tidak langsung menjawab, Faisal sepertinya sedang berfikir keras untuk menjawab pertanyaanku. Padahal pertanyaanku kan tidak susah.
“Tidak ! Kenapa aku ada disini ?” Teriak Faisal kemudian.
“An anda mengalami kecelakaan, da da dan saya membawa anda ke ke sini untuk men mendapatkan pertolongan.” Jawabku dengan susah payah.
Faisal terdiam, tetapi matanya mengintari seluruh sudut yang ada di ruangan ini. Seperti sedang mencari sesuatu.
“Mana ponselku ?” Tanyanya dengan nada yang sama, nada bicara yang tidak direndahkan sama sekali.
“Pon ponsel anda dibawa sa sa saudara anda. Su Sulung.” Aku menjadi susah bicara karena Faisal selalu membentak-bentakku. Apakah dia tidak bisa memelankan suaranya?
“Kau menghubungi Sulung ?!!!” Nada bicara Faisal semakin tinggi. Entah itu pertanyaan atau sebuah bentuk protes.
“Ya dia menghubungiku Faisal.” Terdengar suara Sulung dari arah pintu. Aku bersyukur dia sudah datang. “Kau sangat beruntung bisa di tolong seorang wanita yang baik seperti Qiana. Karena ia sangat bertanggung jawab sampai ia terus menungguimu hingga kau sadar.”
“Kau darimana saja Kak ?” Nada bicara Faisal akhirnya direndahkan juga. Tidak pernah terfikirkan olehku Faisal mempunyai nada bicara yang amat tinggi, baru kali ini aku mengobrol dengannya dan mendapat bentakannya pula. Meskipun begitu kenapa rasaku kepadanya masih terpupuk
“Aku baru saja menemui dokter yang menanganimu.” Jawab Sulung dengan tenang.
“Apa yang dikatakan dokter Kak ?” Tanya Faisal.
“Kata dokter kau harus cuti balap terlebih dahulu karena tulang pergelangan tangan kananmu bermasalah.”
“Apa ?! Tidak mungkin. Dua minggu lagi aku harus mengikuti balap di sepang Kak kau tahu itu. Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan berharga itu.” Ucap Faisal. Ia sangat terpukul dengan pernyataan dari Sulung. Ya, aku tahu dua minggu lagi ia akan berangkat ke Malaysia untuk mengikuti ajang balap bergengsi se-Asia. Ajang balap yang selalu ia tunggu-tunggu.
“Kau harus cuti Faisal ! Kalau Papa tahu tentang ini, pasti beliau tidak akan mengijinkanmu juga.”
“Papa tidak akan tahu tentang ini. Aku tidak akan pulang dan dua minggu lagi aku akan tetap ikut balap apapun yang terjadi.” Keputusan final dari Faisal yang selalu tidak bisa diganggu gugat seperti keputusan juri-juri lomba diperayaan hari kemerdekaan.
“Lalu kau akan kemana ?” Tanya Sulung yang membuat Faisal terdiam.
Sepertinya kehadiranku di sini sudah tidak dibutuhkan lagi. Dan seharusnya aku harus pulang, sudah cukup tugasku untuk mengurusi Faisal hari ini. Entah ini akan berakhir di sini atau masih berlanjut, itu akan aku fikirkan di rumah nanti.
“Em, mas Sulung mas Faisal. Sebaiknya saya pamit pulang. Permisi.” Ucapku sambil berlalu menuju pintu.
“Tunggu !” Teriak Faisal yang berhasil membuatku terperanjat karena terkejut. Kenapa dia tidak bisa berbicara lembut seperti Sulung ? Aku baru tahu sekarang Faisal ini suka membentak, tetapi aku tetap cinta. Ya, aku kan bodoh. Aku segera berbalik agar ia tidak berteriak lagi.
“A ada apa ?”
“Aku akan tinggal bersamanya sementara Kak.” Ucap Faisal kepada Sulung.
Aku terbelalak mendengar ucapan Faisal yang tidak pernah ada diharapanku, karena aku tidak ingin berharap yang tidak pasti seperti tinggal bersama dengannya karena menurutku itu hal yang mustahil.
“Sementara ini aku akan menginap di rumahmu wahai wanita.” Faisal memperjelas ucapannya lagi dengan menyebutku dengan kata rumahmu dan wanita. Karena hanya aku wanita yang ada di ruangan ini.
“Apa ?!!” Hanya satu kata itu yang bisa aku sampaikan.
…
Hari pertama Faisal tinggak di rumahku. Ajaibnya Ibu dan Ayahku setuju-setuju saja jika Faisal tinggal di rumahku. Ibu dan Ayahku amatlah senang dengan kehadiran Faisal di tengah-tengah kami. Bagaimana tidak senang jika idola mereka tinggal seatap dengan mereka ? Ya, Ibu dan Ayahku sangat mengaggumi Faisal karena Faisal selalu mempesona disetiap kesempatan apalagi pada saat berlaga di sirkuit.
“Apa yang kau berikan dibubur ini Qiana?” Teriak Faisal setelah mencicipi sesendok bubur yang aku berikan kepadanya. Untung saja Ibu dan Ayahku sedang tidak ada di rumah sehingga tidak mendengar anaknya dibentak-bentak oleh idolanya.
“A aku tidak me me memberikan apapun dibubur itu.” Jangan bentak aku, aku akan susah berbicara karena itu.
“Kenapa kau selalu gagap Qiana ?” Faisal mengangkat satu alisnya sembari melihatku.
“Ka ka karena kamu selalu membentakku. A aku akan se selalu ga gagap jika dibentak.”
“Maafkan aku Qiana, aku tidak tahu hal itu. Maafkan aku.”
“Ti tidak apa-apa Fa Faisal.”
“Sekarang tenangkan dirimu.” Tiba-tiba Faisal mengenggam tanganku. Membuat aku langsung tidak bisa bergerak sama sekali. “Aku tidak akan membentakmu lagi. Maaf.” Ucap Faisal tulus.
“Kamu harus minum obat Faisal. Supaya cepat sembuh.” Aku membantu Faisal meminum obatnya. “Beristirahatlah. Aku akan kembali nanti sepulang kuliah.” Aku beranjak dari dudukku dan keluar dari kamar tamu yang digunakan Faisal.
“Qiana.” Panggil Faisal.
“Iya ?”
“Terimakasih.” Ucapnya tulus.
…
Dua minggu sudah berlalu, aku dan Faisal sekarang sudah sangat dekat. Kami melewati hari-hari berdua. Tepat hari ini Faisal akan berangkat ke Malaysia, untuk mengikuti balap di sepang. Dokter sudah menyatakan Faisal sudah sembuh dan bisa balap lagi karena aku merawatnya dengan baik.
Kini aku berdiri bersama tim balap Faisal di Paddock Area, menonton Faisal dari layar televisi yang ada di paddock area. Ini adalah lap terakhir dan Faisal berada di urutan kedua. Tadi Faisal berada digrid ke-7 dan sekarang ia berhasil memposisikan diri diurutan kedua.
Aku terus merapalkan doa untuk Faisal agar ia selamat sampai finish. Dan didetik-detik terakhir menuju finish Faisal berhasil menyusul rivalnya dan berhasil menjadi yang terdepan melewati garis finish.
Sorak-sorai pendukung Faisal pun terdengar riuh. Akupun bangga terhadapnya, dia selalu membuat orang-orang bangga.
Setelah menerima tropi juara di atas podium, Faisal langsung menghampiri aku dan Sulung di paddock area.
“Emas untuk Indonesia.” Ucap Sulung. “Selamat Brother.” Sulung memeluk Faisal yang masih berbalut wearpack.
“Thanks Kak.”
“Merdeka di sirkuit. Dan sekarang merdekakan hatimu juga.” Sulung tersenyum kepada Faisal lalu melirikku. Aku tidak mengerti mereka ini bermain kode apa. Tetapi Faisal langsung menghampiriku.
“Selamat ya.” Ucapku padanya.
“Terimakasih Qiana.” Balasnya. “Will you marry me Qiana?” aku tersentak mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Faisal.
“Mungkin ini terlalu cepat bagimu. Tapi sudah lama aku menunggu ini. Aku jatuh cinta kepadamu sejak pertama kali aku melihatmu saat aku melakukan selebrasi juara tiga tahun yang lalu. Sejak saat itu aku mencarimu, tetapi sangat sulit menemukanmu. Dan pada akhirnya Tuhan mempertemukanku denganmu. Aku melihatmu berjalan di bawah gerimis tanpa memperdulikan jalan lagi. Sehingga aku menabrak sebuah mobil. Ya kecelakaan itu karena aku melihatmu.”
Pernyataan mengejutkan dari Faisal membuatku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi akhirnya satu kalimat tanya berhasil aku luncurkan.
“Tapi bagaimana dengan kekasih-kekasihmu?”
“Kamu membuatku frustasi, sehingga aku berpikir pendek dengan berganti-ganti kekasih. Tapi sekarang aku sudah menemukanmu Qiana, aku tidak akan memikirkan kekasih-kekasihku karana sudaah ada kamu.” Jawabnya.
“Ya Faisal.”
“Lalu?”
“Lalu apa?”
“Will you marry me Qiana ?”
“Yes, I do.”
Dan akhirnya segala macam perjuanganku untuk bisa sampai di garis finish berhasil. Aku memperjuangkan kemerdekaan hatiku. Dan akhirnya hatiku dan cintakupun merdeka.
Aku mencintaimu Faisal.
Selesai..
-
19 Agustus 2016 pada 2:38 pm #99113LiyanmtlPeserta
ugghhh bang faisal gercep bgt yaah :YYYTERHARU
bapeerrr ini adek bang :xxxNgambek :YYYTERHARU
-
19 Agustus 2016 pada 3:03 pm #99126AsrafnuranaPeserta
:xxxAuthor2 :xxxAuthor2 @Liyanmtl dari banh Faisal hehe
-
20 Agustus 2016 pada 5:39 pm #99658yoonilee85Peserta
adeuh faisal, modusnya bisaan sampe ikut tinggal di rumah cewe.. :BAAAAAA
btw itu kl di rawat di kelas satu biasanya sekamar dua pasien. kl yg sendiri dan mewah kelas vip atau vvip..
-
20 Agustus 2016 pada 6:23 pm #99674AsrafnuranaPeserta
Astagaaaa, salah dongs aku @yoonilee85 yasalam, aku sihh rada2 ngeblank pas buat cerpennya. Makasih kak udah dikasih tau :MAWARR
-
20 Agustus 2016 pada 7:54 pm #99706hujanpetirPeserta
dilamar pembalap ganteng euyy :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU :TERHARUBIRU
-
20 Agustus 2016 pada 8:04 pm #99711AsrafnuranaPeserta
Iya kak @hujanpetir seperti apa yang diharapan penulisnya di dunia nyata cia cia cia :BAAAAAA
-
24 Agustus 2016 pada 7:39 pm #101930tsalisparkModerator
awwwwwwwwwwwwwwwwwwwww so sweeettttt. yes i do faisal, marry me please now. *eh hahahaha.
happy ending, sukaaaaa heartwarming banget :inlovebabe
dari gaya bahasa, santai, enak dibaca hihihihi. tapi aku nemu beberapa kata kurang sesuai.
berfikir=> berpikir , terfikirkan => terpikirkan, dibubur => di bubur, memposisikan => memosisikan
sama waktu percakapan dokter menurutku kurang efektif.” bisa ikut saya ke ruangan saya”. mungkin saya yang pertama bisa dihilangkan. jadi “bisa ikut ke ruangan saya?”
buut overall bagusss, ceritanya menarikk, gemesss. faisal boleh aku bawa pulang? hihihi
keep writing ayeee :PELUKRINDU
-
24 Agustus 2016 pada 9:59 pm #102049AsrafnuranaPeserta
Uluhh uluhh kak @tsalispark
Terimakasih sebelumnya sudah mengingatkan hehe. Tambahan ilmunya bermanfaat banget.
Maaf sekali tulisannya banyak typo dan nggak beraturan hehe. Maklum adik masih amatir kak hehe.
Boleh boleh kak. Tapi hati-hati ntar dibentak-bentak wkwkw.
Thanks kakak muuachh hehe
-
24 Agustus 2016 pada 10:23 pm #102054famelovendaModerator
Wahai wanitaaaaaa…. Ternyata cintamu tak bertepuk sebelah tangan. Horeeeeeee :LONCAT
HIihi aku ketawa pas baca bagian ini, lucu. Jadi kayak ada hiburan gitu saat lagi tegang2nya. Aku suka ceritanyaa…. :KISSYOU
-
24 Agustus 2016 pada 11:11 pm #102058AsrafnuranaPeserta
Terimakasih kakak @famelovenda :cintakamumuach mumumumuaaachhh
-
27 Agustus 2016 pada 11:24 pm #103114farahzamani5Peserta
Aihhh senangnya, ternyata Faisal jg cinta ama Qiana, beuhh usaha ny faisal dah ah patut diacungi jempol hihi
Ok semangat trs ya nulisny
Semangat semangat semangat -
28 Agustus 2016 pada 5:23 am #103161AsrafnuranaPeserta
<p style=”text-align: center;”>Terimakasih @farahzamani5 . Kamu semangat jugaa :NGEBETT :MAWARR</p>
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.